Bismillahirrahmanirrahiim...
Siapakah yang bisa mendustai nikmat Allah ? Karena semua nikmat berasal dari Allah SWT. Yang Maha Sempurna CiptaanNya. Yang tak terperi kasih sayangNya. Yang Maha Nyata kehendakNya. Yang selalu setia pada JanjiNya. Allah Yang Maha Kaya dan Maha Agung dengan segala CiptaanNya namun manusia masih banyak yang tak yaqin kepadaNya.
Manusia banyak yang masih belum mengenal jatidirinya. Belum mengenal Allahnya. Sehingga setiap ada problematika dalam kehidupannya selalu bingung mencari solusinya kemana-mana. Padahal sejatinya, Allah meletakkan setiap problem dan solusinya sudah ada dalam dirinya. Sebab problem adalah buatannya sendiri dan jawabannya juga ada didalam dirinya sendiri. Sebagaimana setiap kesulitan selalu bersama dengan kemudahan.
Orang selalu meratapi kesulitannya hingga air mata darah yang mengalir dalam kalbunya. Sehingga kemudahan yang Allah sertakan dalam kesulitan itu hilang dalam perbendaharaan hatinya.
Seluruh syukur yang kita lantunkan kepadaNya bahkan mungkin sepanjang hidup kita, tak akan cukup dan sebanding dengan nikmat yang kita terima tiap-tiap saat, tiap-tiap waktu, dari Allah SWT. Apalagi jika kita tak ngerti bersyukur ? Dengan apa hendak kita balas kebaikan Allah SWT ? Wahai kita semua yang tak ngerti bersyukur ?
Betapa mahalnya setiap nikmat !
Nikmat sehat.
Berapakah harganya ? Jaman belum ada BPJS, jika kita sesak nafas, dilarikan ke RS, hanya untuk menyambung nafas saja, dengan pemeriksaan paru-paru, lalu pemasangan tabung oksygen, dan menginap beberapa hari di kelas VIP, berapakah kita harus kehilangan uang hanya untuk menyambung nafas kita ? Jutaan rupiah bukan ? Apalagi jika kita menginapnya di Rumah Sakit- Rumah Sakit Elite di kota-kota besar. Jauh lebih mahal lagi. Namun banyak kita yang lalai untuk sekedar mensyukuri nafas kita yang lancar dan plong setiap saatnya !
Kita bilang kita ini orang yang tak mampu. Apa ? Allah membekali tiap-tiap manusia dengan kekayaan milyaran rupiah jika tubuh kita ini dinilai dengan uang ! Jika ginjal kita rusak. Berapakah kita harus kehilangan uang untuk membayar transplantasi ginjal hanya untuk bertahan agar tetap bisa hidup ?
Jantung. Jika jantung kita menyempit, berapakah kita harus kehilangan uang untuk membayar operasi pemasangan ring agar kita tidak selalu sesak nafas dan selalu pingsan ? Apalagi jika jantung kita sudah tak bisa berfungsi lagi, berapakah kita harus membayar untuk transplantasi jantung ?
Bayangkan ! berapakah harga nilai tiap-tiap organ kita ? Jantung, hati, ginjal, mata, tangan, kaki, dan lain-lainnya. Untuk tangan palsu yang baik saja saya pernah dengar ada yang harganya hampir menyentuh angka 1 milyar ! Nah luu ! Itu baru nilai dari anggota tubuh kita. Nilai dari nikmat sehat kita. Jadi jangan buru-buru kita merasa ditakdirkan menjadi orang yang tak mampu ya ?
Jika kita tak mampu soal ekonomi, kita semua sebenarnya bukannya tak mampu, namun belum ketemu jalannya saja. Tancapkan niat, dan carilah jalan untuk menggapainya. Cepat atau lambat, suatu saat akan ketemu juga. Tetap konsisten, tetap semangat. Jika mempunyai niat atau tujuan harus kuat. Pegang hingga tercapai. Jangan belak belok, sebelum tercapai !
Nikmat Keselamatan.
Coba tolong renungkan :
Kita sekeluarga hari ini diberikan nikmat keselamatan. Kita, suami kita, anak-anak kita, serta anggota keluarga kita, tiap-tiap hari diberi keselamatan oleh Allah SWT.. Anak kita berangkat sekolah dan pulang kerumah dengan selamat. Demikian juga suami kita, yang ke kantor mengendarai mobil. Berangkat baik-baik dan alhamdulillah pulang dengan baik-baik. Kitapun sebagai ibu rumah tangga, yang ditinggal dirumah diberikan keselamatan. Ketika masak kompor tidak meledak. Ketika mengiris berambang tidak kena pisau. Ketika menggoreng tidak kecipratan minyak panas.
Tidak sadarkah kita bahwa itu semua adalah nikmat ?
Banyak kok, anak-anak yang pulang sekolah, tahu-tahu kecelakaan. Kakinya patah. Tangannya retak. Wajahnya cacat. Begitu juga banyak terjadi suami berangkat ke kantor baik-baik, pulangnya harus nginap di Rumah Sakit. Mungkin kecelakaan, atau mungkin tiba-tiba kena serangan jantung atau gerd ditengah perjalanan !
Banyak diantara kita yang ngerti bersyukur setelah kejadian, namun sudah terlambat ! Dan itulah peringatan bagi kita semua.
Ngerti mensyukuri sehat kalau sudah sakit. Ngerti mensyukuri selamat kalau sudah terkena musibah. Ngerti mensyukuri kekayaan ketika sudah jatuh miskin. Ngerti mensyukuri kejayaan kalau sudah jatuh dalam kebangkrutan. Dan menyesali kesia-siaan hidup setelah menjelang ajal ! Astaghfirullahaladziim.
Nikmat Kebahagiaan
Siapa bilang bahagia hanya milik orang kaya, pejabat dan orang-orang yang banyak hartanya saja ?
Banyak orang kaya yang tak bahagia hidupnya. Hidupnya memang sangat berkecukupan. Namun anaknya susah diatur. Pulang kerumah jarang ketemu isterinya karena isterinya setiap hari sibuk dengan bisnisnya sendiri. Boro-boro sempat masak untuk dirinya.
Seorang pejabat juga banyak yang tak bahagia hidupnya. Kebahagiaannya telah disita oleh proffesinya. Waktunya teramat padat sehingga terkadang tak tersisa sedikitpun waktu untuk bersama keluarga. Sulit sekali meluangkan waktunya bagi kebersamaan keluarganya.
Ketika pensiun, banyak yang kemudian stroke. Sepi sendiri dengan penderitaannya. Isterinya kurang perhatian karena ketika masa jayanya ia juga kurang bisa memperhatikan isterinya. Anak-anaknya apalagi. Tahu bapaknya sakit, tak ada sama sekali yang silih berganti menengoknya. Karena dulu, ketika anak-anaknya masih kecil-kecil, ia hanya memberinya uang namun jarang memberikan perhatian dan kasih sayang.
Ia menyadari semuanya sudah terlambat. Sekarang mau tidak mau harus menelan kepedihannya sendiri. Karena sebagai kepala keluarga atau sebagai suami, dulu, ia hanya menjadi budak dari nafsunya sendiri, nafsu kesuksesan, nafsu kekayaan, nafsu dipuja setiap orang...Ia tidak menyadari, bahwa sebagai suami ia tak cukup asal bisa memberinya uang segunung kepada isterinya, namun ia lalai untuk memberikan perhatian dan kasih sayang.
Demikian juga sebagai seorang bapak ia telah lalai. Ia hanya memanjakan anak-anaknya dengan uang berapapun saja yang diminta oleh anak-anaknya, namun lalai membimbingnya, lalai memberikan perhatian dan kasih sayangnya. Sehingga anak-anaknya sama sekali tak ada yang menghormati bapaknya. Hidup semau gue. Tanpa mengenal norma agama. Berfoya-foya, bahkan menghamburkan uangnya untuk hal-hal yang dilarang agama.
Ia sebagai bapaknya tak berdaya untuk membendungnya, untuk mengendalikannya. Karena anak-anaknya sudah dewasa, sudah merasa bisa menentukan arah hidupnya masing-masing, meskipun sesat. Lalu apa yang bisa disesali ? Kecuali hanya meratap kepada Allah SWT. memohon ampunan dan taubatan nasuha sambil tergolek ditempat tidur karena sudah tak bisa ngapa-ngapain karena strokenya. Bicara benar saja sudah tak mampu. Ya Allah.
Lalu..tidakkah kita bersyukur ? Meskipun kita hidup pas-pasan. Kita diberi kebahagiaan yang banyak oleh Allah SWT. Sekeluarga sehat wal”afiat. Anak-anak sekolah dan kuliah dengan lancar, dan berprestasi. Tak pernah menyulitkan orang tua. Anak-anak kita semua rajin ngaji, dan yang laki-laki rajin ke masjid. Setiap habis maghrib hingga isya’ rumah diramaikan suara sekeluarga membaca Al Qur’annya masing-masing.
Dan sesudah itu kita semua, makan bersama dengan sayur dan lauk pauk sederhana namun sehat karena dimasak sendiri tanpa bumbu-bumbu penyedap.
Jika sudah makan, kita sekeluarga bisa ngumpul diruang tamu sederhana, ngobrol bersama, mendiskusikan segala hal yang terjadi pada hari itu. Sehingga ketika tidur setelah isya’ berjamaah, dengan hati plong, dengan raut wajah penuh kebahagiaan karena senantiasa mensyukuri tiap-tiap nikmat yang diterima seharian. Dan alhamdulillah tanpa beban problem apapun karena tadi telah diselesaikan diruang tamu. Subhanallah.
Nikmat Kedamaian
Siapa bilang bahwa hidup kita penuh kedamaian bukan suatu nikmat ? Dengan suami atau isteri happy-happy saja tak ada masalah yang berarti. Anak-anaknya selalu menurut jika dinasehati. Dengan tetangga baik-baik saja. Dengan lingkungan dimana kita bekerja tak pernah ada singgungan. Dengan saudara-saudara baik yang dekat dan yang jauh alhamdulillah bisa terpelihara silaturahmi kita. Ya Allah betapa indahnya hidup ini.
Yang berpunya tahu menyantuni saudara-saudaranya yang tak mampu dan perlu dibantu. Yang tak mampu merasa bersyukur karena Allah selalu menolongnya melalui santunan saudara-saudaranya yang berkelebihan harta. Bukankah perintah Allah hendaklah kita saling tolong menolong dengan saudara kita ?
Nikmat Ibadah
Siapa bilang ibadah bukan sebuah nikmat yang diberikan oleh Allah SWT ? Bisa sholat dengan sempurna seluruh rukun syaratnya ? Bisa selalu semangat membaca Al Qur’an setiap habis sholat atau di waktu-waktu tertentu ? Bisa semangat berazikir setiap saat bagaimanapun sibuknya sebuah pekerjaan ? Bisa ikhlas bersedekah tanpa rasa enggan sedikitpun. Bisa melakukan segala kebaikan dengan ringan tangan tanpa malas-malas.
Apakah itu semua kita pikir sebagai sebuah kebetulan saja, tanpa ada campur tanganNya Allah ? No.no.no ! Tidak ada sesuatu yang terjadi di dunia ini tanpa sepengetahuan Allah. Semua hal yang terjadi dimuka bumi ini selalu digerakkan oleh Allah. Apakah kita mampu sholat, mampu membaca Al Qur’an, mampu berdzikir, mampu bershodaqoh, mampu berbuat baik, adalah atas kemampuan kita sendiri ? Tanpa Ridho dan pertolongan dari Allah ? Tidak saudarakau. Semua kebaikan yang mampu kita lakukan, apapun itu, adalah atas Ridho dan pertolongan dari Allah. Atas KehendakNya. Jadi sangat tidak tahu diri kalau kita tidak tahu untuk mensyukurinya.
Nikmat Kesuksesan
Banyak orang yang kesuksesannya melejit. Namun sayangnya ia melupakan Allah. Ia menganggap bahwa apa yang telah dicapainya adalah karena hasil usahanya, atau hasil kerja kerasnya selama ini. Sehingga ia menjadi manusia yang sombong. Merasa mampu mengungguli orang-orang lainnya. Merasa dialah manusia yang paling super dari lingkungannya. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang berperangai seperti ini ya sahabatku ?
Dan masih banyak nikmat-nikmat lain yang sering kita lalaikan. Waktu demikian sempitnya. Sebelum terlambat, marilah kita belajar mensyukuri nikmat sekecil apapun yang Allah berikan pada kehidupan kita, agar kita digolongkan dalam golongan orang-orang yang mengerti bersyukur.
Dari kita melek mata hingga tidur dimalam hari, berjuta nikmat yang Allah limpahkan kepada kita tiap-tiap harinya. Belajarlah mensyukuri nikmat, agar semakin ditambah-tambahkanNya nikmat untuk kita semua.
Alhamdulillahirabbil’alamiin
Purworejo, 19 September 2016
Salam Niniek SS
Labels:
MENSYUKURI NIKMAT,
RAHASIA KEBAHAGIAAN,
Renungan,
Tauhid
Thanks for reading Betapa Kita Harus Mensyukuri Nikmat. Please share...!
0 Komentar untuk "Betapa Kita Harus Mensyukuri Nikmat"