Bismillahirrahmanirrahiim...
Penyebab rasa panik dan ketakutan pada sakit maag
Hubungan antara lambung dan otak memang erat sekali. Jika ini terjadi pada orang yang sehat, contoh : Ketika kita tiba-tiba mendengar saudara kita, atau orangtua kita, atau kenalan dekat kita, meninggal dunia...kita biasanya shock, kaget, tidak percaya, dan mendadak lemas, jantung berdebar, lalu diare. Iya kan ? Nah itu karena pikiran atau otak panik, berpikir berat, maka efeknya seseorang akan diare. Sebaliknya, ketika perut kita sakit, biasanya selalu diikuti dengan kepala pusing.
Jadi antara lambung dan otak memang saling berkait. Pada orang sehat saja bisa terjadi seperti itu, apalagi pada orang yang sakit maag, dimana lambung banyak keluhan. Maka sudah barang tentu, keluhan2 yang datang silih berganti pada lambung akan mendatangkan stress yang berat. Tentu saja akan menimpulkan rasa panik. Semakin parah asam lambungnya, maka tingkat kepanikan yang ditimbulkan juga akan semakin kuat ! Maka betul sekali nasehat yang mengatakan agar sakit maag sebaiknya menjauhi stress. Itulah penyebabnya !
Untuk mengatasi rasa panik ketika sedang sakit maag, ada beberapa tips antara lain :
1. Membaca Al Qur’an atau membaca sholawat
Membaca Al Qur’an atau membaca sholawat akan mendatangkan ketenangan hati, dan menghilangkan keresahan dan kepanikan. Cobalah.
Serahkan rasa panik kita kepada Allah SWT, Sang penentu keadaan, insya Allah pelan namun pasti, rasa panik akan semakin lama semakin berkurang dan hilang atas keridhoan Allah SWT.
2. Minum air putih hangat yang diberi madu murni
Madu mempunyai kandungan yang bisa menenangkan jiwa. Jadi ketika kita sedang panik, usahakan bisa minum air madu yang hangat.
3. Berbaring dengan tenang
Berbaring, bisa menjadikan rasa panik berkurang karena kerja jantung menjadi stabil, tidak seperti kalau naik turun tangga atau angkat yang berat-berat sehingga jantung memompa darah lebih kencang sehingga akan menambah rasa panik.
4. Tanamkan dalam diri bahwa hidup dan mati adalah sudah kehendak Tuhan.
Jika hal ini sering kita tanamkan dalam hati, pikiran dan perasaan, tentu apapun yang sedang kita alami, kita akan tetap tenang. Lalu akan timbul rasa pasrah yang sepasrahnya kepada Allah Sang Penguasa hidup dan mati.
5. Tanamkan dalam diri bahwa Allah itu Maha Memelihara.
Allah SWT. yang tak pernah tidur itu, akan selalu memelihara makhluk ciptaanNya dengan sangat sempurnaNya dengan segala sifatNya, yang Maha Kasih Sayang, Maha Adil, Maha Mengetahui, Maha Teliti dan Segala Maha. Tak perlu terlalu mengkhawatirkan, bagaimana kelak kalau aku mati, siapa yang akan merawat anak-anakku yang masih kecil-kecil ? Bukankah Ada Allah yang Maha Kasih Sayang yang akan memelihara anak-anak kita jika kita tiba-tiba meninggal dunia ? Allah SWT. akan memilih jalanNya bagi anak-anak kita untuk terus bertahan hidup, bertumbuh dan berkembang hingga menjadi dewasa ?
Dengan kita hidup, apakah itu yang menjamin anak-anak kita untuk terus tetap hidup, bertumbuh dan berkembang ? Tidak bukan ? Kita sendiri tak mampu menjamin hidup dan kehidupan kita sendiri, apalagi kok untuk menjamin hidup dan kehidupan anak-anak kita dimasa yang akan datang jika kita hidup ? Menyembuhkan diri sendiri saja kita tak mampu ? Kok akan menjamin hidup dan kehidupan anak-anak kita dimasa yang akan datang ?
6. Tanamkan dalam diri bahwa hidup adalah kehendak Allah SWT.
Harus disadari sesadar-sadarnya, bahwa sehat maupun sakit adalah kehendakNya. Sehingga kita tidak bersyukur hanya saat sehat saja, dan terus mengeluh ketika sakit, apalagi sakitnya tak sembuh-sembuh.
7. Manusia tak mempunyai daya dan kekuatan apapun kecuali atas pertolonganNya.
Maka, ketika kita diberi sakit, wajibnya hanya terus berusaha dan berikhtiyar agar sakitnya segera diberikan kesembuhan. Sang penyembuh bukanlah obat atau dokter. Obat dan dokter hanyalah “alat” yang dipakai oleh Allah untuk menyembuhkan sakit kita. Maka yang utama justru terus selalu berdoa memohon kesembuhan kepada Allah dengan interospeksi diri, serta memohon ampunanNya atas setiap dosa dan kekhilafan kita. Baik kepada Allah SWT. maupun kepada sesama.
8. Tanamkan dalam diri, bahwa tak ada sesuatupun yang diciptakan oleh Allah SWT. itu adalah sia-sia.
Semua selalu ada gunanya. Ada manfaatnya. Ada hikmahnya. Baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Termasuk sakit yang lama tak sembuh-sembuh.
Hikmahnya, bisa jadi, yang selama ini suami kita menganggap kita isterinya tak berguna, ternyata setelah kita sakit, betapa terasa sangat repotnya. Semua urusan yang biasa kita selesaikan, menjadi terbengkelai. Yang merapikan tempat tidur, yang masak, mencuci, belanja, antar jemput anak sekolah, mengajari anak-anak menggarap PR, mendampingi tumbuh kembang anak ? Dan melayani kebutuhan serta keperluan suami yang lain. Hadeeh...
Itulah yang biasa saya lakukan jika timbul rasa panik, alhamdulillah seringkali kepanikan perlahan akan hilang.
Demikian artikel “Mengatasi Rasa Panik Pada Sakit Maag” teman. Semoga bermanfaat. Jika ada kekurangannya atau yang tak berkenan saya mohon maaf. Terima kasih atas kunjungan Anda di blog ini. Semoga Anda dan keluarga selalu diberikan kesehatan, panjang usia yang manfaat, keberkahan dan kemudahan rejeki Anda yaa ? Aamiin Yaa Robbal’alamiin. Alhamdulillahirabbil’alamiin...
Purworejo, 24 Oktober 2021
Salam Sehat & Bahagia selalu,
NiniekSS
Thanks for reading MENGATASI RASA PANIK PADA SAKIT MAAG. Please share...!
0 Komentar untuk "MENGATASI RASA PANIK PADA SAKIT MAAG"