Bismillahirrahmanirrahiim…
Salam Sejahtera Bagi Seluruh Alam, Puji dan syukur hanya kepada Allah Pemilik Seluruh Nikmat. Shalawat dan salam yang setulus-tulusnya semoga senantiasa tercurah atas Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW, bagi keluarga dan sahabatnya yang mulia serta para pengikut Beliau yang setia sampai akhir jaman. Aamiin.
Pembaca Blog Yang Setia, dimanapun kalian berada…
Bagaimana kabar puasanya ? Semoga masih lancar dan mulus sampai hari ini ya ? Alhamdulillah…berbahagialah kita semua yang pada Ramadhan ini mendapat karunia bisa menjalani puasa dengan baik, meskipun banyak rintangan menghalang dihadapan kita.
Sebab banyak diantara kita yang meskipun sehat, benar-benar tidak bisa berpuasa, karena berbagai halangan yang dihadapi. Dan banyak pula dantara kita yang menderita sakit maag dan gerd tetap bersikukuh untuk mencoba berpuasa, ada yang bisa bertahan hingga berbuka, namun banyak pula yang tidak kuat sehingga harus berbuka sebelum maghrib.
Puasa meskipun hukumnya wajib bagi Muslim, namun bisa menjalaninnya adalah hidayah dan karunia Allah. Bukannya Allah tidak adil. Bahwa untuk menjalani sebuah kebajikanpun yang ini adalah untuk diri sendiri, ini adalah hidayah dan karunia dari Allah, apalagi puasa Ramadhan yang mempunyai nilai tersendiri bagi Allah, tidak setiap manusia Muslim mendapatkan hidayah dan karunia bisa menjalaninya.
Oleh karena itu agar mendapatkan karunia dan hidayah bisa berpuasa Ramadhan ini, jauh waktu sebelumnya kita harus berbaik-baik kepada Allah dengan mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala apa yang dilarangNya. Insya Allah pintu akan terbuka lebar untuk menjalani berbagai kebaikan serta kebajikan yang bertabur dengan kasih sayang Allah.
Dan bagi yang sekarang ini masih menderita sakit maag serta gerd dan belum sembuh, jangan berkecil hati. Pintu taubat dan ampunan masih terbuka lebar bagi kita semua untuk menggapai RahmatNya.
Mengapa yah sakit maag atau Gerd sulit sekali untuk sembuh ? Kali ini saya ingin mencoba mengurai melalui pengamatan dan riset yang selama ini saya jalankan.
Sebetulnya sakit maag ini sudah mulai menggejala di masyarakat semenjak saya kecil, kurun waktu tahun 60 an ketika dimulainya pupuk kimia menggantikan pupuk kandang. Meskipun masih dalam skala yang sangat kecil.
Dulu ketika saya kecil, memang sudah banyak orang yang mengeluh sakit perut, termasuk saya sendiri. Entah itu sebenarnya sakit perut beneran, keluhan batu ginjal, keluhan lever, keluhan usus buntu atau appendix, atau keluhan prostat, semua dikatakan sakit perut, karena yang dirasakan ada diseputar perut.
Tapi pada dekade 60-an masih sedikit yang mau berobat ke Rumah Sakit. Mereka hanya pergi ke Bu Bidan atau Pak Mantri. Dan Bu bidan atau Pak Mantripun tidak bisa menentukan secara tepat, sakit perut yang diderita oleh pasien ini sebenarnya yang bermasalah di bagian mananya, karena tidak diperiksa secara laboratorium. Dulu belum lazim orang sakit memeriksakan diri sakitnya dengan cek up laboratorium. Asal sudah berobat ke Pak Mantri atau Bu bidan diberi obat, mereka sudah yakin dan percaya sakitnya akan segera sembuh.
Tetapi memang benar, sepertinya obat-obatan jaman dulu lebih manjur atau lebih baik kualitasnya dibanding obat-obatan yang ada sekarang. Buktinya, jarang orang sakit yang sampai berulang kembali berobat ke Pak Mantri atau Bu Bidan. Sekali berobat, selalu langsung sembuh.
Tidak seperti sekarang, dokter atau pegawai puskesmas atau di Rumah-Rumah Sakit sampai bosen mungkin melihat muka-muka lama yang muncul, orang ini lagi, orang ini lagi, yang datang berobat ! he he..
Jaman dulu belum ada kimia yang masuk ke perut, teman ! Semua yang kita makan semua masih alami, masih organik dan bebas dari kimia ! Dari mulai padi, sayur-sayuran serta buah-buahan yang kita tanam selalu menggunakan pupuk kandang. Buahnya lebat-lebat, warnanya segar-segar, dan selalu aman menyehatkan jika kita makan !
Dan jaman dulu kita belum mengenal apa yang namanya import. Terutama import pangan. Karena semua masih bisa diatasi dengan swa sembada. Bahkan beraspun dulu kita sering ekspor ke luar negeri. Bayangkan ! Betapa makmurnya negeri kita ini !
Dulu sebelum era kimiawi, belum banyak bermunculan penyakit yang aneh-aneh, bahkan seringkali ditemukan berbagai gejala penyakit baru yang belum ada namanya dalam khasanah literatur kedokteran modern he he…
Saking sedikitnya polusi lingkungan, baik polusi makanan, polusi minuman serta polusi udara, jaman dulu, waktu saya masih kecil nih, masih seumuran SD, pulang sekolah, sebelum masuk rumah, langsung menuju ke sumur untuk minum air sumur langsung, setelah basuh kaki yang ke sekolah tak pernah memakai sepatu karena belum jamannya anak sekolah memakai sepatu, istilahnya nyeker atau nyokor.
Setelah membasuh tangan dan kaki yang tentu kotor terkena debu, dan mencuci muka yang juga terasa kotor, maka segeralah menimba air dari sumur pakai timba atau ember yang dikerek. Sumur yang permukaan airnya sangat bening dan silhuet kepala kita akan kelihatan dari atas permukaan sumur merupakan nuansa tersendiri bagi saya dimasa kanak-kanak.
Didalam sumur akan nampak bayangan kepala kita dengan rambut yang berderai karena belum berjilbab, diantara langit yang berwarna biru bercampur keputihan pada tengah hari.
Jika sumurnya agak dalam, terkadang saya iseng dengan berteriak kearah dalam sumur, maka akan terdengar gema menggaung dari dalam sumur seolah ada makhluk lain yang menggema didalam sumur, padahal itu pantulan suara kita sendiri. Ha ha…nakalnya saya dimasa anak-anak !
Ketika menimba air terasa beraaat sekali, karena beratnya timba yang telah berisi air, tak seimbang dengan tenaga kecil saya yang masih berumur 9 tahunan. Nah ketika air itu telah ada dibibir sumur, rasanya legaaa sekali, seolah telah sukses menjalani sebuah perjuangan besar. Lalu tanpa sabar, segera langsung dari ember itu pula saya minum airnya. Kok…kop…kop segarnya bukan main. Terkadang hingga membasahi baju dibagian leher, yang terpaksa setelah ganti baju dengan baju rumah, baju sekolah itu langsung saya jemur di sinar matahari agar bisa kering untuk dipake besuk paginya.
Tak ada lambung sakit, tak ada lambung perih, tak ada lambung begah, terjadi diare atau desentri dengan meminum air mentah langsung dari sumur tradisional jaman dulu. Karena benar-benar masih bersih dari polusi lingungan.
Bandingkan dengan sekarang ?
Wajar saja jika sekarang ini keluhan sakit maag, GERD, dan berbagai penyakit berat, menggejala dimana-mana, di seluruh lapisan masyarakat. Tanah, air, udara, semua sudah penuh polusi kimia. Yang tanah oleh pupuk kimia, yang udara oleh polusi penyemprotan serta polusi asap pabrik, asap kendaraan, dan yang lainnya. Yang air polusi oleh perembesan lingkungan dan peresapan polusi udara. Lingkungan kita ini, sudah sangat tercemar !
Beda Sakit Maag Dulu dan Sekarang.
Sakit perut atau sakit maag dulu sangat gampang diobati dan cepet sembuh, karena tubuh masih bersih dari kimia, sehingga jika ada obat yang masuk ke dalam tubuh, maka ia akan berinteraksi langsung dengan sumber penyakit sehingga bisa cepat sembuh.
Namun jaman sekarang, dimana tubuh penuh dengan kimia yang mengakibatkan lambung luka dan bermasalah, maka jika ada obat maag yang masuk, maka ia akan berinteraksi dengan berbagai zat kimia lebih dahulu yang ada didalam tubuh dan mengeluarkannya dalam bentuk detoksifikasi residu.
Detoksifikasi inilah yang dinamakan dengan “reaksi positif”, jika kita minum obat-obatan herbal untuk mengobati sakit kita. Nah bentuk dari reaksi ini ada yang : pusing, mual, diare, sembelit, atau demam. Masing masing orang tidak sama reaksi yang dialami, tergantung kondisi tubuh masing-masing. Semakin parah sakitnya atau semakin banyak kandungan kimianya dalam tubuh, maka akan semakin terasa reaksinya.
Jika kita mengkonsumsi apa-apa yang saya sarankan untuk solusi sakit maag, seperti air mentah, tepung kerut ataupun morinda mengalami “REAKSI” tak perlu cemas atau khawatir memang itu proses yang harus dilalui ! Ketiganya mempunyai energi kesembuhan yang datangnya jelas dari Allah SWT.
Maka ketika air mentah yang higienis, tepung kerut yang mengandung zat yang bisa melapisi dinding lambung, serta Morinda yang mengandung obat multifungsi bertemu dengan sel dalam tubuh kita yang tidak sehat, maka dia akan ber “REAKSI” ! Entah mual. Entah pusing, entah demam, diare atau sembelit. Bukan berarti ketiganya yang tak cocok kita minum !
Ketiganya adalah zat alami. Air juga alamiah, tepung kerut juga murni alami tanpa campuran kimia apapun. Kalau morinda bukannya tidak murni, namun ia adalah produk mengkudu yang sudah disinergikan dengan buah bluberry serta anggur berkualitas didunia. Produksi Morinda melalui penelitian, riset yang panjang, jadi bukan sembarang produk asing yang tak bisa di pertanggungjawabkan kualitasnya.
Jadi, janganlah kita menjadi orang yang mudah mengklaim sebuah produk, sebelum mengetahui kebenaran dari data klinis laboratoriumnya. Apalagi jika minum morinda bukannya lambung bertambah enak, namun yang dirasakan adalah keluhan-keluhan yang muncul atas reaksinya, menuduh bahwa morinda adalah produk tipu-tipu atau tak berkualitas, tak menyembuhkan ! Ahaaa…Dangkal benar pikiran kita !
Runut dahulu semuanya. Karena kesembuhan suatu penyakit terutama maag dan GERD yang berhubungan langsung dengan pikiran, tak cukup hanya dengan minum obat dokter atau morinda saja. Banyak hal yang harus diperhatikan, yang harus dilaksanakan bersama-sama agar lekas sembuh. Kecuali minum obat dengan rutin sesuai petunjuk minumnya, juga menu makannya harus terjaga, istirahatnya harus cukup, pikiran juga harus dijaga agar selalu slow tidak stress, lalu kisi-kisi apa yang tak boleh dilakukan oleh orang sakit maag juga harus dijaga. Misal tak boleh angkat yang berat-berat, lambung tak boleh dulu terkena goncangan sepeda motor, perut tak boleh diurut.
Jika salah satu saja dilanggar, maka hampir bisa dipastikan yang sedianya lambung dan GERD sudah hampir sembuh ya mundur lagi.
Dan tentu keluarga harus mendukung menciptakan situasi yang mempercepat kesembuhan. Misal jangan menghina penderita dengan kata-kata yang mencemooh, dengan kata-kata yang kasar yang bernada menuduh dan menuntut, ciptakan untuk penderita suasana yang menggembirakan, penuh ketenangan sehingga tidak menambah stress mereka.
Kembali ke Beda Sakit Maag Dulu Dan Sekarang.
Bagaimana orang sekarang tidak akan terkena sakit maag ? Dari air yang diminum saja sudah bukan air yang higienis. Makanan yang dikonsumsi baik yang hewani maupun nabati sudah banyak tercemar oleh kimia. Jika hewan, terutama ayam potong juga sudah disuntik dengan kimia hormon penggemukan, sayuran serta buah-buahan juga jarang yang tak tersentuh oleh kimia pestisida. Makanan siap saji yang dijual di Super-Market Super- Market juga banyak mengandung kimia pengawet, perasa, pelembut, pewarna dan lainnya yang sangat berbahaya bagi kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang.
Oleh karena itu wajar, jika sakit maag jaman sekarang lebih sulit diobati dibanding dengan sakit perut jaman dulu kala. Yang jelas karena polusi lingkungan yang menjadi penyebab utamanya, disamping pola hidup yang buruk yang tidak memenuhi kaidah-kaidah kesehatan.
Jika kalian ingin benar-benar segera sembuh secara total, sebenarnya bisa. Asal kalian ketat dalam memenuhi panduan sakit maag yang seperti telah saya tulis dalam buku.
Menurut pengamatan saya, banyak yang tak sembuh-sembuh karena TIDAK SABAR dalam menjalani sakit kalian. Sakit maag bukan seperti sakit flu yang asal sudah banyak istirahat, makan yang banyak dan bergizi, serta minum vitamin lalu dalam 3 hari atau seminggu bisa sembuh.
Sakit maag perlu :
- Sabar serta telaten minum obat, baik obat dari dokter ataupun obat herbal yang dipilih. Terutama jika yang dikonsumsinya itu obat herbal seperti morinda. Herbal bekerja hingga ke akar penyakit, maka perlu waktu yang lebih lama dibanding obat kimia yang bekerja hanya mengatasi gejalanya bukan sampai keakar penyakit. Sehingga biasanya obat habis maka keluhan akan kambuh lagi.
- Sabar untuk banyak beristirahat. Soalnya banyak orang yang suka bekerja keras, begitu terkena sakit maag, ia akan merasa sangat terbeban, ingin segera mengerjakan sesuatu padahal belum boleh melakukan apa yang dilakukannya itu. Sehingga harusnya sudah sembuh malah jadi ambruk lagi.
- Sabar menahan nafsu untuk menahan makanan pantangan. Misal belum boleh makan ayam goreng, sudah nekad makan ayam goreng, sehingga lambung terluka kembali karena terkena kasarnya ayam goring dan terkena minyak dari ayam goreng. Jadi kapan sembuhnya dong ?
- Sabar untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa memicu kambuhnya maag dan GERD. Sudah dibilang jangan untuk jalan-jalanpagi dulu jiga lambung masih terasa sakit. Eh ini malah untuk lari-lari pagi, dengan harapan agar tubuhnya bisa berkeringat. Weleh-weleh..ya kontanlah lambung sakit, tubuh demam dan kepala kliyengan yang sangat karena energinya terkuras pada lari pagi yang dilakukannya.
- Sabar menahan sabar terhadap sikap yang tak bersahabat dari penghuni rumah. Apakah itu dari suami kita, isteri kita, mertua kita, anak kita, saudara kita yang selalu tak pernah mengenakkan ketika kita sakit. Yah karena kita memang lagi tak bisa berbuat apa-apa, jadi ya sabar saja. Doakan mereka semua agar berhati baik kepada kita yang sedang sakit ini.
- Sabar menahan keinginan apapun agar lekas sembuh. Ketika kita sakit hendaklah jangan banyak keinginan yang diluar kemampuan. Misal melihat kamar kotor ya sabarlah, jangan terlalu bawel kepada orang lain untuk membersihkannya jika kita tak bisa membersihkan atau mengaturnya sendiri. Melihat lantai belum di pel ya sabarlah. Pokoknya harus SABAR…SABAR…dan SABAR…Jika tidak, maka hampir bisa diduga sakit kalian akan lebih lama sembuhnya.
Demikianlan tentang bedanya Sakit Maag Dulu dan Sekarang. Meskipun kalian banyak uang jangan asal kalian bisa beli yaah…Maksud ane beli makanan sembarangan. Dilihat dulu atuh, dia racun buat tubuh kagak ? Heh heh heh. Semoga kita semua senantiasa diberi sehat wal’afiat, selamat dan bahagia dunia dan akherat oleh Allah SWT. Sang Pemberi Segala Nikmat.
Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Salam Penulis,
Niniek SS
Labels:
Kiat-Kiat Sembuh,
Pengetahuan
Thanks for reading Beda Sakit Maag Dulu Dan Sekarang. Please share...!
Iuar biasa
BalasHapusMosok si Mang ?
HapusSalam,
Duhh...susah banget untuk selalu sabar......bila sabar syukur Alhamdulillah...bila kambuh...sabarnya hilang😖😖😖😖
BalasHapusMbak Candra,
HapusInilah yang namanya ujian. Perlu banyak belajar dan praktek he he..
Salam,