Bismillahirrahmanirrahiim…
Salam Sejahtera Bagi Seluruh Alam,
Puji dan syukur hanya kepada Allah Pemilik Seluruh Nikmat. Shalawat dan salam yang setulus-tulusnya semoga senantiasa tercurah atas Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW, bagi keluarga dan sahabatnya yang mulia serta para pengikutnya yang setia sampai akhir jaman.
Sahabat Pembaca Blog Yang Setia…
Semua apa yang diciptakan oleh Allah di dunia ini, apapun itu, tak ada sesuatupun yang sia-sia. Termasuk rasa marah. Asal tepat penerapannya. Sebagaimana syahwat. Apakah itu buruk ? Apakah itu tidak ada manfaatnya ? Oh tentu saja ada. Jika tak ada syahwat tentu tak akan lahir seorangpun didunia ini kecuali atas kehendakNya seperti lahirnya Nabi Adam As, dan lahirnya Nabi Isa As, yang lahirnya atas Kun FayakunNya Allah SWT, tanpa melalui hubungan suami isteri.
Rasa marahpun sebagaimana syahwat, penerapannya haruslah tepat. Kalau syahwat syah boleh dilakukan setelah pasangan sejoli menjadi suami isteri melalui akad nikah yang lazimnya dilaksanakan oleh penghulu, maka rasa marah boleh dilakukan untuk pelanggaran-pelanggaran kehidupan yang memang harus diperingatkan agar kembali ke jalan yang lurus.
Apakah rasa marah harus selalu dilakukan dengan memaki-maki, membentak-bentak dengan kasar ? Tidak bukan ? Semua manusia selalu dilengkapi dengan rasa marah oleh Allah SWT. Dan rasa marah ini harus dikendalikan agar tidak menjadi suatu kemarahan yang liar. Kemarahan yang liar adalah kemarahan yang membabibuta tanpa penalaran lagi. Kemarahan yang mudhlarat (merugikan) bukan kemarahan yang maslahat (manfaat).
Justru kemarahan ini harus bisa kita kendalikan agar tidak terbalik justru kitalah yang dikendalikan oleh rasa marah kita.
Seseorang jika dirinya sudah dikendalikan oleh rasa marahnya, maka ia akan menjadi egoistis. Mau menangnya sendiri dan sama sekali tak mau mendengarkan pendapat atau masukan dari orang lain. Manusia yang berkarakter semacam ini akan menjadi manusia yang sulit dan menyulitkan didalam pergaulannya. Ia akan menjadi manusia yang otoriter atau sewenang-wenang dilingkungannya.
Lalu apa hubungan mudah marah dan penyakit asam lambung ?
Orang jika sedang marah, sudah pasti darahnya naik, pikirannya menjadi tegang, seperti halnya orang yang sedang stress pikirannya pasti tegang. Ketegangan fikiran ini, akan memicu meningkatnya kadar asam lambung. Jika kadar asam lambung ini meningkat, maka akan bisa mengikis mukosa pelapis dinding lambung.
Makin sering marah, makin sering tegang pikirannya, maka kadar asam lambung juga akan semakin sering terjadi, sehingga pelan namun pasti, maka sedikit demi sedikit mukosa lambung akan aus, terkikis dan mulailah terbentuknya sakit asam lambung yang sering dinamakan sakit maag.
Proses ini memang tidak sebentar terjadinya. Bisa jadi bertahun-tahun. Oleh karena itu jangan kaget jika tanpa riwayat maag, banyak orang sering terserang GERD, asam lambung yang luber keluar dari lambung.
Dan biasanya, GERD yang disebabkan oleh stress, oleh ketegangan pikiran, bukan didahului dengan riwayat maag sebelumnya, ditandai dengan lambungnya tak bermasalah atau uluhatinya tidak sakit, tak sering lapar, keluhannya biasanya ada pada seputar dada, pernafasan, tenggorokan dan daerah kepala, dan jika yang terkena gerd itu sebelah bawah ya pada bagian usus. Usus, dada dan tenggorokan sering terasa panas.
Gerd yang semacam ini jauh lebih sulit dan lama pengobatannya daripada GERD yang didahului dengan riwayat maag terlebih dahulu.
Gerd yang didahului dengan maag terlebih dahulu biasanya keluhannya cepat lapar, uluhati sakit, dan sekitar perut hanya kadang-kadang saja sakitnya.
Lalu bagaimana cara mengatasi agar kita itu menjadi orang sabar yang tak gampang marah ? sehingga bisa terhindar dari sakit maag ?
Untuk menjadi orang yang sabar yang tak gampang marah itu bukan hal yang mudah. Itu melalui proses waktu yang panjang. Melalui ujian dulu setahap demi setahap. Dari ujian kesabaran yang paling sederhana hingga tahapan ujian kesabaran yang sangaaaat beraaaat.
Sebagaimana proses belajarnya anak sekolah. Dari PAUD hingga S3, semuanya melalui tahapan. Tidak tiba-tiba bisa dan tanpa melalui proses.
Apakah ada, sekolah, misalnya SMA, yang begitu kita membayar seluruh biayanya dan telah lunas, kita lalu diberinya materi pelajaran dari kelas 1 hingga materi ujian seketika itu lalu kita bawa pulang dan kita pelajari sendiri di rumah?
Jika demikian, mampukah kita menjadi siswa SMA sebagaimana siswa SMA yang lain,yang tiap hari masuk, mengikuti pelajaran setahap demi setahap, mengikuti pelatihan atau arahan guru-guru pada pelajaran ekstra kulikuler yang diselenggarakan oleh sekolah ?
Kira-kira jika diadu, akan lebih unggul yang manakah hasil akhir dari siswa yang membawa segepok materi kurikulum kerumah, ataukah yang tiap hari masuk sekolah dan menerima semua materinya secara step by step ?
Tentu akan jauh lebih unggul siswa yang setiap hari masuk sekolah. Tiap hari siswa yang masuk sekolah ini akan menerima tambahan penjelasan dari guru, tentang materi dari kurikulum yang ada. Juga banyak penjelasan tambahan yang tidak tercantum dalam materi kurikulum yang ada didalam buku.
Untuk pergi ke sekolahpun memerlukan perjuangan yang berat. Tak bisa absen kecuali sakit. Harus mengerjakan tugas-tugas. Mengerjakan PR. Mengerjakan Ulangan, Test, Ujian dan lain sebagainya. Dan terakhir, menjelang Ujian Akhir, harus menumpuk Tugas Akhir semacam Skripsi.
Untuk menjadi orang yang sabar yang tidak gampang marahpun demikian juga.
Materi yang diberikan oleh Allah SWT. setahap demi setahap, sebagaimana anak sekolah. Materi yang diberikan oleh Allah ya berupa apapun yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari kita.
Tak usah kita berlatih sabar keluar rumah. Didalam rumahpun banyak pelajaran yang Allah hamparkan didepan mata kita sehari-hari. Dari mulai urusan bersih-bersih rumah, mencuci baju, mencuci piring, belanja, melayani suami, ngurus anak-anak, itu adalah ujian untuk melatih kesabaran kita dalam hidup ini.
Demikian pula, yang berhubungan dengan luar rumah. Urusan kumpulan PKK, urusan pengajian Ibu-Ibu, Yasinan Bapak-Bapak, urusan kantor jika kita seorang karyawan, urusan bisnis jika kita pebisnis, urusan organisasi jika kita seorang organisator, sampai urusan politik jika kita politikus. Semuanya sudah dihamparkan oleh Allah dengan sangat komplitnya. Semua kisi-kisi problemnya pada tiap-tiap manusia adalah sama, hanya warna dan saatnya yang berbeda satu sama lain.
Nah di semua peri kehidupan sebenarnya merupakan lahan yang sangat bagus untuk kita berlatih bagi kesabaran kita. Mudahkah menjalani latihan untuk menjadi orang sabar ? Oh tidak ! Berat dan super berat !
Padahal orang yang sabar adalah orang yang akan dikasihi oleh Allah ! Enak dong jika semua orang dengan mudah bisa menjadi orang sabar. Tentu dunia ini akan penuh dengan tentram damai. Tak ada perang, tak ada sengketa politik, tak ada perebutan kekuasaan. Damai ! Damai ! Dan Damai !
Jika kalian sudah merasakan tak ngaruh dihina orang, tak sedih diremehkan orang, tak marah diperlakukan tidak adil oleh seseorang. Nah sudah bisa dipastikan sudah ada taman surga didalam hati sanubari kalian. Hidup kalian dapat dipastikan kehidupan yang tenang, tak penuh pergolakan, kegelisahan, kepanikan, dan sebagainya.
Dan jika kalian sudah mencapai tahapan ini, kalianpun tak bakal bangga jika dipuji orang, tak bakal sedih jika kalian berjasa kepada orang lain namun tak ada ucapan terima kasih untuk kalian. Dan jika kalian sudah pada tahapan ini, kalian pasti akan merasa punya uang dan tidak punya uang sama saja rasanya.
Karena kesabaran yang sesungguhnya adalah penyerahan diri secara mutlak kepada Kehendak Allah SWT. Ridho dengan apapun yang menjadi RidhoNya.
Orang yang sudah mencapai tingkat kesabaran yang sempurna adalah yang sudah bisa merasakan hanya ada antara aku dan Engkau, antara aku dan Allah SWT. Sang Maha Pencipta. Yang lainnya hanyalah sebagai pelengkap yang dihadirkan oleh Allah agar kita semua bisa kembali menjadi hamba yang tenang, yang sudah tak bergeming oleh hiruk pikuknya dunia fana ini.
Kiblatnya hanya satu Allah Ta’ala. Itulah yang disebut sebagai la ilaha illallah, tiada Tuhan selain Allah !
Jika kita sudah bisa berkiblat hanya kepada Allah Ta’ala, bisa melakukan la ilaha illallah, tiada Tuhan kecuali Allah, insya Allah kita bisa cepat menjadi orang yang sabar, karena semuanya selalu akan kita kembalikan lagi kepada Allah Ta’ala semata.
Sabar erat sekali hubungannya dengan ikhlas. Dan ikhlas erat sekali hubungannya dengan tawakkal. Jarang orang yang sabar tidak mempunyai karakter yang ikhlas, sedangkan jarang pula orang yang sudah ikhlas tidak tawakkal kepada Allah SWT.
Di dalam Al Qu’an sudah difirmankan oleh Allah SWT bahwa :”Berdoalah dengan sabar dan shalat”. Nah sudah sangat jelas bukan, sabar dan shalat adalah 2 hal yang sangat penting untuk terkabulnya sebuah doa.
Doa untuk memohon kesembuhan misalnya, hanya dengan sabar saja tanpa shalat, belumlah sempurna. Barangkali saja tidak akan mudah dikabulkan oleh Allah. Karena tidak shalat. Demikian juga hanya shalat dengan khusuk, namun tidak disertai sabar yang istikhomah atau rutin ya sama saja !
Tidak sabar kepada suami, tidak sabar kepada anak, tidak sabar kepada pembantu rumah tangga, tidak sabar kepada dokter yang merawatnya. Ada kok pasien yang suka membentak-bentak dokter atau perawat dirumah sakit, mentang-mentang ia banyak duitnya.
Tidak sabar minum obat, terlalu banyak mengeluh obat ini tidak cocoklah, obat itu tidak cocoklah, dan ujung-ujungnya juga memaki-maki kepada penjual obatnya atau pemilik pabriknya, padahal penjual dan pemilik pabrik obat tersebut, menjual obat itu juga dalam rangka ikhtiyar mencari hidup ?
Jadi kalau dipikir-pikir hidup ini betapa rumitnya. Karena satu dengan lainnya selalu ada kaitannya. Apapun itu, baik keadaan maupun peristiwa. Sebagaimana rotasi peredaran bumi, bulan mengelilingi matahari, dengan gerak gravitasi bumi, terhadap manusia yang menghuninya, sejengkalpun tak ada yang tak berhubungan.
Shalat diperlukan untuk menyeimbangkan gerak micro dan macrocosmos dalam kehidupan ini. Jika ada satu orang Muslim saja meninggalkan shalat satu kali, sudah mampu mengguncangkan rotasi bumi kearah kehancuran. Lalu jika ada banyak orang Muslim yang tak menjalani shalat, makin banyak pula terjadi guncangan-guncangan bumi kearah kehancuran.
Tak banyak orang yang tahu akan hal ini. Maka masih banyak orang Muslim yang dengan entengnya meninggalkan shalatnya. Sepertinya tak ngaruh shalat dan tidak shalat dalam hidup ini ?
Kesialan, nasib buruk, sakit penyakit, banyak hutang, anak tidak lulus ujian, kasus narkoba, anak nakal, tidak naik-naik pangkat dikantor, difitnah orang, memangnya salah siapa ? Salah kita sendirilah. Karena kita tidak shalat dan bahkan telah meninggalkan shalat. Shalat adalah sesuatu yang sangat MUTLAK penting bagi kehidupan Muslim, oleh karenanya, mengapa amal yang dihisab pertama kali di akherat adalah amalan shalat.
Diterimanya seluruh amalan kebaikan kita didunia ini, tergantung baik buruknya shalat kita. Nah kalau kita tidak shalat ? Bagaimana nasib seluruh amal kebaikan kita yang kita lakukan didunia ini ? Padahal hanya 3 hal dari dunia ini yang bisa kita bawa sampai ke alam akherat : 1). Anak yang sholeh, 2). Ilmu yang bermanfaat, dan 3). Shodaqoh jariyah.
Nah bagaimana ketiganya akan bisa diterima dengan baik disisi Allah ? Hanya ada satu perkara, adalah jika shalatnya juga bagus. Shalat yang tidak lalai. Karena sholat yang lalaipun hukumnya adalah neraka weil. Waduh waduh repot amat yah untuk masuk surga ?...bagaimana dong agar kita bisa masuk surga ?
Sampai saat ini, jujur, saya tak pernah mencari pahala, saya tak pernah memimpikan surga karena teramat jauhnya surga dari impian saya, dan tak pernah membayangkan betapa panasnya api neraka karena disinilah selayaknya saya tinggal karena dosa-dosa yang setiap detik saya lakukan durhaka kepada Allah. Saya hanya terus memburu Allah ! Allah ! dan Allah ! memburu ampunanNya dan memburu RidhoNya.
Sehingga betapa kerasnya perjuangan hidup, terbuang kesana, terbuang kesini, tidur di terminal, menjadi zakarim, menjadi pembantu rumah tangga, hidup dalam pengasingan di pondok, sakit belasan tahun dengan penderitaan lahir batin yang luar biasa, tak pernah saya rasakan. Saya hanya ingin mencari Allah, merasakan pancaran CahayaNya, dan menikmatinya dalam kehidupan dunia hingga ke akherat nanti.
Alhamdulillah yang tiada tara, letih lesu saya dalam pencarian melewati perjalanan panjang, sudah ketemu jalannya. Tinggal menapakinya hingga sampai keujungnya. Allah Yang Maha Esa.
Oke kita lanjutkan ya obrolan kita.
Setelah hidup kita carut marut, terpuruk, hutang menggunung, bukannya yang dilakukan mendekatkan diri kembali kepada Allah, namun mencari jalan pintas. Solusi yang instan. Mendatangi dukun tukang sulap uang. Kertas disihir menjadi setumpuk uang ! Nah makin murkalah Allah Yang Maha Menyayangi. Yang Maha Mengampuni. Yang Maha Murah. Yang Maha Memiliki.
Sebenarnya Allah mau sayang, mau mengampuni dosa kita, mau memberi apa yang kita pinta, karena Ia Maha Memiliki, jika seseorang mau mendekat kepadaNya, memohon ampunanNya, meminta belas kasihanNya, meminta pertolonganNya…
E..yang terjadi justru sebaliknya. Maka sebaliknyalah yang terjadi pada kita, hidup makin terpuruk, makin sulit, makin jauh dari Allah dan RahmatNya, makin jauh dari ampunanNya, makin jauh dari pertolongan dan belas kasihanNya, sehingga hidup kita benar-benar seperti hidup enggan mati tak hendak.
Jika sudah seperti ini maka yang terlintas dalam benak hanya jalan pintas. Karena jalan yang biasa sepertinya sudah buntu untuknya.
Namun jika kita mau bersabar. Dan tahu bahwa Allah itu mempunyai sifat Maha Mengampuni. Maka sebesar gunungpun dosa kita, sehitam apapun warna dari dosa yang dilakukan oleh manusia, Ke Maha Pengampunan Allah itu masih jauh melebihi semua dosa dari seluruh manusia yang diciptakannya.
Alangkah bodohnya kita jika tak mau menggunakan kesempatan ini untuk bertaubat dengan tersungkur di HaribaanNya, memohon ampunanNya, memohon belas kasihanNya, dan memohon RahmatNya.
Jika kita mau membenahi segala keterpurukan hidup kita, mencairkan setiap problematika hidup kita HANYA cukup dengan sabar dan shalat… Subhanallah…Insya Allah…pelan namun pasti, satu persatu setiap benang kusut yang ada pada kita akan terurai ketemu ujung yang satu dengan lainnya.
Begitulah cara saya memahami kehidupan, belajar bersabar, sehingga mendapatkan pengalaman yang sangat berharga bisa sembuh dari sakit maag kronis, gerd dan anxyetas dari kematian yang rasanya hampir saja menjemput pagi siang maupun petang, sehingga pengalaman ini bisa saya bagikan kepada kalian semua.
Berdoalah dengan sabar dan shalat. Hindari marah, agar tidak sakit maag, atau agar sakit maag kalian cepat sembuh, tidak malah semakin parah. Sampai jumpa pada artikel mendatang. Semoga tetap manfaat !
Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Salam Penulis,
Niniek SS
Labels:
Pengetahuan,
Penyebab,
Tips
Thanks for reading Mudah Marah Pemicu Asam Lambung. Please share...!
0 Komentar untuk "Mudah Marah Pemicu Asam Lambung"