Pengantar NiniekSS :
Mengingat betapa pentingnya kita mengetahui makanan apa dan bagaimana cara kita makan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, sangat perlu kiranya saya salin bab "Makan Sesuai dengan Pandangan Umum Bisa Berbahaya bagi Tubuh" dari bukunya Dr Hiromi Sinya The Miracle Of Enzyme ini, agar kita bisa segera merombak pola hidup kita terutama yang berhubungan dengan mengenal makanan yang sehat, memilih makanan yang baik bagi tubuh dan cara mengolah serta mengkonsumsinya. Semoga tulisan Dr.Hiromi Sinya dibawah ini bermanfaat bagi kita semua.
===================================================================
Jika mengkaji ulang apa yang kita pikir sesuai dengan akal sehat sehubungan dengan makanan dan pencernaan, kita melihat bahwa banyak hal yang pada umumnya kita anggap baik untuk tubuh sesungguhnya bekerja melawan mekanisme alami tubuh.
Ambillah, sebagai contoh, makanan yang dianggap baik untuk orang sakit. Sup ayam adalah makanan bagi orang sakit yang paling banyak disukai di Amerika Serikat. Makanan hambar, seperti roti tawar putih dan puding, dianggap baik bagi pasien tukak lambung. Jika Anda dirawat di rumah sakit di Jepang, apa pun kondisi Anda, rumah sakit akan segera memberi Anda makan bubur nasi. Rumah sakit percaya bahwa mereka berlaku penuh perhatian terhadap pasien-pasien mereka, terutama kepada mereka yang baru saja menjalani pembedahan internal, dengan mengatakan, "Mari kita mulai makanan Anda dengan bubur beras agar kita tidak memberi tekanan terlalu banyak pada lambung dan usus Anda." Akan tetapi, ini adalah sebuah kesalahan besar.
Saya memberi pasien-pasien saya makanan biasa sejak awal, bahkan jika mereka baru menjalani operasi lambung. Jika mengerti bagaimana enzim bekerja, Anda akan segera mengerti mengapa makanan-yang-tidak-diproses lebih baik daripada bubur.
Makanan-yang-tidak-diproses lebih baik karena Anda harus mengunyahnya dengan baik. Mengunyah menstimulasi sekresi air liur. Enzim-enzim pencernaan yang terdapat dalam air liur, jika tercampur dengan makanan selama dikunyah, meningkatkan pencernaan dan penyerapan karena penguraian makanan berlangsung dengan lancar. Sedangkan bubur pada dasarnya sudah lembut, dapat ditelan tanpa dikunyah dengan baik. Bubur tidak dapat dicerna dengan baik karena tidak banyak enzim yang tercampur di dalamnya, sementara makanan normal yang terkunyah dengan baik juga dapat dicerna dengan baik.
Saya bahkan pernah menyajikan sushi biasa untuk makan siang bagi pasien tiga hari setelah mereka menjalani operasi lambung. Tetapi, saya menginstruksikan mereka untuk "mengunyah setiap suapan dengan baik sebanyak 70 kali": Mengunyah dengan baik sangatlah penting, dan tidak hanya bagi orang sakit. Agar dapat menjalankan proses pencernaan dan penyerapan dengan lancar, saya menganjurkan setiap orang, bahkan mereka yang tidak menderita masalah pencernaan apa pun, untuk secara sadar mengunyah setiap suapan 30-50 kali setiap kali makan.
Kesalahan lain yang sering terlihat pada makanan rumah sakit adalah SUSU. Nutrisi utama yang ditemukan dalam susu adalah protein, lemak, glukosa, kalsium, dan vitamin. Susu memang sangat populer karena mengandung banyak kalsium dan dianggap dapat mencegah osteoporosis.
Namun sesungguhnya, tidak ada makanan lain yang lebih sulit dicerna daripada susu. Karena susu adalah zat cair yang encer, sebagian orang meminumnya bagaikan air saat mereka haus. lni sebuah kesalahan besar.
Kasein, yang membentuk kira-kira 80% dari protein yang terdapat dalam susu, langsung menggumpal menjadi satu begitu memasuki lambung sehingga mencernanya menjadi sangat sulit. Terlebih lagi, dalam susu yang dijual di toko, komponen tersebut telah dihomogenisasi.
Homogenesasi berarti meratakan kadar lemak dalam susu dengan cara mengaduknya. Homogenisasi adalah hal yang buruk karena saat susu diaduk, udara ikut tercampur di dalamnya dan mengubah komponen lemak dalam susu itu menjadi zat lemak teroksidasi—yaitu lemak dalam keadaan oksidasi lanjut. Dengan kata tain, susu homogen menghasilkan radikal bebas dan memberikan pengaruh yang sangat buruk bagi tubuh.
Susu yang mengandung lemak teroksidasi kemudian dipasteurisasi dalam suhu tinggi di atas 1000C. Enzim sangatlah sensitif terhadap panas, dan mulai hancur pada suhu 93,30C. Dengan kata lain, susu yang dijual di toko bukan saja tidak mengandung enzim-enzim yang berharga, lemaknya juga telah teroksidasi dan kualitas proteinnya berubah akibat suhu yang tinggi.
Dapat dikatakan, susu adalah jenis makanan yang terburuk.
Malah, saya pernah mendengar bahwa jika Anda memberikan susu yang dijual di toko kepada anak sapi dan bukan susu yang datang langsung dari induk sapi, anak sapi itu akan mati dalam empat atau lima hari. Hidup tidak dapat ditopang dengan makanan yang tidak mengandung enzim.
Susu Menyebabkan Peradangan
Saya pertama kali mengetahui betapa buruknya efek susu bagi tubuh lebih dari 35 tahun lalu, ketika anak-anak saya sendiri menderita dermatitis atopik (radang kulit parah) pada usia enam atau tujuh bulan.
Sang ibu sudah menuruti segala instruksi yang diberikan oleh dokter anak, tetapi betapapun banyaknya perawatan yang mereka terima, radang kulit anak-anak sama sekali tidak membaik.
Lalu, pada usia sekitar tiga atau empat tahun, putra saya mulai mengalami diare parah. Dan pada akhirnya, dia bahkan mulai mengeluarkan darah bersama kotorannya. Setelah memeriksanya dengan endoskop, saya menemukan bahwa si balita menunjukkan tanda-tanda kolitis ulserativa.
Oleh karena tahu bahwa kolitis ulserativa berhubungan erat dengan makanan seseorang, saya pun memfokuskan pada jenis makanan yang biasa dimakan oleh anak-anak. Ternyata, tepat pada saat anak-anak mulai menderita dermatitis atopik, istri saya telah berhenti menyusui dan mulai memberi mereka susu di bawah arahan dokter anak.
Kami pun menyingkirkan semua susu dan produk susu dari makanan anak-anak sejak saat itu. Tentu saja, kotoran berdarah dan diare, bahkan dermatitis atopik, semua menghilang.
Setelah mengalami hal ini, saat menanyakan kepada pasien-pasien saya tentang sejarah kebiasaan makan mereka, saya mulai mengumpulkan daffar lengkap berapa banyak susu dan produk susu yang mereka konsumsi.
Menurut data klinis saya, terdapat kemungkinan besar terbentuknya kecenderungan timbulnya alergi dari mengonsumsi susu dan produk-produk susu. Hal ini sesuai dengan penelitian mengenai alergi baru-baru ini yang melaporkan bahwa jika wanita hamil minum susu, anak-anak mereka cenderung lebih mudah tejangkit dermatitis atopik.
Selama 10 tahun terakhir di Jepang, jumlah pasien penderita dermatitis atopik dan alergi serbuk meningkat secara drastis. Jumlahnya pada saat ini mungkin hampir sebanyak satu dari setiap lima orang. Begitu banyak teori yang berusaha menjelaskan mengapa terjadi peningkatan yang begitu cepat dalam jumlah orang yang menderita alergi, tetapi saya percaya bahwa penyebab paling utama adalah diperkenalkannya susu dalam menu makan siang di sekolah pada awal era 1960 -an.
Susu, yang mengandung banyak zat lemak teroksidasi, mengacaukan lingkungan dalam usus, meningkatkan jumlah bakteri jahat dan menghancurkan keseimbangan flora bakteri dalam usus kita.
Sebagai akibatnya, racun-racun seperti radikal bebas, hidrogen sulfida, dan amonia diproduksi dalam usus.
Penelitian mengenai proses apa saja yang dialami racun-racun ini dan penyakit-penyakit jenis apa saja yang dapat timbul masih berlangsung. Namun, beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa susu tidak hanya menyebabkan berbagai alergi, tetapi juga dihubungkan dengan diabetes pada anak-anak.
Hasil penelitian ini tersedia di Internet, maka saya menyarankan agar Anda membacanya sendiri.
Minum Susu Terlalu Banyak Menyebabkan Osteoporosis
Satu miskonsepsi umum yang terbesar mengenai susu adalah bahwa susu membantu mencegah osteoporosis. Oleh karena jumlah kalsium dalam tubuh kita berkurang seiring dengan usia, kita diberi tahu untuk minum susu yang banyak untuk mencegah osteoporosis. Namun, ini adalah sebuah kesalahan besar. Minum susu terlalu banyak sebenamya menyebabkan osteoporosis.
Pada umumnya, dipercaya bahwa kalsium dalam susu lebih mudah diserap daripada kalsium dalam makanan-makanan lain seperti ikan kecil, tetapi hal ini tidak sepenuhnya benar.
Kadar kalsium dalam darah manusia biasanya terpatok pada 9-10 mg. Namun, saat minum susu, konsentrasi kalsium dalam darah Anda tiba-tiba meningkat. Walaupun sepintas lalu hal ini mungkin terlihat seperti banyak kalsium telah terserap, peningkatan jumlah kalsium dalam darah ini memiliki sisi buruk.
Ketika konsentrasi kalsium dalam darah tiba-tiba meningkat, tubuh berusaha untuk mengembalikan keadaan abnomal ini menjadi normal kembali dengan membuang kalsium dari ginjal melalui urine. Dengan kata lain, jika Anda mencoba untuk minum susu dengan harapan mendapatkan kalsium, hasilnya sungguh ironis, yaitu menurunnya jumlah kalsium dalam tubuh Anda secara keseluruhan.
Dari empat negara susu besar—Amerika, Selandia, Dermark, dan Finlandia—di negara yang hanyak sekali mengonsumsi susu setiap harinya, ditemukan banyak kasus retak tulang panggul dan osteoporosis.
Sebaliknya, ikan-ikan kecil dan rumput laut, yang selama berabad-abad dimakan oleh bangsa Jepang dan pada awalnya dianggap rendah kalsium, mengandung kalsium yang tidak terlalu cepat diserap yang meningkatkan jumlah konsentrasi kalsium dalam darah.
Terlebih lagi, hampir tidak ada kasus osteoporosis di Jepang selama masa rakyat Jepang tidak minum susu.
Bahkan sekarang, Anda tidak mendengar banyak orang menderita osteoporosis dari mereka yang tidak minum susu setiap harinya. Tubuh dapat menyerap kalsium dan mineral yang diperlukan melalui pencernaan udang kecil, ikan, dan rumput laut.
- Tidak ada makanan lain yang lebih sulit dicerna daripada susu.
- Kasein, yang membentuk kira-kira 80% dari protein yang terdapat dalam susu, langsung menggumpal menjadi satu begitu memasuki lambung sehingga menjadi sangat sulit dicerna.
- Komponen susu yang dijual di toko telah dihomogenisasi dan menghasilkan radikal bebas.
- Susu yang dipasteurisasi tidak mengandung enzim-enzim yang berharga, Iemaknya telah teroksidasi dan kualitas proteinnya berubah akibat suhu yang tinggi.
- Susu yang mengandung banyak zat lemak teroksidasi mengacaukan lingkungan dalam usus, meningkatkan jumlah bakteri jahat, dan menghancurkan keseimbangan flora bakteri dalam usus.
- Jika wanita hamil minum susu, anak-anak mereka cenderung lebih mudah terjangkit dermatitis atopik.
- Minum susu terlalu banyak sebenarnya menyebabkan osteoporosis.
Disalin Oleh : niniekSS
Dari Buku The Miracle Of Enzyme Dr.Hiromi Sinya
Labels:
The Miracle Of Enzyme
Thanks for reading Makan Sesuai dengan Pandangan Umum Bisa Berhahaya bagi Tubuh . Please share...!
0 Komentar untuk "Makan Sesuai dengan Pandangan Umum Bisa Berhahaya bagi Tubuh "