RABU KELABU BAGI ACEH
Bismillahirrahmanirrahiim...
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un
Melalui media ini, saya mengucapkan turut berbela sungkawa yang sedalam – dalamnya, kepada seluruh saudara – saudara se Bangsa dan se Tanah Air di Aceh, yang saat ini sedang mengalami duka yang amat mendalam karena musibah gempa bumi yang menimpa Tanah Aceh pada Rabu tanggal 7 Desember 2016 pagi.
Juga kepada semua teman – teman, serta sahabat sakit maag dan gerd, yang bertempat tinggal di Aceh yang ikut terkena musibah ini.
Terutama yang telah kehilangan keluarga, sanak saudara dan handai taulan dalam musibah ini. Semoga para kurban diampuni dosanya oleh Allah SWT, meninggal dalam husnul khotimah, mendapatkan jalan yang lapang di Sisi Allah SWT. Bagi anggota keluarga yang ditinggalkan semoga diberi kesabaran serta ketabahan. Sebab, semua apa yang ada di dunia ini hanyalah titipan dan pinjaman dari Allah SWT.
Jika saatnya akan diambilNya, maka mau tidak mau kita semua haruslah ikhlas. Apa yang diambil kembali oleh Allah, pasti ada kebaikannya bagi kita, jika itu terus ada pada kita, apapun itu. Allah lebih Maha Tahu...Oleh karena itu tak ada yang perlu disesali, hendaklah sabar dan tawakkal itulah yang perlu kita lakukan dalam setiap musibah yang menimpa.
Sahabat Niniek SS di Aceh..
Betapa berat musibah ini...
Allah SWT. Maha Kuasa
atas segala KehendakNya..Demikian juga dengan kejadian gempa di waktu pagi hari
yang menimpa Tanah Aceh tepatnya di Kabupaten Pidie pada Rabu pagi..tanggal 7
Desember 2016...Sebuah kejadian yang
tak disangka tak dinyana. Saat masyarakat Aceh melaksanakan aktifitas pagi hari,
terjadilah musibah tersebut.
Hidup ini adalah ketidak pastian !
Betapa kita hidup di
dunia senantiasa dalam ketidak pastian. Bisa sehat bisa sakit. Bisa bahagia
bisa berduka. Bisa selamat bisa celaka. Bisa sedih bisa gembira. Bisa beruntung
bisa sial. Bisa miskin tiba – tiba diberi jalan kekayaan oleh Allah. Dan bisa
pula kaya, tiba – tiba Allah menghendakinya jatuh bangkrut sebangkrut –
bangkrutnya !
Antara sukses dan kegagalan jaraknya tipis sekali. Dalam sekejab semuanya
bisa berubah, jika Allah telah Berkehendak. Yang semuanya tak disangka dan tak
dinyana ! Oleh karena itu, hanya kepada Allah sematalah kita hendaknya berserah diri dan bergantung harap. Bukan kepada sesuatu yang lain ! Karena
penentu takdir hanyalah Allah SWT.
Jika kita sudah bertekun didalam penyerahan
diri secara total kepada Allah SWT, saya “yakin” bahwa Allah “pasti” akan
memberikan kasih sayangNya yang “lebih” kepada kita. Memberikan benteng perlindunganNya,
melimpahkan kebahagiaan kepada kita. Jika kita jatuh kedalam dosa, karena
keterbatasan kita sebagai manusia, saya yakin bahwa taubatan nasuha kita akan
mendapat pengampunan dari Allah Ta’ala.
Hidup hanyalah sekedar menjalani...
Hidup sebenarnya
hanyalah sekedar menjalani. Kalau dalam istilah bahasa Jawa :”Urip mung sadermo nglakoni”. Manusia lahir sudah dengan takdirnya, yang dikehendaki
oleh Allah SWT. menjadi A, B, C, D dan sebagainya. Dan Allah sudah
melengkapinya dengan fasilitas yang sangat sempurna bagi masing – masing orang
untuk mencapai kesempurnaan dari setiap takdirnya.
Yang dibutuhkan untuk
mencapai kesempurnaan takdir hanyalah “ketaatan” dalam penghambaan,
dan “rasa syukur” atas setiap keadaan yang diterimanya. Sabar, tawakkal
dan ikhlas adalah bagian untuk bisa menjalani takdir dengan baik, sehingga pada
perjalanan hidup bisa “lulus” menjadi manusia pilihan. Manusia yang “sesuai”
dengan yang di Kehendaki oleh Allah SWT. Manusia yang kaffah lahir maupun
batinnya. Seperti yang mulia Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
Mengapa manusia
mengalami segala kesulitan dan kesengsaraan ? Ya karena tidak mengenal diri
sendiri, terlalu banyak keinginan kalau dalam bahasa Jawanya :”ngangah – angah”, selalu ingin memiliki yang lebih yang bukan porsinya, yang bukan haknya,
dan sebetulnya tidak dibutuhkannya !
Sudah punya rumah
satu, pegin punya dua. Sudah punya mobil satu, masih kurang. Sudah punya mobil yang
cukup bagus, ingin yang lebih mewah. Sudah punya penghasilan yang cukup untuk
keluarga, masih berusaha untuk menambah lagi...menambah lagi...meskipun dengan
jalan yang tak halal...”korupsi” !
Hal – hal itulah yang
seringkali membuat Allah murka tanpa kita sadari. Sehingga kita ditimpa dengan
berbagai kesedihan, musibah, kesulitan, kebangkrutan, malapetaka, kesialan,
sakit penyakit, dan lain sebagainya.
Jika kita sedang ditimpa hal seperti ini malah kita
menuduh Tuhan tidak adil, pilih kasih, tidak sayang pada kita, lalu kita lari
kepada yang lain selain Allah, karena kita merasa, Allah sudah tak peduli lagi dengan doa dan
ratapan yang berkali – kali kita lantunkan.
Padahal semuanya bermula dari kekeliruan kita sendiri dalam menjalani
hidup.
Sahabat Niniek SS yang berada di Aceh...
Sedih adalah hal yang
wajar dan manusiawi bagi kita yang terkena musibah. Mungkin kehilangan orang
tua, isteri, suami, anak, mertua, adik, kakak dan orang – orang yang kita
cintai. Tetapi janganlah kalian ratapi kepergian mereka. Itu sudah menjadi
haknya mereka untuk “pergi selamanya” saat ini, dengan cara ini. Cara yang
sudah Allah tentukan untuk masing – masing hambaNya.
Marilah kita antar kepergian
mereka bukan dengan ratapan namun dengan doa- doa yang suci, agar memperlapang
perjalanan mereka kembali ke HaribaanNya. Agar dosa – dosanya diampuni oleh
Allah SWT. dan amal kebajikannya didunia diterimaNya. Aamiin Ya Rabbl’alamiin.
Bagi kalian yang
kehilangan harta benda kalian, rumah, mobil, dan yang lain yang rusak dalam
musibah ini, ikhlaskanlah. Siapa yang takkan sedih, kehilangan harta yang
sekian lama dikumpulkan. Usaha yang sekian lama dirintis hancur dalam sekejab
dalam musibah gempa ini ?
Tetapi yakinlah. Tentu
ada kebaikan yang Allah tetapkan dalam penghancuran ini. Yang kita semua tak tahu
dan belum memahaminya. Jika kita sabar dan ikhlas serta tak berburuk sangka, insya
Allah pada saatnya kelak, kita akan tahu kebaikannya, mengapa musibah ini
terjadi.
Pasti Allah akan
mengganti dengan yang lebih baik, dengan catatan kita sabar dan ikhlas dalam
menerima musibah ini. Jika tidak, maka bisa saja kehancuran yang lebih fatal
yang akan kita terima..
Allah menghendaki
setiap penciptaan dengan maksud yang Maha Baik. Baik bagi yang diciptakan
maupun yang berguna bagi keselarasan serta keseimbangan alam semesta. Jika
terjadi penyimpangan – penyimpangan yang dilakukan oleh manusia sudah
membahayakan bagi manusia itu sendiri, ataupun sudah pada tingkat membahayakan
keselamatan serta mengganggu keseimbangan alam semesta, maka pelaku
penyimpangan serta hasil karya penyimpangan itu pasti akan DihancurkanNya tanpa
perlu bertanya – tanya kepada kita.
Musibah seperti ini bukan terjadi di Aceh saja. Namun dimana - mana. Ini adalah peringatan bagi kita semua, agar menjadi manusia yang lebih bertaqwa, sabar dan bersyukur dalam menjalani takdir kehidupan. Agar kita kembali kepada Allah dengan segala kehendakNya. Bukan menghalalkan segala cara demi tercapainya ambisi dan keinginan.
Sebenarnya, Allah
sudah memberi tanda – tanda atau aba – aba jauh hari sebelumnya, kepada hati
sanubari kita, akan setiap musibah yang akan menimpa kita. Namun seringkali
kita tak peduli pada suara hati nurani kita. Jika kamu melakukan ini nanti kamu
akan begini, dan jika kamu melakukan itu maka nanti kamu akan begitu.
Demikianlah seringkali kita mendapatkan peringatan dari sanubari kita. Tapi
kita selalu menyangkalnya :”Ah
tak mungkin !”, “Ah tak apa – apa !”...
Peringatan –
peringatan kecil itulah, jika terus dilanggar, yang kelak kemudian hari akan
menjadi sebuah kenyataan yang benar – benar membuat hati kita tersentak !
terperangah ! dan tak bisa mengelak ! Dan mau tak mau harus menerimanya dengan
kesabaran.
Sahabat Niniek SS
dimanapun kalian berada...
Marilah kita terima
setiap musibah yang menimpa kita sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada
kita manusia. Agar kedepan kita menjadi lebih baik, lebih bersih, dan lebih
tertata kehidupannya, sesuai dengan Kehendak Allah SWT. Marilah kita kembali
kepada jalan yang lurus, yang telah dituntunkan oleh Rasulullah SAW didalam Al
Qur’anul Karim dan dalam keteladanan Beliau. Agar kita hidup “taat” dan “bersyukur”.
Demikian “Rabu Kelabu
Bagi Aceh” semoga menjadi cermin bagi kita sekalian, bahwa betapa sayangnya
Allah kepada kita semua, ditegurnya kita selalu, ketika sudah jauh melenceng
dari apa yang diKehendakiNya.
Alhamdulillahirabbil’alamiin...
Purworejo, 10 Desember
2016
Yang turut berduka,
Niniek SS
Labels:
Kisah Nyata
Thanks for reading Rabu Kelabu Bagi Aceh . Please share...!
0 Komentar untuk "Rabu Kelabu Bagi Aceh "