Bismillahirrahmanirrahiim…
Salam Sejahtera Bagi Seluruh Alam,
Puji dan syukur hanya kepada Allah Pemilik Seluruh Nikmat. Shalawat dan salam yang setulus-tulusnya semoga senantiasa tercurah atas Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW, bagi keluarga dan sahabatnya yang mulia serta para pengikut Beliau yang setia sampai akhir jaman. Aamiin.
Sahabat-sahabatku sakit maag yang sedang berjuang mendapatkan kesembuhan dimanapun kalian berada, dan apapun yang sedang kalian derita…aku sangat faham semua apa yang pernah kalian alami, karena pernah kualami juga.
Sangat tidak enak, sangat tidak nyaman. Sakit. Bingung. Sengsara. Semua campur aduk menjadi satu. Dan tak ada orang-orang di sekeliling kalian yang bisa mengerti, bisa memahami apa yang kalian rasakan, apa yang kalian resahkan. Sebab mereka belum pernah mengalaminya. Bagaimana mereka bisa memahami dan mengerti ?
Apalagi sakit kalian sudah demikian lama. Dan belum sembuh-sembuh juga sepertiku dulu. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa mengerti persis terhadap apa yang kita rasakan, apa yang kita resahkan, sekalipun aku yang pernah mengalami semua keluhan yang juga kalian rasakan saat ini.
Karena mungkin derita kita sama, namun problem yang ada pada kita masing-masing tentu berbeda.
Suamiku sangat penyayang, tak pernah berkata kasar, selalu mau merawat dan meladeni setiap keperluanku dengan penuh perhatian, penuh kasih sayang dan lemah lembut, tapi suamimu mungkin kasar, cuek, tak mau tahu akan sakitmu, sebel melihat kalian tak sembuh-sembuh, sering marah dan memaki-maki kalian, boro-boro mau memijit kaki kalian yang pegal atau kepala kalian yang selalu pusing setiap saat. Padahal setiap saat sakit yang kita rasakan, masyaAllah...
Jika kalian mengeluh dan meminta tolong sesuatu kepada suami kalian, karena tak bisa melakukannya sendiri, malah suami kalian ngeloyor pergi tanpa perhatian sama sekali terhadap apa yang sedang kalian rasakan.
Tetapi bahwa apapun yang sedang kita alami ini, kualami dan kalian alami ini semuanya, adalah rencana Allah yang terbaik untuk kita. Rencana yang sangat sempurna untuk kebaikan kita masing-masing, baik untuk kita saat ini maupun untuk kita di masa yang akan datang.
Oleh karena itu percuma jika kalian mengeluhkan keadaan kalian kepada seseorang, sekalipun itu isteri atau suami kalian yang sangat menyayangi kalian. Karena mereka tak akan tahu. Dan belum tentu mengerti serta bisa memahami apa yang kalian inginkan.
Mereka semua di luar kita hanya bisa berusaha untuk memahami sebatas apa yang mampu mereka fahami atas keadaan kita, atas sakit kita, atas apa yang kita rasakan, apa yang kita keluhkan. Namun apa yang mampu mereka fahami tentu hanya sebatas apa yang mereka lihat dengan mata kepala mereka, bukan apa yang kalian rasakan bukan ?
Nah oleh karena itu Mengeluhlah Hanya Kepada Allah SWT. semata, jangan kepada siapapun ! Karena Allah yang Maha Mengetahui segala keadaan kita lahir maupun batin, yang kelihatan maupun yang tersembunyi dalam hati kita. Yang Maha Mendengar apapun yang kita keluhkan, yang kita rasakan, yang kita mohon bahkan permohonan yang masih ada dalam hati dan benak kita sekalipun Allah Mengetahui.
Sekali, dua kali, 1000 kali doa dan permohonan kita belum terkabul, janganlah putus asa. Berdoalah dengan sungguh-sungguh, dengan merintih dan penuh semangat, memohon belas kasihanNya hingga Allah berkenan mengabulkan permohonan kita.
Dan Allah PASTI akan mengabulkan doa kita, pada saat yang dianggapNya tepat bagi kita. Allah adalah KREATOR yang Agung, Perencana sesuatu yang Maha Sempurna, Kreasinya, PerencanaanNya tak ada sebuah keburukanpun yang berlaku. Termasuk sakit kita yang belum sembuh ini, tak ada sedikitpun keburukannya bagi kita. Ini yang perlu kita fahami dengan seksama. Memang sangat sulit kita terima.
Bagaimana mungkin sakit kita yang memporakporandakan kehidupan kok dibilang perencanaan Allah yang tidak ada keburukannya bagi kita ? Eits tunggu dulu !
Di mata kita, di hati kita sepertinya sakit kita, segala penderitaan kita, semuanya adalah sebuah keburukan. Cobalah kita telaah secara seksama.
Dengan sakit kita, jika kita seorang isteri. Allah memberitahukan kepada suami kita betapa berharganya kita isterinya bagi dirinya. Dulu ketika kita masih sehat. Setiap saat makan tiba, meja makan sudah siap dengan menu hidangan yang menjadi kesenangan keluarga. Kesenangan suami dan kesenangan anak-anak.
Dulu ketika kita masih sehat, setiap pagi, semua keperluan suami, sudah kita siapkan. Baju kerja lengkap dengan daleman yang semuanya sudah kita setrika. Dari mulai tas, kacamata, fulpen, HP, saputangan baru yang bersih dan segala keperluannya untuk ke kantor sudah kita siapkan.
Sepatu sudah kita semirkan hingga mengkilap lengkap dengan kaos kaki yang bersih, hingga ke parfum kegemarannya lengkap sudah kita persiapkan. Bahkan seringkali kita masih sempat memasangkan dasi di leher suami kita.
Nah setelah kita jatuh sakit dan makin terpuruk ? Semua kehilangan menjadi terasa bagi suami kita.
Ketika sampai di kantor tiba-tiba kakinya terasa gatal. Oh iya ternyata kaos kaki ini sudah seminggu belum ganti. Ketika mau menandatangani sesuatu, astagfirullah ternyata fulpennya ketinggalan di meja tamu di rumah, tadi malam untuk menulis undangan pengajian, lupa memasukkannya ke dalam tas.
Mau membaca laporan di kantor, loh kacamata dicari-cari kok tak ada di dalam tas ya ? Oh ternyata tadi malam untuk membaca Buku Panduannya Bu Niniek SS. sambil nungguin isteri, ternyata lupa menaruhnya kembali ke dalam tas kerja. Terpaksa ia harus meminta tolong supir untuk balik lagi ke rumah daripada seharian ia tak bisa kerja.
Kenapa ini perut kok bunyi terus ? Ya Allah, karena tadi bangun kesiangan, biasanya isteri yang membangunkan, isteri sakit jadi sering bangun kesiangan, belum sempat sarapan terpaksa harus berangkat ke kantor, tak enak pada Pak Boss sudah sering telat. Akibatnya perut melilit, karena belum ada isinya.
Banyak sekali hikmah bagi sekeluarga.
Bagi Pak Tani yang isterinya sakit ? Pagi-pagi setelah jamaah shalat subuh di masjid, yang biasanya pulang sudah tersedia kopi panas dan singkong kukus di meja. Setelah isterinya sakit, jika ia mau minum kopi, harus merebus air sendiri, dengan tungku api buatan sendiri, memakai kayu bakar kering yang biasa dicarinya di ladang. Repot sekali sekarang.
Apa-apa harus dilakukannya sendiri sekarang.
Menanak nasi, masak sayur ala kadarnya untuk isterinya yang sakit, bikin kopi untuk diminumnya sendiri, termasuk mencuci bajunya, tak lagi bisa dilakukan oleh isterinya.
Sekarang pak Tani dan para suami-suami yang isterinya sakit maag, baru merasakan betapa sangat berartinya seorang isteri bagi kehidupannya.
Ternyata tanpa isteri yang sehat, seluruh kehidupannya menjadi kacau balau. Inilah hikmah yang diberikan oleh Allah SWT. kepada semua laki-laki yang isterinya sakit tak sembuh-sembuh.
Demikian juga hikmah yang diberikan oleh Allah SWT. kepada anak-anak yang masih sekolah.
Ketika ibunya sakit belum sembuh-sembuh, semuanya menjadi kacau, semuanya menjadi payah ! Ternyata Ayah tak sehebat Ibu. Demikian yang ada dalam benak seorang anak. Ayah hanya bisa mencari uang, tapi tak seperti ibu, yang perhatiannya selalu full untuk dirinya, dalam segala hal. Tidak seperti Ayah, yang menyapa hanya sesekali, itupun kalau sempat.
Inilah kira-kira, yang ada dalam pikiran dan hati anak-anak, yang ibunya sakit maag :
- Ibu selalu menyiapkan makan pagi dengan menu kesenanganku yang selalu berganti-ganti setiap hari.
- Ibu selalu membangunkanku setiap pagi.
- Ibu selalu mengingatkanku untuk shalat subuh.
- Ibu yang selalu mengingatkan ada PR atau tidak dan sudah dikerjakan atau belum.
- Ibu yang tak pernah lupa menyiapkan bekal untuk makan siang di sekolah.
- Ibu yang selalu menyiapkan uang saku sebelum dimintanya, bahkan sering memberinya lebih.
- Ibu yang setiap pagi hendak berangkat sekolah selalu mengingatkan ada peralatan sekolah yang ketinggalan atau tidak ?
- Ibu yang selalu berpesan agar aku senantiasa berhati-hati.
- Ibu yang ketika pulang sekolah selalu menanyakan apakah hari ini baik-baik di sekolah tak ada problem ?
- Ibu yang selalu mengingatkan sudah shalat atau belum.
- Ibu yang selalu menasehati agar jangan terjerumus dalam pergaulan bebas dan narkoba.
Ibu adalah ibuku yang hebat ! Dan sekarang sedang terbaring sakit tak berdaya.
Sekarang semuanya menjadi kacau karena ibu sakit !
- Aku jadi sering bangun kesiangan dan terlambat masuk sekolah.
- Sering tertinggal shalat subuh, karena ibu tak bisa lagi membangunkanku untuk shalat subuh. Sedangkan ayahpun juga kesiangan bangunnya.
- Sering ketinggalan pelajaran karena terlambat datang.
- Sekarang tak ada lagi sarapan pagi seperti sebelum ibu sakit. Sarapan pagi kadang ada seadanya, dan kadang tak sarapan, sehingga di sekolah sering kliyengan karena perut lapar sedangkan otak harus berpikir keras.
- Sering tak ngerjain PR karena lupa, asyik dengan main Play Station atau Game di komputer.
- Sering ketinggalan buku pelajaran di rumah karena tak ada lagi yang mengingatkan.
- Sering jika kekurangan uang, minta ke Ayah, malah Ayah marah-marah. Sedangkan ketika ibu sehat dulu tak pernah kekurangan uang untuk sekolah.
- Sekarang tak pernah bawa bekal makanan lagi dari rumah, sehingga terpaksa jajan di sekolah. Makanannya tak seenak buatan ibu, dan tak membuatku kenyang.
Wah pokoknya dunia kacau jika ibu kita sakit ! Ya Allah sembuhkanlah ibu yang sangat hamba butuhkan, yang sangat hamba sayangi. Demikian kira-kira doa seorang anak bagi ibunya yang sedang sakit belum sembuh-sembuh.
Demikian, jadi banyak sekali hikmah yang Allah berikan bagi kita, dalam setiap musibah, kesulitan atau kesusahan yang kita alami. Jadi kita jangan berburuk sangka dulu pada nasib kita yang tak menyenangkan. Karena tak ada sedikitpun maksud Allah yang buruk bagi kita. Apapun kehendakNya bagi kita selalu untuk kebaikan kita manusia. Adapun cara yang Allah pergunakan, sering tak bisa kita tebak dan sering tak kita mengerti.
Jika kita ingin mengerti, mendekatlah setiap saat kepada Allah Ta’ala. Mohon selalu petunjuk serta bimbinganNya dalam setiap hal.
Jika suami kita yang sakit, juga banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil. Banyak pelajaran yang diberikan Allah SWT. untuk kita. Ternyata betapa berartinya suami kita bagi kita.
Dulu sebelum suami kita sakit dan akhirnya terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya, kita tak pernah pusing soal keuangan. Semua urusan anak sekolah adalah urusan suami kita. Kita sudah diberinya uang belanja yang lebih dari cukup untuk kebutuhan sebulan. Jika masih kurang, kita tinggal minta.
Pengin baju baru, perhiasan baru, kulkas baru, ingin ganti perabotan rumah karena sudah bosan, sampai kepada ingin ganti mobil yang baru, semuanya dipenuhi dengan mudahnya oleh suami. Betapa suami sangat memanjakan hidup kalian ketika ia belum jatuh sakit.
Lalu ketika suami mulai jatuh sakit, dan tak bekerja lagi, mulai terasalah segala ketidak enakan dalam hidup kalian. Mulailah semua apa yang ada dijual untuk berobat dan untuk beaya semua keperluan hidup.
Di sinilah mulai terasa, betapa tak enaknya suami sakit. Betapa tak enaknya suami tak bekerja lagi. Sekarang tak lagi bisa mempunyai keinginan-keinginan yang baru. Karena suami tak berpenghasilan lagi. Seluruh simpanan uang sudah habis untuk biaya berobat dan biaya hidup, sehingga terpaksa harus menjual apa yang ada.
Di sinilah Allah mendidik kita untuk menjadi isteri yang penyabar. Isteri yang pandai bersyukur. Isteri yang tak suka menghambur-hamburkan uang untuk pemborosan. Kulkas masih bagus, baru dipakai berapa bulan ingin ganti dengan yang 3 pintu, yang super jumbo.
Perabotan yang sudah cukup eksklusif dan mahal, yang baru dipakai berapa lama ingin diganti dengan yang lain, yang lebih bagus dan lebih mahal, sementara di luar rumah masih banyak yang merasa cukup dengan mebel sederhana walaupun sama-sama banyak uang, karena rasa syukur dan takutnya kepada Allah untuk hidup berlebihan.
Nah di sinilah kita diajari oleh Allah untuk belajar menjadi isteri yang sholehah, yang tunduk dan patuh kepada suami, bukan isteri yang mengatur suami, bukan isteri yang berpola hidup mewah dan berlebih-lebihan. Dan bukan isteri yang “merasa bisa tapi tidak bisa merasa”. Isteri yang takut pada hukum Allah, bukan isteri yang melakukan semuanya semau gue. He he sulit ya untuk ditangkap, apa yang aku sampaikan ?
Belajar…belajar…dan belajar mencintai Allah SWT. dan Rasulullah SAW. bukan hanya bisa mencintai diri sendiri dan memenuhi ego pribadi.
Demikian semoga artikel “Mengeluhlah Hanya Kepada Allah SWT.” bermanfaat bagi kita sekalian. Amin Ya Rabbal Alamiin.
Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Salam Penulis,
Niniek SS
Labels:
Kiat-Kiat Sembuh,
Motivasi,
Renungan
Thanks for reading Mengeluhlah Hanya Kepada Allah SWT.. Please share...!
0 Komentar untuk "Mengeluhlah Hanya Kepada Allah SWT."