Pengantar NiniekSS :
Masih banyak orang awam yang menyangka bahwa makan daging baik bagi kesehatan dan untuk membangkitkan energi. Ternyata menurut Dr.Hiromi Sinya pakar usus terkemuka didunia dari Jepang, hal ini tidak benar.
Bahkan menurutnya, makan daging tidak akan memberikan stamina.
Menyantap daging mungkin memang mempercepat pertumbuhan, tetapi juga akan mempercepat proses penuaan, demikian penjelasannya dalam bukunya :"The Miracle Of Enzyme". Silahkan simak sendiri lebih lanjut :
============================================================
Masih banyak orang awam yang menyangka bahwa makan daging baik bagi kesehatan dan untuk membangkitkan energi. Ternyata menurut Dr.Hiromi Sinya pakar usus terkemuka didunia dari Jepang, hal ini tidak benar.
Bahkan menurutnya, makan daging tidak akan memberikan stamina.
Menyantap daging mungkin memang mempercepat pertumbuhan, tetapi juga akan mempercepat proses penuaan, demikian penjelasannya dalam bukunya :"The Miracle Of Enzyme". Silahkan simak sendiri lebih lanjut :
============================================================
Pada 1977, sebuah laporan yang sangat menarik mengenai makanan dan kesehatan dipublikasikan di Amerika—Laporan McGovem.
Laporan ini dipublikasikan karena ada masalah yang timbul di Amerika. Biaya dana kesehatan Amerika memberikan tekanan yang besar terhadap perekonomian.
Walaupun ada berbagai kemajuan dalam bidang kedokteran, jumlah orang
yang jatuh sakit, terutama yang menderita kanker dan penyakit jantung,
terus bertambah setiap tahun. Jelas terlihat, kecuali jika penyebab
penyakit para warga Amerika itu dapat ditemukan dan sebuah kebijakan
yang mantap disusun untuk menghentikan kecenderungan ini, secara
finansial keadaan akan menjadi tak terbendung. Berawal dari perasaan
akan datangnya krisis seperti ini, dibentuklah sebuah komite khusus
dalam Senat, yang diketuai oleh Senator George S. McGovem.
Bersama
para spesialis kedokteran dan nutrisi papan atas saat itu,
anggota-anggota komite mengumpulkan data makanan dan kesehatan dari
seluruh dunia dan menyelidiki penyebab meningkatnya berbagai penyakit.
Hasil dan data yang didapat disusun dalam laporan McGovem setebal 5.000
halaman.
Oleh karena laporan tersebut menyimpulkan bahwa banyak penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan makan yang salah,
penerbitan laporan ini memaksa rakyat Amerika mengambil keputusan
penting. Tidak ada jalan bagi rakyat Amerika untuk menjadi sehat kecuali
jika kebiasaan makan mereka saat itu diubah.
Pada
saat itu di Amerika, makanan berprotein tinggi dan berlemak tinggi,
misalnya lembaran daging bistik tebal atau daging hamburger berlemak
tinggi untuk makan malam, cukup umum. Protein memang berharga karena
protein adalah bahan dasar untuk membangun tubuh. Dengan alasan itu,
menyantap makanan kaya protein hewani dianggap baik, tidak hanya bagi
para atlet dan anak-anak dalam masa pertumbuhan, tetapi juga bagi yang
berfisik lemah dan para manula. Bahkan di Jepang, pemahaman yang telah
mendarah daging bahwa "daging adalah sumber stamina" dipengaruhi pula
oleh kebiasaan makan Amerika.
Laporan
McGovem tidak hanya membuktikan bahwa kepercayaan umum itu salah,
tetapi juga menggambarkan bahwa asupan makanan ideal tidak lain adalah
asupan makanan masyarakat Jepang selama “Periode Genroku" di Jepang (
1688 - 1703), yang terdiri dari biji-bijian sebagai makanan pokok dengan
makanan sampingan seperti sayuran musiman, sayuran yang berasal dari
laut, dan sedikit ikan kecil untuk protein. Oleh karena itu, keuntungan
kesehatan dari makanan Jepang mulai menarik perhatian seluruh dunia.
Kepercayaan umum yang menyebutkan jika Anda tidak makan daging, maka otot -otot Anda tidak akan berkembang, terbukti tidak benar.
Sebagai buktinya dapat dilihat dari alam. Seseorang mungkin menyangka
bahwa singa, yang merupakan hewan karnivora, memiliki otot-otot yang
luar biasa. Namun, pada kenyataannya, hewan-hewan herbivora, seperti
kuda dan rusa, memiliki otot-otot yang jauh lebih berkembang daripada
singa. Buktinya, singa dan harimau tidak memiliki stamina untuk mengejar mangsa mereka dalam jangka waktu yang lama.
Mereka beraksi secara mendadak dan menggunakan kecepatan mereka untuk
menangkap dan membunuh mangsa mereka secepat mungkin. Mereka melakukan
hal ini karena mereka sendiri tahu bahwa dalam hal ketahanan stamina,
mereka tidak sebanding dengan otot-otot para herbivora yang lebih
berkembang.
Juga tidak benar jika kita diberi tahu bahwa kita tidak akan tumbuh tinggi jika tidak makan daging. Gajah dan jerapah beberapa kali lebih tinggi daripada singa dan harimau, tetapi mereka adalah hewan-hewan herbivora.
Makan
daging memang mempercepat pertumbuhan, dan cepatnya pertumbuhan dan
pendewasaan anak-anak dalam beberapa dekade yang lalu mungkin memang
berkat adanya peningkatan dalam asupan protein hewani. Meskipun
demikian, juga ada sebuah perangkap berbahaya dalam menyantap daging.
Begitu Anda mencapai usia tertentu, pertumbuhan tubuh Anda berubah
menjadi sebuah fenomena yang disehut menua. Menyantap daging mungkin memang mempercepat pertumbuhan, tetapi juga akan mempercepat proses penuaan.
Mungkin
Anda tidak bersedia mengurangi konsumsi daging, hal itu tidak mengubah
kenyataan bahwa daging memiliki efek berbahaya bagi kesehatan Anda dan
mempercepat proses penuaan. Sebelum Anda menutup pikiran Anda (dan buku
ini), bacalah materi berikut ini.
6 ALASAN ASUPAN TINGGI PROTEIN BERBAHAYA BAGI KESEHATAN
Racun dalam daging tempat berkembang biaknya sel-sel kanker. Setiap
sel mengandung DNA (deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukteat),
suatu zat kimia yang berisi peta tubuh dan fungsi-fungsinya. Produk
sampingan beracun dari pencernaan lemak dan protein hewani yang
berlebihan dapat merusak DNA, dan mengubah set-sel menjadi sel kanker.
Sel-sel kanker mulai berkembang biak dengan sendirinya. Darah kita
mengandung sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan limfosit.
Sel-sel darah putih dan limfosit menyerang musuh-musuh seperti bakteri
dan virus, menghancurkan mereka atau menjadikan mereka tidak berbahaya
lagi. Jika sel-sel ini rusak, mekanisme pertahanan garis depan tubuh
akan berhenti berfungsi, serta dapat berakhir dengan infeksi dan
munculnya sel-sel abnomal atau sel-sel kanker.
Protein Menyebabkan Reaksi Alergi.
Protein
yang belum diuraikan menjadi nutrisi, memasuki peredaran darah melalui
dinding usus sebagai zat tak dikenal. Hal ini sering terjadi pada
anak-anak yang masih kecil. Tubuh bereaksi terhadapnya sebagai zat tak
dikenal dan menimbulkan reaksi alergi. Alergi protein seperti ini paling
sering disebabkan oleh susu dan telur. Mengonsumsi protein hewani
secara berlebihan dan reaksi alergi yang dihasilkannya adalah penyebab
meningkatnya kasus-kasus dermatitis atopik, kaligata, penyakit kolagen,
kolitis ulserativa, dan penyakit Crohn.
Kelebihan Protein Menyebabkan Kerja Hati dan Ginjal Lebih Berat.
Protein
berlebih di dalam tubuh harus diuraikan dan disingkirkan melalui urine
dan menimbulkan beban yang sangat berat bagi hati dan ginjal.
Konsumsi Protein yang Berlebihan Menyebabkan Defisiensi Kalsium dan Osteoporosis.
Saat
asam amino dibentuk dalam jumlah besar, darah menjadi asam dan
membutuhkan kalsium untuk menetralisasinya. Dengan demikian, konsumsi
protein yang berlebihan menyebabkan berkurangnya kalsium. Terlebih lagi,
kadar fosfor dalam daging sangatlah tinggi dan darah harus menjaga
rasio kalsium dengan fosfor antara 1:1 dan 1:2. Makanan yang
meningkatkan jumlah fosfor akan menyebabkan tubuh mengambil kalsium dari
gigi dan tulang untuk menjaga keseimbangan tersebut. Juga, jika
seseorang memiliki banyak fostor dan kalsium dalam tubuh, fosfor dan
kalsium itu bersenyawa membentuk kalsium fosfat. Tubuh tidak dapat
menyerap senyawa ini, maka senyawa ini pun dikeluarkan, menambah semakin
berkurangnya kalsium sehingga tubuh rentan terhadap osteoporosis.
lnilah sebabnya masyarakat di negara-negara yang memiliki kebiasaan
makan kaya protein hewani menderita osteoporosis : tulang-tulang yang
keropos akibat penipisan jumlah kalsium.
Kelebihan Protein Dapat Menyebabkan Kekurangan Energi.
Energi
dalam jumlah besar diperlukan untuk mencerna makanan. Protein yang
berlebih tidak dapat dicerna sepenuhnya dan karena itu tidak diserap
sehingga menyebabkan pembusukan di dalam usus dan timbulnya
produk-produk sampingan yang beracun. Energi dalam jumlah yang sangat
besar dibutuhkan untuk menghilangkan racun dan zat-zat ini. Pada saat
energi dalam jumlah besar digunakan, sejumlah besar radikal bebas
terbentuk. Radikal bebas bertanggung jawab atas terjadinya proses
penuaan, kanker, penyakit jantung, dan aterosklerosis.
Kelebihan Protein Mungkin lkut Menjadi Penyebab ADHD pada Anak-Anak.
Penelitian
beberapa tahun belakangan ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah
anak-anak yang memiliki rentang perhatian pendek yang cenderung
mengalami ledakan-ledakan kemarahan. Makanan dan nutrisi dapat
menimbulkan dampak besar pada tingkah laku anak dan kemampuannya untuk
beradaptasi secara sosial. Ada kecenderungan yang semakin besar bagi
anak-anak di rumah maupun di sekolah untuk mengonsumsi makanan olahan
dalam jumlah besar.
Makanan-makanan ini tidak hanya mengandung berbagai zat tambahan, bahkan makanan olahan juga cenderung menyebabkan tubuh bersifat asam.
Protein hewani dan gula pun semakin banyak dikonsumsi sementara sayuran
sering dihindari. Protein hewani dan gula membutuhkan lebih banyak
kalsium dan magnesium sehingga menyebabkan defisiensi kalsium dalam
tubuh. Defisiensi kalsium mengganggu sistem saraf dan ikut menjadi
penyebab kegelisahan dan iritabilitas (sifat lekas marah).
Disalin Oleh : NiniekSS
Dari buku Dr.Hiromi Sinya :"The Miracle Of Enzyme"
Dari buku Dr.Hiromi Sinya :"The Miracle Of Enzyme"
Labels:
The Miracle Of Enzyme
Thanks for reading Makan Daging Tidak Akan Memberikan Stamina. Please share...!
0 Komentar untuk "Makan Daging Tidak Akan Memberikan Stamina"