Bismillahirrahmanirrahiim…
Salam Sejahtera Bagi Seluruh Alam, Puji dan syukur hanya kepada Allah Pemilik Seluruh Nikmat. Shalawat dan salam yang setulus-tulusnya semoga senantiasa tercurah atas Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW, bagi keluarga dan sahabatnya yang mulia serta para pengikut Beliau yang setia sampai akhir jaman. Aamiin.
Pembaca Blog Yang Setia….yang dirundung sakit dan belum sembuh. Saya sangat terharu membaca sms dari teman-teman yang belum sembuh sakit maagnya namun sudah berusaha untuk menjalankan puasa.
“Bund, Ya Allah…dari pagi hingga siang tadi alhamdulillah perut untuk puasa tidak apa-apa bund, tapi ini sekarang setelah shalat ashar, perut kayak gak enak sekali rasanya bund, kayak laper yang menyengat gitu bund, aduuh apa yang harus saya lakukan bund?” begitu salah satu curhat teman maag.
Saya balas smsnya “Perutnya sakit gak ? Mual gak ? Gemetar gak ?” dari seberang ia membalas :”Gak sakit sih bund perutnya, gak mual juga, gemetar juga gak, cuma perut rasanya gak enak sekali, seperti dipepet dengan benda keras gitu loh bund”…
“Wah kalau itu sih dilanjut aja puasanya. Kompres lambungnya dengan air panas biar otot lambung tak mengalami kontraksi. Mudah-mudahan segera membaik ya dan bisa menyelesaikan puasa hari ini dengan baik” begitu anjuran saya.
Tentu setiap kita yang muslim ingin bagaimana caranya bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Termasuk kita yang sedang sakit maagpun ingin bisa berpuasa.
Ini Pengalaman saya Puasa Ketika masih Sakit Maag dulu.
Antara keinginan dan keragu-raguan benar-benar berpacu dalam benak. Ah puasa ah..sayang kalau gak puasa..siapa tahu tak bisa jumpa lagi dengan puasa Ramadhan yang akan datang. Begitu pikiran saya. Lha tapi, tak puasa saja perut setiap hari rasanya seperti itu, apalagi kalau untuk puasa ya ?
Dokter menganjurkan untuk tidak usah puasa dulu. Ah itu kan dokter, terkadang ambil praktisnya saja ! (Eh maaf ya pak dokter dan bu Dokter). Lain lagi saran Pak Kyai : Untuk puasa saja, puasa tuh bagus untuk sakit maag, malah bisa sembuh nanti maagnya. Apa iya ya ? Tapi logikanya benar juga tuh. Lambung yang kerjanya terlalu berat, sesekali memang harus diberi masa istirahat tidak menggiling, agar luka di lambung cepet sembuh. Apalagi Pak Kyainya yang bilang itu belum pernah sakit maag, jadi kloplah sarannya. Entheng !
Ah..gak tahulah yang bener yang mana, pikir saya. Orang yang sakit parah terlalu lama tak sembuh-sembuh memang seringkali pikirannya juga tak bisa sebening orang yang sehat. Dan ini fakta ! Jadi jangan tersinggung ya, jika saya mengatakan seperti itu. Saya dulu juga seperti itu kok. Hawanya mau kesinggung terus. Suruh melogika dengan baik tu tak bisa. Ya alhamdulillah masih bisa terkendali oleh iman, jadi tak gampang emosi atau marah-marah seperti yang lainnya.
Pokoknya niat puasa saja, bismillah. Niatnya untuk mencari Ridho Allah semata. Mendapatkan ampunannya. Mendapatkan karunia RahmatNya, syukur-syukur bisa mendapatkan karunia bisa terbebas dari api neraka kelak. Subhanallah.
Jadi tak ingat lagi nanti kalau kambuh, nanti kalau kejang, nanti kalau tak kuat untuk puasa. Yang teringat hanya janji Allah yang luar biasa yang ada di Bulan Ramdhan. Apalagi Allah tu tak pernah ingkar janji.
Waha…ketika sahur berusaha menando makan dan minum sebanyak-banyaknya…kayak unta di Arab sana, pikirnya agar persediaan di lambung seharian nanti tercukupi ha ha…sehingga tidak kambuh karena kelaparan…Astaghfirullahaladziim.
Tahukah teman ? Walhasil…Baru turun shalat subuh saja perut sudah sakit karena suduken (Jawa : Lambung penuh makanan)…Ya rasanya sakit. Tapi sakitnya bukan seperti sakitnya kambuh lambungnya. Sakitnya ya perut penuh aja. Untuk jalan, berdiri dan duduk serba salah. Dan terasa sangat sakit. Astaghfirullahaladziim.
Dalam keadaan tidak puasa, biasanya jika mengalami hal seperti ini (lambung sakit karena penuh makanan) maka lambung dikompres dengan air panas dalam botol, lalu lambung dibalur dengan minyak putih campur bawang merah yang dilembutkan saja sudah sembuh. Apalagi kalau minum air hangat serta agar-agar. Langsung bisa bab dan kencing banyak, sehingga perut langsung legaaa....karena penghuninya terkurangi bisa keluar.
Lha kalau puasa ? He he ya seharian terus sakit perutnya, begah tak karuan. Jadi tak bisa kerja apa-apa karena perut rasanya memang benar-benar tak enak. Jadinya kerjaannya cuma ngelihatin jam melulu kayak anak SD yang lagi latihan puasa. Menunggu-nunggu saatnya berbuka agar keluhannya bisa hilang dengan sekedar buka agar-agar.
Apalagi jika tiba saatnya sholat, waduh tersiksanya bukan buatan, untuk duduk sakit, apalagi untuk rukuk dan sujud, ketika lambung tertekuk. Uenak tenan rasane !
Itulah pengalaman ketika saya sakit maag dan tetap puasa. Utamanya karena ketika sahur, saya makan dan minum banyak-banyak, karena takut siangnya kalau laper bakal muncul sakit maagnya he he.
Makanya, usahakan jika sahur, makan dan minum secukupnya saja, sesuai dengan pola Menu Puasa yang sudah saya tulis sebelumnya LIHAT lagi DISINI. Yang penting walau porsinya kecil, nilai gizinya cukup untuk memenuhi kebutuhan puasa dalam sehari.
Yang nilai gizinya tinggi dan aman untuk sakit maag antara lain : Madu murni, buah kurma yang bagus, telor ayam kampung cari yang masih baru, sayur yang aman : labu siam sedang, kentang yang kulitnya TIDAK hijau yang mulus dan warnanya kuning, wortel yang dagingnya tebal, bayam cabut namun ambil daunnya saja tak usah dikutkan batangnya ketika masak. Buah hanya alpokat yang insya Allah aman untuk puasa, tapi membuatnya juice alpokat tak usah memakai gula dan susu, bahaya !
Lalu dulu, karena perut lapar, dan belum tahu bagaimana slahnya cara puasa bagi sakit maag. Begitu bunyi sirine nguing-nguing terdengar (Di kota saya Purworejo, jika saat berbuka telah tiba, maka dibunyikan sirine arahnya dari alun-alun besar kabupaten, entah yang sebenarnya dari mana asalnya, sehingga kedengaran dari keempat penjuru angin), langsung saja saya ambil minum berdoa ala kadarnya, dan minum dilanjutkan makan. Baru sholat maghrib dengan tertatih-tatih kekenyangan.
Astaghfirullahaladziim…malunya saya kepada Allah…jika ingat keburukan serta kebodohan masa lalu saya. Nah sejak itulah saya mulai merenung bagaimana mencari cara atau metode agar bisa puasa dengan aman, sholat dengan nyaman, meskipun sakit maag.
Waktu masih sakit saya hanya bisa puasa Ramadhan sehari puasa sehari tidak. Lha bagaimana ? Daripada tidak bisa puasa sama sekali ? Itupun sudah sangat bersyukur Alhamdulillah bisa puasa. Selama berhari hari saya merenung. Hasil renungan langsung saya praktekkan. Puasa lagi dengan menu serta pola makan yang selalu berbeda. Masih tetap salah-dan salah. Masih tetap sakit dan sakit.
Akhirnya hingga Ramadhan berakhir saya belum menemukan metode puasa serta menu yang paling pas untuk menjalankan puasa.
Saya tak patah semangat. Saya mencoba mempraktekkan dalam puasa Senin- Kamis hasil menu serta metode puasa renungan saya. Masih tetap juga gagal. Bahkan sering dalam puasa Senin atau Kamis gagal diujung jalan. Jam 9 atau 10 pagi perut meronta sakit sekali. Yah..terpaksa menyerah deh.
Lelah juga merenung masih gagal dan gagal terus. Akhirnya saya sungguh-sungguh memohon petunjuk Allah untuk urusan ini. Dengan dhuha 12 rakaat, memperbanyak baca istighfar dan sholawat.
Setelah itu,tiba-tiba saya ingat nasehat Kanjeng Nabi SAW. Makanlah ketika lapar, berhentilah sebelum kenyang. Saya renungkan kembali hal itu, meskipun dalam keadaan tidak puasa sudah selalu mempraktekkannya.
Nah kalau belum kenyang lalu berhenti makan pada saat berbuka, nanti tak memenuhi gizi dong ? Dan kalau berhentinya makan sebelum kenyang pada saat makan sahur, nanti laper dong siang harinya ? Pertentangan itu tetap masih bergejolak dalam benak. Namun saya ingin mencoba untuk menerapkannya sesuai petunjuk Rasulullah SAW.
Pada saat puasa Senin Kamis, maka menu keseharian dan kebiasaan makan tak ada yang saya rubah. Meskipun saat berbuka, saya berbuka dengan ala kadarnya. Minum air putih hangat, kurma 3 biji, lalu air kacang hijau tanpa ampasnya. Lalu cepat-cepat mengerjakan sholat seperti keseharian mencoba melakukannya diawal waktu.
Ternyata benar. Lambung terasa enak. Dan sholatpun tak ada masalah karena untuk rukuk, sujud dan duduk tahiyat perut tak terasa begah, jadi Alhamdulillah bisa sholat dengan tumakninnah.
Setelah itu baru beberapa saat kemudian makan nasi. Itupun hanya dengan satu lauk dan satu macam sayur sudah. Misal nasi lembek, dengan telur ayam kampung yang direbus dengan matang muda, lalu rebusan labu siam sedang yang hanya dipotong-potong memanjang beberapa iris saja.
Subhanallah dengan cara berbuka serta menu berbuka yang tidak rakus bisa menenangkan lambung ketika puasa saat sedang sakit maag.
Hal ini saya praktekkan berulang kali, dalam puasa Senin Kamis dan puasa-puasa sunnah yang lain.
Nah ketika puasa Ramadhan tiba, saya praktekkan metode puasa serta menu yang sudah saya jalankan sebelum Ramadhan tiba. Hanya polanya ditambah dengan lebih memilih yang bergizi daripada ragamnya makanan yang akan disantap. Sedikit tapi bergizi, jauh lebih baik daripada banyak ragamnya tapi sedikit gizinya.
Subhanallah, Alhamdulillah, setelah saya mempraktekkan menu Makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang, pada waktu puasa sekalipun, sangat banyak manfaatnya. Saya bisa berkali-kali menjalani puasa hingga full sebulan penuh tanpa hambatan yang berarti meskipun masih sakit maag.
Dan makan tak perlu mengada-ada. Seadanya saja. Kalau perlu, jika masih ada sisa lauk ketika berbuka puasa, mengapa untuk makan sahur masih masak lagi ? Hal ini siasat agar pada masa puasa Ramadhan kita tak perlu memubadhirkan makanan. Berdosa ! sementara diluar sana masih banyak saudara-saudara kita yang ketika berbuka puasa dan untuk makan sahur belum ada makanan yang siap dimakan.
Oleh karena itu jadikan bulan suci ini sebagai bulan interospeksi diri. Bulan untuk memohon ampunan. Dan bulan untuk belajar banyak bersyukur.
Semoga puasa kita berkenan di HadliratNya dan menjadi puasa yang penuh keberkahan. Yups…Selamat Menunaikannya yaa teman..
Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Salam Penulis,
Niniek SS
Labels:
EDISI SPESIAL,
Menu Puasa Bagi Sakit Maag Dan GERD
Thanks for reading Pengalaman Puasa Ketika Sakit Maag. Please share...!
0 Komentar untuk "Pengalaman Puasa Ketika Sakit Maag"