Semua orang, tentu akan mati. Hanya saatnya yang berbeda. Mengapa selalu ditakuti, sedangkan jalannya, mau enak, mau sulit, semua sudah ada petunjuknya. Kita tinggal pilih mau yang mana ?
Memang, sakit maag yang awalnya sepele, pada akhirnya bisa menjadi sakit yang serba komplek. Sebab menyangkut lambung, yang merupakan gudang penampungan serta penggilingan makanan.
Semua kesehatan organ tubuh mau tidak mau sangat tergantung pada lambung. Jika lambung sehat insya Allah semua organ tubuh akan cenderung sehat, demikian pula sebaliknya jika lambung tidak sehat, maka seluruh tubuh pasti akan terkena dampaknya.
Memang tiap-tiap organ tubuh saling berkait, tak bisa dipisahkan satu sama lain. Namun yang mempunyai hubungan langsung sebab akibat keseluruh organ adalah lambung, karena lambung adalah gudang penyimpanan dan pengolahan nutrisi bagi tubuh.
Jika lambung sehat, maka ia akan dapat mengolah setiap bahan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh dan selanjutnya olahan nutrisi yang telah siap akan diedarkan oleh darah keseluruh tubuh. Tapi jika lambung sakit, ia tak bisa bekerja sempurna, ia tak bisa mengolah bahan nutrisi yang bersifat kasar, yang bersifat pedas, lemak dan minyak, sehingga akhirnya tubuhpun kekurangan nutrisi yang dibutuhkan. Sedangkan kekurangan nutrisi sangatlah berbahaya karena akan menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh.
Yuk kita belajar bersama-sama dengan ilmu simak, ilmu memperhatikan, ilmu meneliti yaa, meskipun saya bukan dokter, boleh to ? tak ada larangan to ? jika di antara pembaca blog ini ada yang dokter, silahkan dikoreksi, dan tolong koreksinya disampaikan kepada saya, bahwa yang saya tulis ini adalah salah, wah saya akan sangat berterima kasih. Karena sebagai sesama, apalagi sebagai sesaudara Muslim kita wajib selalu saling mengingatkan. Iya kan ? Oke ? Bukan hanya uang saja yang bisa kita sedekahkan, ilmu yang kita milikipun bisa kita sedekahkan dan insya Allah akan bermanfaat bagi orang lain.
Sebagian besar para penderita sakit maag yang tak sembuh-sembuh, hampir semuanya dihantui perasaan takut mati. Ini yang teramat menyiksa. Sayapun dulu juga seperti itu kok. Tapi sejak mengerti ilmunya dan menjalaninya, saya tak pernah lagi takut mati ( maaf ini bukanlah sebuah kesombongan, melainkan sebuah pengertian ). Bahkan setelah tahu ilmunya mati, saya dari hari ke hari makin memperoleh kesembuhan dan kesehatan. Yang semuanya adalah karunia Allah Swt.
Sahabat Sakit Maag yang dirahmati oleh Allah Swt…
Kematian adalah sesuatu yang “pasti” tak bisa ditawar-tawar oleh siapapun, kecuali atas kehendakNya. Cepat atau lambat, kita akan mengalaminya. Hanya saatnya yang kita semua tidak ada yang tahu, karena itu adalah “rahasia Illahi” ( Kecuali bagi orang-orang tertentu yang memang diberitahu oleh Allah Swt atas kehendakNya ).
Kematian adalah sesuatu yang “pasti” namun ilmunya jarang diburu orang. Sedangkan “sukses” sesuatu yang belum pasti, namun selalu diburu oleh setiap orang di seluruh dunia. Iya kan ?
Sebenarnya tujuan manusia hidup yang sebenarnya apa ? Bukankah alam keabadian yang penuh dengan kebahagian yang kekal, yang abadi bukan ? Kekal, ya kekal !
Dunia dihamparkan oleh Allah Swt kepada manusia, sebenarnya adalah lahan untuk menempa diri, lahir dan batin, untuk menjadi hamba yang benar-benar menghamba kepadaNya. Dan Allah Swt juga mengijinkan agar dunia ini kita olah sedemikian, agar kita semua manusia berkehidupan bahagia bukan sekedar bahagia lahir dengan segala kelimpahan harta namun yang terlebih penting adalah kebahagiaan ruhani dimana kita akan selalu merasakan kebahagiaan yang hakiki dalam keberadaanNya.
Saya sering tercekam dalam sebuah ketakutan yang amat sangat jika ingat salah satu hadits yang mengatakan bahwa dunia seisinya adalah fitnah. Nah lo ! Lalu, apa artinya jika kita sudah banting tulang dari pagi buta hingga malam hari, ibarat malam ketemu malam mencari nafkah jika semua akan menjadi fitnah.
Tentu, yang dimaksud adalah jika semua usaha kita di dunia hanya kita tujukan untuk kepentingan dunia, bukan untuk menghamba, mengabdi dan untuk kepentingan bagi jalan Allah, semua tak akan ada artinya, karena dunia seisinya akan lenyap.
Jika kita mencari harta hanya untuk kepentingan diri kita, bukan untuk menggapai sebuah pengabdian kepadaNya, waktu kita benar-benar akan habis untuk mencari harta hingga kekayaan kita menggunung, hingga lupa kepada tujuan inti kehidupan di dunia ini, adalah untuk mengabdi serta menghamba kepada Allah Swt, agar pada kehidupan kita kelak di akherat diberi tempat yang layak, sesuai dengan penghambaan kita didunia sekarang ini. Jika tujuan hidup dan semua apa yang kita lakukan bukan karena Allah, niscaya semua akan sia-sia belaka.
Jika dalam hidup ini kita menghamba dunia, maka dunia akan lenyap, tak akan mampu menolong kita, sehingga semua perolehan dunia kitapun tak akan berarti apa-apa dalam kehidupan kekal nantinya.
Namun jika kita menghamba sepenuhnya kepada Allah Swt, ketika kita hidup di dunia, Allah adalah Dzat Yang Maha Kekal Abadi Pemilik Alam Semesta. Maka, dalam setiap peri kehidupan kita, Allah akan selalu menolong kita dengan RidhoNya, Allah akan menyimpan setiap amal baik kita yang kita perbuat ketika kita hidup di dunia, di dalam gudang perbendaharan amal yang sangat aman, yang tak akan tertukar dengan amal siapapun walau amal yang sebesar biji zarah sekalipun.
Hanya amal-amal inilah, serta syafaat Rasulullah Saw, dan syafaat para Aulia dan apapun yang diberi hak oleh Allah Swt. untuk memberikan syafaat kepada kita, yang akan mampu menolong kita pada kehidupan di akherat kelak, tentunya adalah amal yang diridhoi oleh Allah Swt, amal kebaikan yang dilakukan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Bukan amal keburukan.
Jika amal-amal yang kita lakukan adalah sebuah keburukan, ia akan dipertanggungjawabkan kelak di akherat. Oleh karena itu pergunakan waktu hidup di dunia ini untuk menabung amal baik sebanyak-banyaknya, setulus-tulusnya dan seikhlas-ikhlasnya.
Kematian semestinya menjadi kerinduan bagi setiap insan yang beriman, karena ia adalah pintu gerbang menuju perjumpaan dengan Maha Raja Diraja kita, yang belum pernah kita jumpai di dunia, bukan malah kita takuti.
Allah Swt, yang ketika kita hidup di dunia telah memberi segala nikmat yang kita butuhkan, pengampunan, kesehatan, kebahagiaan, kesejahteraan, perlindungan, bimbingan, ilmu, penyertaan, dan berjuta nikmat yang lainnya, tidakkah layak kita rindukan setiap saat perjuampaannya ?
Bagaimana caranya agar kita tidak takut menghadapi kematian ? Kematian adalah sesuatu yang “pasti” datangnya. Semestinya kita siapkan sejak dini. Al Qur’anul Karim dan Al Hadits adalah dua pusaka mulia yang ditinggalkan oleh Nabi Agung Muhammad Rasulullah Saw, yang mengatur segala peri kehidupan manusia untuk mencapai RidhoNya, termasuk jalannya kematian dan jalan mencapai tempat yang paling mulia di sisi Allah Swt kelak di akherat. Oleh karena itu hiduplah dengan tuntunan yang sangat akurat tersebut, insya Allah pasti kita akan mendapatkan keselamatan serta kebahagiaan dunia dan akherat.
Wahai Sahabat Sakit Maag yang sering takut mati….
Bisa dimaklumi jika kita semua yang sakit maag kronis kebanyakan takut mati. Bagaimana tak akan takut mati, apalagi bagi yang sakit maag sudah kronis, masih ketambahan juga menderita gerd dan anxyetas, karena seribu rasa sakit yang aneh muncul bertubi-tubi silih berganti di dalam tubuh. Sepertinya tak ada area satupun dalam tubuh ini yang terbebas dari penderitaan. Sepertinya semua organ dalam tubuh ini sudah terkena sakit semua. Sampai ke darah-darah sudah tak normal lagi jalannya.
Bayangkan, jika dada berdebar-debar detaknya seperti lonceng mau copot, lambung seperti ada pisau di dalamnya yang selalu menyayat-nyayat, seluruh tubuh dan seluruh persendian ngilu rasanya karena lama tak pernah bisa berolahraga, pinggang dan punggung rasanya pegal bukan main karena mungkin tingginya endapan ginjal oleh residu obat-obatan maag, tulang ekor seperti mau patah akibat ambeien dalam, nafas tiba-tiba nyesek dari uluhati sampai ke tenggorokan ? Lalu tiba-tiba keseimbangan limbung antara sadar dan tidak, wajar kan jika kita takut mati ? Bukankah kondisi sakit yang sudah lemah dan tak bisa diatasi memang merupakan salah satu jalan atau tanda-tanda menuju kematian ?
Separah apapun kondisi sakit kita, jangan pernah takut mati jika belum melihat malaekat yang akan mencabut nyawa kita ! Tetaplah bertahan untuk terus hidup ! Kobarkan semangat untuk sembuh ! Sembuh ! Dan sembuh ! Karena amanah yang Allah berikan kepada kita di dunia ini belum selesai.
Jika kita masih diberi nafas walaupun satu helaan, ini merupakan suatu rahmat yang luar biasa, yang sangat berharga, yang Allah berikan kepada kita. Semestinya kita sangat bersyukur serta menghargainya !
Dalam kondisi yang paling parah, sepertinya tak ada sesuatupun yang bisa kita lakukan ? Ada ! Istighfar ! Memohon ampunan kepada Allah Swt atas setiap dosa yang pernah kita lakukan. Yang kita ingat maupun yang kita sudah lupa. Yang kita sengaja maupun tak kita sengaja. Yang lama maupun yang baru. Dosa yang nyata maupun yang tersembunyi, dosa yang lalu dan yang akan datang…Pumpung masih ada waktu, dan belum terlambat. Memohonlah ampunan saudaraku…bertaubatlah nasuha…
Lalu, bacalah hamdalah, Alhamdulillah, mengucap syukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah Swt kepada kita, yang kita ingat dan yang tak kita ingat. Nikmat besar maupun nikmat-nikmat kecil. Nikmat karena kita masih diberikan umur, nikmat karena kita diberi iman Islam dan Rasul Muhammad Saw ( karena tidak semua orang mendapatkan hidayah ini ), nikmat karena kita diberi ilmu hakekat sehingga bisa mengerti pesan yang tersirat dari apa yang tersurat atas segala yang ada dan berhampir kepada kita, nikmat karena kita diberi sehat, nikmat karena kita diberikan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup, nikmat ujian hidup karena derajat kita akan dinaikkan oleh Allah Swt ( termasuk sakit sebagai pembersihan dosa yang lahir maupun yang batin ), nikmat bisa dipercaya berhutang dan bisa membayar pada waktunya ), dan…semua nikmat yang kita tak akan mampu menghitungnya lagi…subhanallah.
Jika kita sudah mohon ampun, lalu bersyukur, yang terakhir adalah memuji dan mengakui akan kebesaranNya dengan bertakbir Allah Hu Akbar, memuji kebesaran Allah Swt. La ilaha ilallah…inilah puncak penghambaan mengakui tiada Tuhan selain Allah…dan Muhammadurasulullah…dan mengakui sedalam-dalamnya dalam relung hati, jiwa dan ruhani kita bahwa Muhammad adalah Rasul kita…
Lalu kita berserah diri dalam segala keterbatasan kita dan bergantung harap semata hanya kepada Allah Swt, dengan melafalkan : laa haula wa laa quwwata illa billaah ( Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah semata-mata ).
Jika kita sudah melakukan yang demikian, meskipun sakit kita belum sembuh, insya Allah, hati kita akan tenang, kita tak akan pernah takut lagi terhadap segala bahaya yang mungkin akan mengancam kita dari segala penjuru, baik ancaman yang datang dari dalam diri kita sendiri ( nafsu dan ego tempat bersemayamnya syaiton ), ataupun ancaman yang datangnya dari arah kiri diri kita, kanan kita, depan kita, belakang kita, atas kita dan ancaman yang datang dari bawah diri kita.
Kita tak akan pernah khawatir atau takut lagi bahkan dengan ancaman kematian yang bakal datang kepada kita, karena semuanya sudah kita serahkan bulat-bulat, sepenuhnya kedalam perlindungan benteng Allah Swt.
Benteng yang Maha Kokoh, Benteng Yang Penuh Kasih Sayang, Benteng yang menghidupi dan memberi pengertian, dan Benteng yang dirindukan semua makhluk hidup.
Lalu dimanakah adanya benteng tersebut ? Yaitu ada dalam La ilaha ilallah, Muhammadurasulullah…
Demikian semoga tulisan ini bisa memberikan secercah kebeningan bagi kita sekalian. Amiin Ya Rabbal ‘Alamiin.
Salam Penuh Damai,
NiniekSS
0 Komentar untuk "Kematian Tak Perlu Ditakutkan"