Bismillahirrahmanirrahiim…
Salam Sejahtera Bagi Seluruh Alam,
Puji dan syukur hanya kepada Allah Pemilik Seluruh Nikmat. Shalawat dan salam yang setulus-tulusnya semoga senantiasa tercurah atas Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW, bagi keluarga dan sahabatnya yang mulia serta para pengikut Beliau yang setia sampai akhir jaman. Aamiin.
Sahabat-sahbatku sakit maag dimanapun kalian berada.
Bagaimana kabar pagi ini ? Kliyengannya, mualnya, sakit uluhatinya, lemesnya, panas di perutnya atau di dadanya, atau sakit di tenggorokannya, atau penderitaan di sekujur tubuh kalian, apakah sudah banyak berkurang ? Apakah semalam kalian bisa tidur dengan baik ? Tanpa terbangun oleh sakit kalian ?
Sahabat-sahabatku. Kalian harus sabar yah ? Karena kunci dari kesembuhan kita hanyalah sabar…sabar dan sabar..Tidak ada kesembuhan yang bakal muncul tanpa sabar ! percayalah padaku. Dan kesabaran ini juga harus disertai dengan perjuangan. Untuk berjuang perlu juga pengurbanan.
Bukan hanya di medan perang melawan musuh atau penjajah saja kita harus berjuang dan berkurban. Penyakit juga harus diatasi dengan berjuang. Berjuang yang bagaimana ? Dengan sabar…sabar…dan sabar…
Saya sendiripun untuk sembuh dari sakit saya dulu, juga dengan berjuang. Berjuang dengan sungguh-sungguh melalui sabar dan ketekunan yang luar biasa. Mungkin jika saya tidak berjuang dengan sungguh-sungguh dengan sepenuh kesabaran, barangkali saja sampai sekarang ini saya juga belum diberi kesembuhan oleh Allah SWT.
Tentu kalian bilang, wah suruh sabar yang bagaimana lagi to Bu Niniek ? Lha wong kesabaran saya ini sudah diluar batas. Tapi kesabaran manusia kan ada batasnya ? He he..yang namanya sabar itu ya tak ada batasnya dong ! kalau masih berbatas, itu namanya belum sabar !
Maka jadilah kita manusia yang manusia. Manusia yang sempurna sebagaimana fitrah penciptaan manusia oleh Allah SWT. Bahwa manusia tuh diciptakan “lebih mulia” daripada malaikat. Jika manusia tu bisa mengalahkan nafsunya dengan baik. Sebagaimana dinasehatkan didalam agama Islam, bahwa musuh yang terbesar bukanlah musuh yang ada didalam medan peperangan, namun adalah musuh yang berselimut didalam dirimu sendiri.
Musuh itu adalah “nafsu” yang ada didalam diri kita, saking enaknya didalam diri kita karena setiap saat kita manjakan, makanya dengan santainya ia berselimut didalam diri kita. Ah amaaaaan..pikir si nafsu..
Jadilah manusia yang mulia. Manusia yang mampu mengalahkan “nafsu” yang ada didalam diri. Bukan manusia yang dikalahkan oleh “nafsu”, sehingga suka berbuat semau gue dan sewenang-wenang !
Jadilah manusia yang manusia. Manusia yang kembali ke fitrah. Suci seperti ketika dilahirkan. Sehingga, menjadi manusia yang lebih mulia daripada malaikat ! Gila apa, manusia kok harus melebihi malaekat ! Bisa ! Kalau mau ! dan buktinya telah dicontohkan oleh Kanjeng Nabi SAW. sendiri, dan para kekasih Allah yang lain.
Tetapi ini mungkin bahasan yang terlalu muluk untuk kita ya ? he he…tapi boleh kan kalau saya punya cita-cita untuk kesana ? Boleh doong…maksudnya menjadi seperti bayi kembali, hati dan pikirannya bersih tak ada sedikitpun kekotoran didalamnya. Apakah ada bayi yang berpikiran kotor ? Tak ada kan ?
Mengapa saya memimpikan menjadi bayi kembali ? Sebab, mengerikan sekali teman ! Diluar sana banyak manusia yang bermuka serigala ! Badannya manusia, tapi otaknya rakus ingin menggulung dunia, ingin menguasai apa saja dengan segala cara.
Sepertinya perutnya cukup besar untuk menelan semuanya, padahal yang mampu tertampung paling-paling hanya sepiring nasi, kalau kekenyangan sedikit saja ia akan muntah. Ya hanya sebanyak sepiring nasi itulah sebenarnya yang menjadi hak dirinya, mengapa ia mengumpulkan sesuatu dengan rakusnya ?
Sebab ia ingin memanjakan nafsunya ! memuaskan keinginan nafsunya. Nah luu ! Kalau mati semua itu tak dibawanya. Bahkan semua yang ditinggal bakal diminta pertanggungjawabannya. Ngeri sekali kan ?
Yuk kita kembali ke masalah Sabar Sebagai Kunci Kesembuhan.
Kelihatannya sepele ya masalah sabar ini, tapi super berat untuk melakukannya. Namun kita harus berjuang dengan sungguh-sungguh ! Yuk kita telaah satu persatu.
- Sabar Menahan Sakit. Sakit ini adalah karena diri kita sendiri. Sabar dong merasakannya. Salahkanlah diri sendiri mengapa kita bisa sakit. Marahlah kepada diri sendiri yang membuat kita sakit.
- Sabar Dalam Berdoa. Sakit ini ada penyembuhnya, adalah Allah SWT. Bersungguh-sungguhlah dalam berdoa mohon kesembuhan kepada Allah SWT.Sang Penyembuh. Baru sekali dua kali berdoa, sudah bosan, sudah mengeluh doanya tak dikabulkan. Ganti lagi dengan doa yang lain. Padahal jika kita sabar sedikit waktu lagi, Allah sudah hendak mengabulkan doa yang kita panjatkan. Dan saat doa kita dikabulkan oleh Allah SWT.kita sudah lupa bahwa kita sebelumnya pernah berdoa memohon sesuatu, sehingga kita lupa mensyukurinya. Itulah kita semua.
- Sabar Menahan Diri. Kita ni sedang sakit. Sedang tak bisa ngapa-ngapain. Sedang tak bisa bangun. Sedang tak bisa jalan. Apa-apa sedang butuh bantuan orang lain. Mungkin bantuan suami, mungkin anak, mungkin pembantu, mungkin orang tua, saudara, ataupun tetangga.
- Nah sabar menahan diri dong. Kalau minta tolong jangan seperti komandan memerintah prajurit harus siap grak ! Kita harus sabar, mereka juga punya kepentingan. Bukan hanya mengurus kita yang sakit semata. Tentu mereka berusaha membagi waktu mereka, untuk memenuhi kepentingannya dan untuk mengurus kita yang sedang sakit.
- Sudah Alhamdulillah mereka masih mau mengurus kita yang sakit belum sembuh-sembuh. Bayangkanlah jika kita menjadi mereka yang harus mengurus seseorang yang sakit tak sembuh-sembuh. Pagi, siang, sore, malam bahkan setiap saat dibutuhkan. Capek sekali kan ?
- Jika kita ingin mendapat perawatan yang baik dari mereka, bersabarlah dengan apapun yang mereka lakukan untuk kita. Bahkan luangkan untuk selalu mengucapkan terima kasih untuk pengurbanan mereka yang telah mau merawat kita dengan baik. Dan biasakan mohon maaf kepada mereka yang telah merawat kita, karena kita setiap saat telah merepotkan mereka. Sebab yang namanya budi tak akan terbalaskan sampai kita mati, kecuali dengan ucapan terima kasih yang tulus dan permohoanan maaf yang ikhlas.
- Sabar Menahan Keinginan. Keinginan disini adalah ingin makan ini, ingin makan itu. Ingin melakukan ini, ingin melakukan itu. Ingin pergi kesana, ingin pergi kesini. Kita lupa, kalau kita sedang sakit.
- Kita ini sedang sakit lambung. Agar lekas sembuh harus menghindari berbagai makanan yang membuat lambung sakit, dan tak sembuh-sembuh. Ya harus sabar menahan tidak boleh makan ini, tidak boleh makan itu, hingga lambungnya sembuh dulu..
- Namun kita sering tak sabar. Ingin melahap segala apapun yang kita inginkan. Misal nih. Ada saudara yang datang membawakan oleh-oleh ayam kampung goreng bumbu bacam yang sangat lezat. Kebetulan kita sedang makan dengan nasi lembek dan tahu putih yang hanya dikukus dengan bumbu garam dan bawang putih saja.
- Saudara yang tak ngerti sakit kita langsung saja mengangsurkan ayam goreng ke piring kita. Kita, yang sungkan menolak oleh-oleh saudara, akhirnya memakan ayam goreng tadi dengan lahapnya. Lalu ap akibatnya ? Nah seketika itu belumlah terasa. Beberapa waktu kemudian, ketika saudara sudah pulang, lambung kita berontak, sakitnya tak ketahan, hingga kita berguling-guling menahannya. Ujung2nya kita harus dirawat dirumah sakit ! siapa yang rugi ? Kita bukan ? kimia lagi ! kimia lagi ! Itulah akibatnya jika kita “tidak sabar” menahan keinginan.
- Ketika kita sedang sakit maag, kita harus “tegas” menghilangkan rasa sungkan. Kepada saudara yang membawakan oleh-oleh. Jika lambung kita belum bisa menerimanya, ya jangan dimakan. Sampaikan permohonan maaf, bukan kita tak menghargai pemberiannya, namun karena lambung belum bisa menerima makanan yang dibawa oleh saudara kita tersebut.
- Jika kita sedang bepergian dan dihidangkan sesuatu yang lambung kita belum bisa menerimanya. Ya jangan dimakan atau diminum. Katakan dengan sopan dan rendah hati, betapa kita sangat berterima kasih dengan segala hidangan yang diberikan oleh tuan rumah, namun mohonlah maaf bahwa lambung kita belum kuat untuk mengkonsumsi hidangan-hidangan itu.
- Sabar Menahan Emosi.
- Sering emosi kita tak terkendali menghadapi situasi disekitar kita. Apalagi jika kita sedang terbaring tak bisa ngapa-ngapain. Perasaan semua terbengkalai. Perasaan semuanya berantakan. Perasaan semua tak ada yang beres. Apalagi jika kita ibu rumah tangga.
- Yang lantai belum disapulah. Yang cucian piring bekas makan berantakan, masih abra gedabra berserakan disana-sini. Piring dimeja makan. Gelas diruang tamu. Bekas tempat kue yang kuenya sudah kosong ada dimeja komputer. Aduuuh !
- Yang baju kotor bercampur dengan cucian yang sudah bersih ? Ruang tamu kotor, halaman kotor, dapur kotor. Semuanya bagaikan kapal pecah ! Kita rasanya tak sabar. Karena biasanya, ketika kita masih sehat semuanya serba rapi, serba teratur, serba nyaman untuk dipandang. Nah sekarang, ketika kita sakit ? Ya Allah…kenapa bisa jadi seperti ini rumahku ?
- Kita rasanya tak sabar. Ingin memberesi semuanya tanpa banyak bicara. Namun baru mulai melangkah untuk mengambil sapu saja, kondisi kita sempoyongan. Ya terpaksalah kita tiduran lagi. Rumah yang seperti kapal pecah tetap seperti kapal pecah, sampai anak-anak pulang nanti. Paling tidak bisa membantu menyapu, mengumpulkan cucian bekas makan dan mencucinya dan lain-lain.
- Jadinya kita uring-uringan sendiri. Lalu lambung jadi kaku dan sakitnya bukan main, otak spanneng, tegang dan pusingnya tak ketulungan.
- Nah ini dia yang ingin saya sampaikan kepada kalian. Kita harus sabar menjalani kehidupan saat kita sakit. Meskipun rumah seperti kapal pecah ya biarin saja ! Habis memang kita sedang tak bisa memberesinya ? Kita harus sabar. Tak perlu marah-marah atau uring-uringan. Sebab akibatnya kita sendirilah yang akan merasakanya. Pasti jika kita marah, emosi atau pikiran stress, lambung dan gerd kita akan langsung terasa demikian sakitnya. Oleh karena itu sabar yah ?
- Sabar Tidak Melakukan Hal-Hal Yang Menyebabkan Lambung Tak Sembuh-Sembuh. Seperti misalnya. Orang sakit maag tidak boleh angkat yang berat-berat.
- Suatu hari anak kita meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, sehingga mengganggu pemandangan, padahal itu barang yang berat. Kita sudah menyuruh agar anak kita memindahkan barang itu dan diletakkan pada tempatnya. Karena terburu-buru mau berangkat ke sekolah, anak kita tak sempat lagi memindahkan barang itu. Nah kita rupanya tak sabaran.
- Kita pindahlah barang itu sendiri. Kita angkat ke tempat yang enak dipandang. Padahal barang itu berat. Tak berapa lama kemudian, lambung terasa sangat sakit, usus meregang, waduuh sakitnya tak ketulungan. Padahal dirumah tak ada orang. Salah siapa kalau sudah seperti ini ? Inilah salah satu contoh dari akibat ketidak sabaran.
- Sabar Untuk Cepat Sembuh. Karena ingin cepat sembuh, kita seringkali tidak sabar untuk menghindari hal-hal yang sebenarnya justru memicu sakit kita menjadi tambah parah. Salah satu contoh. Orang bilang. Beolahragalah biar cepat sembuh. Nah karena saking semangatnya untuk cepat sembuh, kita melakukan olah raga jalan pagi dengan over dosis. Merasa badan sudah enakan sedikit, lambung juga sudah mendingan, jalan-jalanlah kita mengitari komplek. Pikirnya tak apalah ! Apa akibatnya ? Sore hari baru terasa, lambung sakit, kepala kliyengan, nafas sesak, seluruh tubuh terasa sakit ? Lalu konsultasi ke Bu Niniek, :”Bu kenapa tiba-tiba saya rasanya seperti ini?” He he, saya enak aja bertanya :”Lha bapak seharian ini apa saja yang dilakukan dan apa saja yang dikonsumsi ?”. Nah ketahuanlah sekarang. Ternyata sakit karena ulahnya sendiri.
Dan hal yang paling tidak saya sukai adalah, kebanyakan mereka konsultasi kalau sudah kejadian, mbok bertanya tuh sebelum terjadi, misalnya :”Bu boleh gak makan ini, atau makan itu, atau melakukan ini, atau melakukan itu?”. Jadi bisa diantisipasi sebelumnya. Sebab bila sudah terlanjur salah makan, atau salah karena melakukan sesuatu, akibatnya akan fatal dan sulit di atasi. Begitulah mas broo..
Demikian dulu ya teman, soal kesabaran yang harus kalian lakukan. Sanggup ga ? Harus sanggup dong jika memang kalian sungguh-sungguh pengin sembuh. Semoga artikel ini ada manfaatnya, setidaknya membantu kesadaran kalian bahwa kesabaran memang sangat diperlukan untuk memperoleh kesembuhan.
Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Salam Penulis,
Niniek SS
Labels:
Kiat-Kiat Sembuh
Thanks for reading Sabar Sebagai Kunci Kesembuhan. Please share...!
Membantu sekali bu..trimakasih..
BalasHapusMas Wawan Fibriansah
HapusTerima kasih mas Wawan. Semoga manfaat.
Salam,