Pada penderita maag dan gerd, banyak sekali keluhan, mereka sulit sekali untuk menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang senantiasa menghantui setiap saat. Apalagi yang sakitnya sudah lama sekali bertahun-tahun tak sembuh-sembuh, seringkali merasa sangat tersiksa dengan pikiran-pikiran negatif yang teramat sulit dihilangkan ini.
Jika kalian belum membaca tulisan Bagian ke – 1 nya, silahkan simak dulu DI SINI, agar kalian bisa nyambung membacanya.
Teman-teman sakit maag dan gerd dimanapun kalian berada. Kita lanjut saja ya bagian ke – 2 nya ini :
- Keluarga yang merawatku mungkin saja mulai bosan denganku yang tak sembuh-sembuh, jangan-jangan dalam makanan yang aku makan dibubuhkan racun yang membuatku selalu sakit habis makan, supaya aku cepat mati saja, daripada aku menjadi beban mereka setiap hari ?
Ada lho, saking parahnya sakit, sehingga sedemikian rupa kecurigaannya terhadap segala sesuatu. Curiga terhadap segala gerak gerik orang-orang yang ada disekitarnya. Curiga dikatain jelek. Curiga bahwa orang-orang yang ada disekitarnya sedang merencanakan hal yang tidak baik bagi dirinya. Bahkan curiga jangan-jangan dirinya diracuni dalam makanannya karena selalu menjadi beban, selalu merepotkan dan tak berguna lagi hidup ! Pikiran macam apa ini ? Dan ini biasanya terjadi di kalangan orang-orang yang minim pendidikannya sehingga sempit wawasannya, pemikirannya hanya terbatas pada apa yang nampak dihadapan matanya saja. Kita jangan sampai berpikir yang diluar batas yah ? Ini sangat tidak baik bagi sakit kita. Sangat menghambat kesembuhan !
- Suamiku tentu sudah sangat bosan setiap saat mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk mengobatkanku tapi aku belum sembuh-sembuh juga, bisa saja ia mencari wanita lain sebagai penggantiku ?
He he ada-ada saja kita. Ganti dong pikiran kita dengan syukur alhamdulillah, meskipun suami sudah banyak mengeluarkan biaya untuk sakit kita, namun Allah masih tetap memberikan kemudahan rejeki sehingga suami tak pernah mengeluh. Tetap bekerja dengan giat, dan tetap mengupayakan kemana saja diri kita, agar lekas sembuh. Doakan suami agar tetap sehat, tetap sabar, tetap kuat merawat kita yang masih sakit. Nah begitu dong mustinya pikiran kita ?
- Aku sakit tak sembuh-sembuh. Aku tak berdaya. Hanya menjadi benalu bagi isteriku yang mencari uang. Alangkah tidak enaknya sakit berlama-lama, namun apa dayaku ? Wajar jika isteriku suatu saat bakal selingkuh dengan laki-laki lain, dan meninggalkan diriku.
Itu pikiran yang wajar. Meskipun negatif. Ganti dengan pikiran : Alhamdulillah, ketika sehat dulu aku sudah melaksanakan kuwajiban terhadap keluargaku dengan sebaik-baiknya yang aku mampu. Aku telah bekerja dengan keras. Aku telah berusaha menjadi imam yang baik bagi keluarga. Membimbing isteri dan anak-anakku berakhlakul karimah. Menjadi keluarga yang sakinnah mawaddah wa rohmah. Jika aku sedang diberi sakit hingga tak berdaya seperti ini alhamdulillah. Kuterima ini sebagai peringatan karena kasih sayang Allah. Sebaik-baik diriku tentu masih banyak khilaf dan dosaku sebagai manusia. Semoga sakitku ini membawa manfaat bagi diriku sendiri dan bagi keluargaku. Semoga Allah berkenan mengampuni dosa dan khilafku sekeluarga, dan selalu melindungi keluargaku dari segala hal yang menjerumuskan mereka kedalam dosa. Semoga Allah senantiasa memberikan kami kesabaran, ketabahan dan kesyukuran kepada Allah SWT.
- Anak-anakku tak menghormatiku lagi sebagai ayah karena sekarang aku tak bisa memberikan apa-apa bagi anak-anakku. Karena aku tak berdaya terhadap sakitku ini. Untuk mengurus diriku sendiri saja aku harus dibantu orang lain, bagaimana aku bisa berguna bagi keluargaku ?
Ketika kita sakit tak sembuh-sembuh, janganlah dikembangkan pikiran yang buruk-buruk. Tumbuhkan dalam diri, semangat untuk segera sembuh. Meskipun diri kita sedang tak berdaya. Sedang tak bisa memberikan nafkah bagi keluarga. Kita harus yakin bahwa kita tetap masih ada gunanya. Buktinya kita masih dihidupkan oleh Allah. Jika kita sudah tak bermanfaat lagi didunia, pasti akan dimatikanNya kita, lha untuk apa ? Setidaknya, kita masih bisa mendoakan keluarga kita, isteri dan anak-anak kita. Sedangkan doa adalah hal yang sangat bermanfaat dalam hidup.
- Aku laki-laki yang tak berguna. Yang hanya menyusahkan keluargaku saja. Allah mengapa tidak Engkau cabut saja nyawaku sekarang daripada hidup hanya menderita dan tak berguna ?
Eits..eits...nanti dulu ! Siapa bilang hidup kita tak berguna ? Memangnya kita Allah ? Yang tahu segala hal ? Baik yang goib maupun yang nyata. Sekarang dan masa depan ? Hendaklah kita jangan berburuk sangka. Jangan berpikiran buruk terhadap apapun yang terjadi atas kita.
Kita ini ibarat wayang. Yang pasti harus nurut kepada Sang Dalang. Dan kita harus tahu diri. Kita ini ditugasi menjadi siapa dengan karakter yang bagaimana dan dengan tugas apa ? jika kita ditakdir menjadi petruk, ya jangan kepingin jadi Werkudoro, satriya Jodipati yang gagah perkasa. Jadilah petruk yang baik, dan jangan kepingin menjadi sosok yang lain. Agar tugas kita didunia bisa sempurna, kalau kita nrimo terhadap takdir dan melakoni takdir kita sesempurna-sempurnanya sebagai kehendak Sang Dalang. Insya Allah hidup kita akan tenang, akan bahagia walau dalam keadaan yang bagaimanapun juga. He bu Niniek kok malah menyinggung soal wayang segala to ?
- Ya Allah...Aku memang penuh maksiat di masa lalu...Tidakkah Engkau mau mengampuni dosa-dosaku sehingga Engkau beri aku penderitaan yang sangat menyiksaku ini ?
Siapa manusia didunia ini yang tak pernah jatuh kedalam dosa dan maksiat ? Meskipun sekecil apapun tentu pernah berdosa dan bermaksiat. Menjadi pezina. Pemerkosa. Penjudi. Penipu. Pembunuh. Bukan membunuh nyawa orang saja, namun membunuh rejeki orang. Bukan sekedar memperkosa secara fisik namun memperkosa hak asasi orang tanpa sadar. Bukan menjadi penjudi yang nyata-nyata dengan mengocok kartu namun mengharap rejeki dari hasil undian. Bukan nyata-nyata menipu orang namun mengelabuinya sehingga hak rejekinya berpindah kekantung kita.
Dosa tentu akan ada pembersihannya sebelum ajal. Sadarkah kita ? Masih beruntung kita, jika kita dibersihkan ketika didunia. Lha kalau di akherat ? Betapa siksaannya !
- Ya Allah, bagaimana jika aku mati, anakku masih kecil kecil. Siapakah yang akan mengurusnya jika aku mati. Bapaknya tak pernah perhatian kepada anak-anaknya.
Kita seringkali berpikir terlalu jauh dan negatif ? kita seringkali terlalu sombong pada diri sendiri. Seolah-olah diri kita mampu menguasai hidup dan mati kita. Kita berpikir. Ketika kita sehat, anak-anak kita terurus dengan baik, apakah itu semata-mata karena kita mampu mengurusnya dengan baik ? Sehingga ketika kita mati ketakutan takkan ada lagi yang akan mengurus dengan baik anak-anak kita nanti ?
Sadarkah kita, bahwa kita bisa mengurus anak-anak kita dengan baik bukan karena semata-mata kita bisa mengurus dengan baik. Namun karena Allah menolong kita sehingga kita mampu mengurus keluarga kita dengan baik. Allah mengijinkan kita. Allah menakdirkan kita. Dan inilah faktor “X” inilah yang sering kita sepelekan. Hal-hal yang diluar pemikiran manusia, bisa terjadi !
Sedangkan itu adalah faktor terbesar dari kehidupan kita. Faktor “X” adalah hak prerogative Allah. Kehendak Allah yang tak bisa ditawar-tawar lagi.
Dan untuk apa kita memikirkan yang hidup sesudah kematian kita, sedangkan kematian kita sendiri belum tentu bagaimana nasibnya ? Jika kita mengejar akherat kita dengan baik, memikirkan agar nasib kematian kita baik dan nasib sesudah kematian kita juga baik, insya Allah kita akan selalu menjaga hidup kita agar selalu baik dan sempurna.
Nah jika kita selalu berjalan di rel Allah. Insya Allah kita tak perlu lagi pusing memikirkan semua kehidupan kita didunia, karena semua kebutuhan kita sudah akan dicukupkan oleh Allah SWT. bukan saja kebutuhan hidup ketika kita masih hidup, namun kehidupan anak cucu kitapun akan terlimpahi oleh keberkahan dari Allah SWT. ketika kita sudah meninggal kelak.
Jadi yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana kita menjalani kehidupan kita ini dengan sesempurna mungkin. Jangan berpikir lebih. Memikirkan bagaimana nasib anak cucu kita jika kita meninggal kelak. Jika kita hidup dengan baik. Hidup penuh kebaikan dan kesucian. Insya Allah keberkahannya tentu akan terlimpah kepada anak keturunan kita. Dan Allah adalah sebaik-baik penolong dan pemelihara. Jadi tak perlu was-was dan khawatir jika kita sudah menyerahkan sepenuhnya apapun kehidupan kita kepada Allah Sang Pelindung yang Maha Kokoh.
- Jika aku mati, siapakah yang akan mencarikan nafkah bagi anak-anakku ? Isteriku terbiasa kucukupi kebutuhannya. Ia tak bisa dan tak ngerti bagaimana caranya mencari uang ?
Siapakah sebenarnya pemberi rejeki bagi kita sekeluarga ? Allah atau kerja keras kita ? Allah adalah Maha Mengatur dan Maha Murah atas pemberianNYa. Soal rejeki kita, Allahlah yang mengatur. Maha Mengetahui, Maha Murah dan Maha Pengasih dan Maha Penyayang ?
Jika kita merasa benar-benar sudah diujung ajal kita, mohon ampunlah atas dosa-dosa kita. Berserah dirilah secara total kepadaNya. Dengan hati, bukan dengan pikiran. Serahkan secara bulat segala tanggungjawab kita yang belum terselesaikan didunia kepada ampunan Allah. Dan mohon perlindungan dan bimbingan bagi keluarga yang sebentar lagi mungkin hendak kita tinggalkan.
Jika kita ingin segera sembuh, hindarilah pikiran-pikiran negatif yang akan merusak pikiran kita sendiri.
Caranya antara lain dengan :
- 1. Membaca dengan takdzim kalimat istighfar “astaghfirullahaladziim” bukan pada banyaknya bacaan namun seberapa jauh istighfar itu meresap kedalam hati kita hingga bergetar dan meneteskan air mata, kita ingat akan dosa-dosa kita dan mohon ampunan kepada Allah SWT.
Membaca istighfar dengan kondisi seperti ini akan mengalirkan kesegaran baru didada kita, sehingga dada kita akan merasa lapang. Kecuali itu juga akan memunculkan power yang luar biasa sehingga kita mempunyai semangat baru untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya sulit sekali untuk melakukannya.
Saya yaqin kondisi seperti ini sebagai tanda telah diampuninya salah satu atau sebagian dosa kita yang selama ini membelenggu dalam diri sehingga kita malas melakukan apapun dan selalu berburuk sangka kepada orang lain. Dosa selalu meninggalkan perasaan jauh dari Allah, rasa malas, dan berbagai pikiran buruk dalam hati. Jika dosa menjadi berkurang karena taubatan nasuha, ciri-cirinya kita seperti menjadi manusia baru, yang penuh semangat untuk terus berbuat baik..berbuat baik..dan berbuat baik. Terkadang kita sendiri heran mengapa kita bisa seperti itu. Menggila dalam beribadah, baca Qur’an, dzikir, sedekah, bersilaturahmi dan mengerjakan apapun kebaikan yang lain. Itulah kalau kita sedang teraliri power illahi atau kekuatan dari Allah, karena taubatan nasuha. Jadi jangan kaget jika tiba-tiba kita menjadi orang yang baik dan penuh semangat berbuat kebaikan.
- 2. Rajin membaca Shalawat Nabi.
Terserah shalawat apa yang kita senangi. Shalawat akan mendatangkan cinta dan kasih sayang Allah kepada pembacanya. Siapapun ia. Sedangkan Allah SWT. saja bershalawat untuk Nabi Muhammad Rasulullah SAW, sehingga jika ada seseorang yang juga bershalawat kepada Rasulullah SAW, maka Allah akan : membersihkan dosa-dosanya, memberikan pahala sepuluh rahmatNya dan menghapus sepuluh kesalahan, mengabulkan hajatnya di dunia dan akhirat, mengangkat derajat manusia manusia tersebut, dan menjadikan doanya cepat terkabul,
Begitu dahsyatnya balasan shawalat terhadap Nabi Saw. Sehingga bagi siapapun yang mengucapkannya akan mendapat balasan langsung dari Allah, Nabi Muhammad SAW serta doa dari para malaikat. Tidak cuma balasan pahala, imbalan atau keselamatan di akhirat yang Allah berikan, tetapi juga mendapat syafaat dari Nabi Muhammad Saw.
- 3. Takutlah akan Allah dan yakin akan pertolonganNya.
Sehingga kita tak akan mudah berpikiran negatif. Karena kita yakin bahwa Allah selalu mengawasi kita, apapun yang kita lakukan dan apapun yang kita pikirkan.
- 4. Jangan berpikiran yang buruk untuk sesuatu yang belum tentu terjadi.
Itu berarti mendahului takdir Allah, terkadang keburukan yang kita pikirkan itu justru akan menjadi kenyataan.
- 5. Hindari pikiran buruk kepada orang lain.
Karena diri kita belum tentu lebih baik dari orang yang kita sangka keburukannya.
- 6. Dan yang utama, agar terhindar dari pikiran yang negatif adalah berdoa selalu agar kita selalu dilindungi oleh Allah SWT dari segala hal yang akan mendatangkan segala ketidakbaikan dalam diri kita.
Ibadah yang tidak berbatas alam, jarak ataupun waktu adalah shalawat. Artinya, jika diucapkan, maka akan menembus alam langit yang sangat jauh, didengar para malaikat, lalu turut menyampaikan doa bagi manusia yang mengucapkannya, dan menembus Alam kubur menyampaikan salam yang diucapkan manusia kepada Nabi Muhammad Saw.
Demikianlah kiranya, menurut saya, cara bagaimana menghindari pikiran-pikiran yang negatif. Semoga bermanfaat selalu. Insya Allah semoga masih berjumpa lagi dalam tulisan-tulisan mendatang. Semoga kalian cepat sembuh yaa ? Aamiin Ya Rabb.
Alhamdulillahirabbil’alamiin,
Purworejo, 17 Agustus 2016
Yang senang menggali,
Niniek SS
Labels:
EDISI SPESIAL,
FAQ,
Interospeksi,
KIAT SUKSES,
Kiat-Kiat Sembuh
Thanks for reading Bagaimana Mengatasi Pikiran Pikiran Yang Negatif Bag - 2 ?. Please share...!
0 Komentar untuk "Bagaimana Mengatasi Pikiran Pikiran Yang Negatif Bag - 2 ?"