Bismillahirrahmanirrahiim..
Sahabat Niniek SS yang saya hormati...
Ya Allah Yang Maha Agung...Yang Maha menciptakan Keindahan Dan Maha Indah...Yang Maha Menciptakan Kepekaan Dan Maha Peka...Yang Maha Menciptakan Keajaiban Dan Maha Ajaib...Yang Maha Menciptakan Kesempurnaan Dan Maha Sempurna...Yang Maha Menciptakan Kecerdasan Dan Maha Cerdas...Yang Maha Menciptakan Kekayaan dan Maha Kaya...Yang Maha Menciptakan Kesahajaan Dan Maha Sahaja...Yang Maha Menciptakan Segala dan Maha Segalanya...Sembah, puji dan syukur yang seindah-indahnya hanya layak kami naikkan Ke HadliratMu Ya Allah Kekasih Yang Engkau Kasihi...
Ya Nabi SAW, Nabi yang ummi dan Bapak segala orang mukmin..Nabi yang santun dan teladan segala kesantunan..Nabi yang gagah berani dan teladan segala perjuangan..Nabi yang dermawan teladan penyantun para fakir miskin...Nabi yang siddiq teladan segala kebenaran..Nabi yang jujur teladan segala kejujuran..Nabi yang sederhana teladan segala kesahajaan..Teladan segala penghambaan kepada Sang Maha Pencipta..
Terima kasih Ya Rassul, untuk setiap syafaatmu yang menanungi segala jalan kehidupanku dari mulai lahir ke dunia ini hingga umurku yang kini alhamdulillah telah mencapai hampir 60 tahun..semoga syafaatmu senantiasa terlimpah kepada kami sekalian, keluargamu yang teramat engkau kasihi, sahabatmu yang mulia, serta kami yang menempuh jejak yang engkau tapaki hingga akhir hayat kami nanti. Terima kasih Ya Rassul...Terima kasih..
Jika air mata kami berderai dipipi-pipi kami, ketika tengah malam dalam kesendirian, ketika berdzikir kepada Allah Ta’ala, ataupun ketika merasakan keindahan rasa Al Qur’an yang kami baca, semua semata karena tuntunan yang telah engkau wariskan kepada kami ya Rassul.
Ketika air mata kami berderai dipipi-pipi kami diantara anak-anak yatim yang bergembira menerima kedatangan kami dan pemberian kami, itu semata karena teladan yang pernah engkau berikan kepada kami ya Rassul, agar kami menyayangi dan menyantuni mereka dengan harta-harta kami ya Rassul...karena harta tidaklah membanggakan kecuali akan menjadi kebahagiaan jika diamalkan di jalan Allah..
Ya Rassul..semoga kematianku kelak berada ketika ruhku sedang menyebut AsmaNya dan sedang merindukanNya. Aamin Ya Rabbal’alamiin..
Sahabat Niniek SS yang saya kasihi dimanapun kalian berada...
Menangis Itu Perlu...
Banyak penderita maag dan gerd dari seluruh Indonesia yang ketika menelephone kepada saya menangis tersedu-sedu hingga tak bisa keluar kata-katanya. Saya tetap bersabar menunggu tangisnya reda, agar bisa mengetahui apa yang dikeluhkannya...karena dulu saya merasakan apa yang mereka sedang rasakan saat itu...Apa yang mereka keluhkan..Apa yang menjadikan sumpeg dada-dada mereka.
Semua penderita maag kronis dan gerd sangat menderita. Bukan saja derita sakit yang mereka rasakan. Namun juga kesedihan dan keprihatinan, yang mereka alami, atas sikap keluarga atau orang-orang yang ada disekeliling mereka, yang kurang pengertian dan tak mau memahami apa yang mereka alami.
Memikirkan sakitnya. Memikirkan keluarganya yang tak terurus semenjak ia sakit. Jika ibu rumah tangga ya tak bisa mengurus suami dan anak-anaknya. Jika suami ya kemudian terpaksa rehat sehingga tak lagi bisa mencarikan nafkah bagi keluarganya. Ditambah lagi kesedihan bagi yang suami atau isterinya kemudian selingkuh karena dirinya tak lagi mampu melayaninya pasangan hidupnya dengan baik. Ya Allah.
Tentu..maag dan gerd yang tak sembuh-sembuh akan menghadirkan penderitaan demi penderitaan. Siapa yang tak akan berderai air matanya kemudian jika mereka mengalaminya ? Seorang laki-laki saja yang pantang menangis, bisa berderai air matanya, karena tak sanggup lagi menanggung beban yang tak terperi ini.
Menangis itu perlu
Untuk melegakan apa yang menyumpel didada. Menangis ketika kita curhat menceritakan segala penderitaan kita kepada seseorang adalah manusiawi.
Terkadang bisa sedikit mengurangi rasa penat hati yang sedang kita rasakan. Namun tidak selalu bisa memberikan jalan keluar yang kita harapkan. Bahkan kemungkinan di kemudian hari akan mendatangkan permasalahan baru, karena seseorang yang diajak curhat kemarin dulu, bukannya membantu memberikan solusinya malah menceritakan perihalnya kepada orang lain lagi yang tidak tepat. Bahkan bisa menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Hati-hati ya dalam bercurhat.
Jika saya sedang curhat kepada seseorang atas permasalahan yang saya hadapi, saya merasa bahwa Allah sedang benar-benar cemburu dan marah kepada saya. Karena seolah saya lebih mempercayai seseorang daripada Allah untuk mengatasi permasalahan saya. Sejak itu saya sangat takut curhat kepada seseorang, sekalipun itu adalah suami saya sendiri. Saya takut Allah menjadi cemburu. Dan murka kepada saya. Astaghfirullahaladziim.
Menangis hanya kepada Allah saja
Ketika saya sakit dulu. Saya sering menangis. Tapi hanya kepada Allah saja. Entah siang ataupun malam. Sangat manusiawi jika kita menangis, ketika merasakan penderitaan sakit maag kronis dan gerd yang luar biasa. Sakit perut yang tak tertanggungkan hingga pingsan. Ketika sudah siuman, tahu-tahu sakit perutnya sudah hilang.
Hanya menangis kepada Allah, dada kita benar-benar akan merasa lapang. Kesumpegan kita akan hilang, meskipun besok datang lagi persoalan yang lain. Plong ! begitu rasanya ketika kita baru saja menangis di Hadapan Allah. Meskipun tanpa kata, tanpa doa. Dikeheningan malam. Saat seluruh penghuni rumah terlelap tidur. Hanya ada kita dengan Allah, serta goib yang menyaksikan. Alangkah indahnya...
Ketika jantung berdebar-debar serasa mau copot. Ketika kondisi sedang dropp, suami tak mau antar kerumah sakit. Ketika kita kesakitan, suami atau isteri kita tak peduli. Ketika ingin membeli obat tak ada uang. Ketika ingin sholat tarawih di masjid tak kuat jalan sampai ke masjid. Ketika mau sholat tarawih dirumah tak mampu, karena tubuh gemetar dan limbung, kepala kliyengan serasa mau jatuh. Ketika perut kesakitan, sudah sangat lapar dirumah tak ada makanan, mau meminta tolong orang tak ada yang disuruh, mau pergi sendiri tubuh tak kuat jalan. Ketika mau sholat sempurna tak bisa, kaki tak bisa untuk ditekuk, perut begah dan kesakitan. Untuk berwudhlu tak bisa karena badan kedinginan sehingga terpaksa bisanya hanya tayammum.
Jika derita semacam itu mendera kita terus-terusan, wajar kan kalau kita kemudian menitikkan air mata ? Sedih dan merasa Allah begitu jauh dari kita ? Serasa tak bisa diseru untuk memohon pertolongan !
Air mata merupakan dua cerminan hati
Air mata duka dan air mata kebahagiaan. Air mata kesedihan dan air mata keharuan. Saya sering mengalirkan kedua-duanya. Saya dan suami saya, meskipun kami berbeda 15 tahun, beliau lebih muda dari saya, alhamdulillah kami bagaikan satu tubuh. Kami saling mengerti keinginan kami meskipun tak pernah kami katakan.
Saya sering menitikkan air mata haru dan bahagia, ketika saya ingin minum air teh hangat yang encer dan sedikit manis, saya tahan, saya enggan untuk selalu meminta tolong kepada suami saya untuk suatu keperluan, meskipun saya terlentang ditempat tidur tak bisa bangun waktu itu, eh..tiba-tiba saja suami saya sudah membawakan segelas teh hangat yang sangat saya butuhkan. Hal-hal kecil seperti ini sering membuat air mata keharuan meleleh di pipi saya. Dan itu sangat seringnya. Seolah suami selalu mengerti apa saja yang saya butuhkan, yang saya inginkan, meskipun saya tak mengatakannya.
Dan sebaliknya, alhamdulillah sayapun sering bisa memahami bahasa hatinya, sehingga kami tak pernah berselisih faham selama masa perkawinan kami. Semua ini merupakan kebahagiaan yang tak terperi bagi kami. Yang Allah limpahkan kepada keluarga kami. Kebahagiaan dan ketenangan, keselamatan dan keberkahan, meskipun kehidupan kami dulu serba dalam keterbatasan.
Karena dulu saya sakit, saya tak bisa merefleksikan apa yang saya inginkan untuk suami saya. Sekarang ketika saya sudah sembuh, dan sedikit-sedikit ada rejeki yang kalian berikan kepada saya lewat pesanan buku, tepung kerut ataupun morinda, saya benar-benar ingin membalas budi kepada kebaikan suami saya karena sudah demikian sempurnanya merawat sakit saya. Dan juga membalas budi kepada kebaikan setiap orang yang pernah saya terima.
Jika ada sedikit rejeki saja, tiba tiba saya ingin membelikan suami saya sandal yang meskipun tidak mahal namun model dan kulitnya membuat suami senang, karena sandal satu-satunya sudah lusuh tak layak lagi untuk dipakai, meskipun suami saya tak pernah minta dibelikan sandal. Tiba-tiba saja saya ingin membelikan iket kepala yang bagus karena beliau senang mengenakan iket dalam keseharian walau masih muda. 43 tahun.
Pokoknya apapun yang membuat suami saya senang, saya akan melakukannya dengan senang hati pula. Ketika saya melakukan sesuatu yang menyenangkan suami saya, maka matanya akan berkaca-kaca. Itu lebih dari cukup dari sekedar ucapan terima kasih bagi saya. Allah Hu Akbar. Alangkah indahnya hidup kami sekeluarga. Alhamdulillah. Karena kami selalu tak pernah putus memegang tali Allah.
Menangislah selalu hanya kepada Allah sebagai tanda syukur tertinggi kita.
Saya, ketika sedang didera rasa sakit yang luar biasa, sering menitikkan air mata, memohon kekuatan kepada Allah. Dan ketika sedang tak ada sesuatupun keluhan, sayapun sering menitikkan air mata, bersyukur kepada Allah. Alangkah bersyukurnya saya bahwa pada detik ini, pada jam ini, pada saat ini, tak ada satu keluhanpun yang saya rasakan. Betapa nikmatnya sehat, meskipun hanya sesaat. Karena sepanjang 18 tahun saya sakit, hampir tak pernah dalam sehari tak muncul keluhan-keluhan.
Saya ketika sudah diberikan kesembuhan oleh Allah ini, sering mata saya berkaca-kaca, mensyukuri kesembuhan saya.
Membayangkan ketika dulu saya berguling-guling menahan perut sakit. Membayangkan ketika tersiksanya mengalami sembelit parah, dan ambeien belum sembuh, betapa tersiksanya setiap hendak BAB, dan selalu mengeluarkan darah.
Membayangkan ketika lambung kesakitan setiap salah makan. Membayangkan ketika dulu tak bisa sholat. Tak bisa wudhlu. Tak bisa bepergian sendirian. Tak bisa bersilaturahmi kemana-mana. Tak bisa beraktifitas apapun. Terkucil oleh sanak saudara maupun lingkungan. Membayangkan tak punya uang untuk berobat, untuk makan dan membeli segala kebutuhan. Ya Allah.
Bagaikan bumi dengan langit kondisi saya ketika dulu sedang menderita sakit dengan sekarang setelah Allah memberikan keberkahan kesembuhan. Inilah buah dari kesabaran kami sekeluarga, dalam menerima ujian Allah SWT.
Tak apa-apa menangis. Menangis itu memang perlu kok. Menangis adalah refleksi dari kondisi jiwa. Menangis merupakan tanda bahwa kita penuh dengan keterbatasan. Namun menangis juga bisa sebagai tanda, bahwa kita ini seseorang yang msih bisa bersyukur. Begitu bukan ?
Tak perlu gengsi untuk menangis. Tak perlu malu untuk menangis. Menangis bukan berarti kita cengeng. Namun menangis yang paling membahagiakan adalah menangis di Hadapan Allah SWT. Menangis yang akan membersihkan hati kita, mencerahkan jiwa, dan menambah kerinduan serta ketergantungan kita hanya kepada Allah SWT.
Demikian dulu share saya pagi ini. Semoga bermanfaat. Tentu banyak salah dan khilaf saya. Baik dalam artikel maupun melalui telpon serta sms, dengan segala kerendahan hati dan setulusnya, kami sekeluarga mohon maaf yang sedalam-dalamnya kepada pembaca blog sekalian.
Alhamdulillahirabbil’alamiin,
Purworejo 17 Juni 2016.
Salam Tauhid,
Niniek SS
Labels:
Akibat Sakit Maag,
Interospeksi,
Motivasi,
Rahasia Sembuh
Thanks for reading Menangis Itu Perlu. Please share...!
Benar Bu...setahun yg lalu sy pendam sendiri masalah uneg uneg di pikiran sy...ndk tahunya jadi begini akhirnya
BalasHapusMbak Candra,
HapusJika mempunyai uneg-uneg sebaiknya dikeluarkan kepada orang yang tepat yang bisa dipercaya yang mempunyai wawasan luas sehingga bisa memberikan pendapat yang baik terhadap uneg-uneg kita. Sebab jika dipendam bisa menjadi beban dalam pikiran yang bisa menjadi sakit maag atau timbulnya berbagai penyakit yang lain.
Salam,
Ibu..kalo mau konsultasi dengan bu ninik sendiri bisa kah..saya harus menghubungi kemana..saya butuh pencerahan sekali atas gerd yg saya alami ini.terimakasih
BalasHapusIna
HapusUntuk konsultasi, silahkan lewat SMS/WA saja dulu, ke nomor 0877.3259.8747/085.228.401.939
Salam,