Bismillahirahmanirrahiim..
Puji syukur hanya kepadaMu Ya Allah. Engkau Yang Maha Menetapkan Segala Ketentuan. Yang Memberi penyakit dan Menyembuhkan. Yang Tak Pernah Ingkar Janji dan Selalu Memberi Balasan. Yang Maha Melihat Yang Tersembunyi. Yang Maha Memberi sebelum diminta. Yang tak pernah menghitung-hitung pemberian. Yang Maha Memberi Petunjuk namun Maha Menyesatkan, karena Engkau Maha Berkehendak.
Ampunilah dosa kami dan dosa teman-teman kami semua penderita sakit maag dan gerd dimanapun ia berada, Ya Allah. Karena Engkau Maha Pengampun.
Pahamkanlah kami kepada perbuatan kami yang menghambat turunnya RahmatMu Ya Allah, karena Engkau Maha Memberi Petunjuk.
Sabarkanlah kami kepada sakit kami Ya Allah, sebagaimana Engkau Maha Sabar.
Kuatkanlah kami dalam menjalani sakit ini Ya Allah, Karena Engkaulah Yang Memberi sakit ini, dan Engkau pulalah yang bisa menguatkan kami.
Kami sakit dari Engkau Ya Allah, maka kesembuhan kamipun akan datang dari Engkau Ya Allah.
Semoga Engkau Memberi Pencerahan kepada blog ini, agar dapat menjadi pencerahan bagi semua kami yang membacanya Ya Allah.
Blog ini lahir karena keberkahanMu...Karena PencerahanMu...Karena PemeliharaanMu...karena ada amanahMu...maka kami yakin, seberapapun kecilnya pasti akan ada manfaatnya bagi tiap-tiap kami yang mau membacanya. Hanya kepadaMulah semuanya kami kembalikan dan kami serahkan. Sertailah kami semua dalam Bimbingan dan PetunjukMu selalu Ya Allah..
Pembaca Blog Solusi Sakit Maag Yang Setia...
Bagaimana
kondisi kalian saat ini ? Doa dan harapan saya senantiasa, semoga
kalian sudah lebih baik dari hari-hari kemarin. Aamiin.
Sudah
berkurang sakit diuluhatinya. Sudah tak gemetar dan keringat dingin
lagi. Sudah tak mual dan pening lagi. Sudah mendingan enak makan. Sudah
mendingan enak tidur. Alhamdulillah tenggorokan sudah tak tercekik lagi.
Sudah tak sering sendawa lagi. Sudah tak begitu sesak nafas. Semua
alhamdulillah. Sangat bersyukur kepada Allah SWT. Sangat berterima kasih
kepada Rasulullah SAW. yang telah mengenalkan manusia kepada Islam
Rahmatan Lil Alamiin. Kepada Allah SWT. Lah iya to ? sehingga kita bisa
mengenal nikmatnya rasa syukur, dan syukurnya rasa nikmat...
Apa
kita tiba-tiba ngerti hakekat Islam ? Ngerti hakekat Allah ? Ngerti
tentang jalan kebenaran yang menuju keabadian kekal ? Kalau bukan
melalui Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW..lewat para
penerus-penerusnya yang sanad darah dan keilmuannya lurus tak terputus
kepada Baginda ?
Apakah
ilmu keislaman dari Kanjeng Nabi SAW. yang sampai kepada kita adalah
Islam yang pasti lurus ? Yang sebagaimana dituntunkan oleh Baginda ?
Belum tentu teman ! Ada yang lurus, ada yang terputus ditengah jalan,
dan ada pula yang bengkak bengkok melalui penambahan dan pengurangan
disana-sini. Al Qur’annya memang sama. Namun penyampaian fiqih, tafsir
dan akidahnya yang seringkali mengalami penyimpangan ditengah jalan.
Jadi hati-hati ya kalian dalam mengaji agama !
Sahabat Sakit Maag dimanapun kalian berada...
Kali
ini saya ingin cerita santai saja. Karena lagi ingin santai. Dari
sekian banyak penderita sakit maag dan gerd yang curhat kepada saya,
ternyata hampir 80 %
yang ada
adalah mereka-mereka yang sebelumnya suka menahan perasaan. Selalu
menahan rasa marah, rasa gondok, dan berbagai macam perasaan yang
judulnya adalah “Tak mengenakkan”.
Ini nih contohnya :
Antara suami dengan isteri
Isteri yang sakit maag, mengeluh kepada saya, bahwa suaminya tak pernah memperhatikannya. Disangkanya ia hanya malas-malasan saja, pura-pura sakit, menghindari pekerjaan. Padahal seringkali, sakitnya tak ketulungan rasanya. Poool ! kata si isteri. Meskipun isteri sakit, masih harus mengurus segala macam pekerjaan rumah tangga. Yang menyapu lantai. Belanja. Memasak. Mengantar anak sekolah naik motor, dan sebagainya.
Padahal benar sekali apa yang dikatakan bu Niniek di blog, bahwa naik motor bisa menghambat kesembuhan, karena goncangan motor mengganggu ketenangan lambung. Dan setiap habis naik motor pasti lambung langsung sakit, melilit, perut tegang seperti mau keram rasanya.
Namun hal ini selalu dipendamnya. Karena jika ia mengeluh, dan memohon kepada suaminya agar suaminyalah yang mengantar anak-anak ke sekolah, maka suaminya akan marah-marah. Dan jika suaminya marah, maka akan terus mengomel berhari-hari tanpa henti.
Suaminya bekerja serabutan. Apa saja dijalaninya. Seringkali disuruh orang untuk mencarikan rumah kontrakan. Kadang disuruh mencarikan kendaraan rentalan. Kadang ada yang minta dicarikan bibit lele. Yah pokoknya apa sajalah, yang penting dapat duit. Suaminya memang tak pilih-pilih kerjaan. Asal dia bisa dan punya waktu, jika ada orang yang minta tolong pasti disanggupinya.
Menurut pikiran isterinya, lha wong kerja suaminya ya tak pasti waktunya. Kan jika pas dirumah bisa mengantar sekolah anaknya.Tapi suaminya tak pernah mau melakukannya. Alasannya ada saja. Seringkali jika sedang tak ada pesanan, paling suaminya hanya tidur-tiduran dirumah saja. Meskipun begitu, suaminya tak pernah mau membantu pekerjaan rumah apapun. Meskipun ia tahu betapa repot isterinya.
Disinilah si isteri sering menahan perasaan. Sejak sebelum sakit dulu. Sepertinya rumah tangga dengan segala kerepotannya itu bukan milik berdua, namun milik si isteri seorang. Sehingga semua urusan tetek bengek selalu menjadi urusan isterinya.
Nah jika terjadi seperti ini, ya si isteri yang seharusnya sabar. Ini juga ujian kesabaran bagi si isteri. Jika suaminya tak bisa berubah perangainya. Hal yang harus dilakukan adalah memohon kepada Allah mendoakan agar suaminya mau bersama-sama bergotong royong senasib sepenanggungan dalam menanggung beban permasalahan rumah tangganya. Hal yang lain yang bisa dilakukan oleh isteri adalah. Anggaplah semua pekerjaan adalah ibadah. Semua kebaikan yang ia lakukan adalah ladang pahala, yang jika ia menanam kebaikan, PASTI kelak ia akan memetik buahnya.
Tentu apa yang akan ia panen sesuai dengan yang ditanamnya. Sesuai dengan perawatannya. Jika ia menanam bibit yang baik. Dan dirawat dengan baik, maka yang akan ia panen tentu buah yang baik, yang lebat, yang enak untuk dimakan, dan lebih jauh lagi yang mahal untuk dijual. Nah senang gak ?
Nah Bu Niniek juga begitu dulu. Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Sepanjang masa pernikahan yang sekarang mencapai usia 19 tahun hanya 3 kali Bu Niniek diberi uang oleh suami. He he..Dan Bu Niniek tak pernah mempermasalahkan hal itu. Sepanjang kami sekeluarga masih bisa makan, anak bisa sekolah, dan kebutuhan sosial bisa tercukupi entah darimana jalannya, Bu Niniek tak pernah menuntut. Dan alhamdulillah Allah senantiasa memelihara keluarga Bu Niniek dengan sangat baiknya hingga bu Niniek tak pernah kelaparan meskipun kala itu tak punya penghasilan sama sekali. Ini adalah sebuah keajaiban.
Sebaliknya jika ada suami yang sedang terpuruk sakit maag dan tak dirawat oleh isterinya dengan baik. Tak perlu mengeluh. Mungkin dulu saat kalian sehat, saat kalian jaya, kalian menelantarkan isteri kalian. Sehingga saat kalian sakit, kalian menerima perlakuan yang seperti ini.
Inilah saat yang sangat baik untuk kalian merenungi perilaku kalian dimasa lalu. Memohon ampunan kepada Allah SWT. agar sakit kalian menjadi sakit yang bermanfaat. Bukan menjadi sakit yang mubadzir karena banyak keluhan, menganggap Allah tidak adil dan tak sayang kepada kalian. Bukannya membuat sembuh kalian, namun menambah dosa kalian dan menambah sakit kalian kian parah. Jangan biasa menahan perasaan. Gali dalam diri sendiri penyebab kedongkolan itu dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT. dengan jalan taubatan nasuha.
Suami atau isteri juga harus sabar menahan kerinduan untuk berhubungan suami isteri. Karena bagi orang sakit maag atau gerd, untuk melakukannya tentu akan DROPP sesudahnya. Bagi suami ini harus menjadi catatan, meskipun ini adalah kuwajiban isteri untuk melayani suami, namun setiap habis menjalani hubungan suami isteri, isteri pasti KO, dropp yang gak karu-karuan sesudahnya. Apa tak kasihan ? Toh yang akan repot ya kalian sendiri to kalau isteri kalian menjadi dropp ?
Dan isteri juga harus bersabar, jika suaminya sedang sakit maag kronis yang berbulan-bulan belum sembuh-sembuh, harap maklum jika suami kalian tak pernah mencumbu kalian karena keadaannya. Sama saja bagi suami atau isteri, ketika untuk melakukan hubungan suami isteri pasti maag atau gerdnya akan kambuh hebat, dan makin lama sembuhnya.
Antara kakak dengan adiknya
Banyak kakak yang mendongkol kepada adiknya. Hanya gara-gara selalu saja ia yang disuruh-suruh oleh orang tuanya, sedangkan adiknya tak pernah mau berangkat jika disuruh oleh orang tuanya. Giliran ia yang mau memakai motor satu-satunya untuk kepentingan dirinya, selalu saja motor dipakai oleh adiknya dan lama tak pulang-pulang. Sehingga ia selalu menahan kejengkelan.
Kejengkelan yang bertumpuk-tumpuk terpendam sekian lama, akhirnya menyebabkan ia terkena sakit maag. Dan jika sudah terlanjur sakit maag selalu menahan kedongkolan, maka akan sangat menghambat kesembuhan. Apalagi jika kepada siapa kita dongkol mereka tak tahu bahwa kita mendongkol kepada mereka, rugi kan ?
Lebih baik kita yang sabar, atau bicarakan hal yang membuat kita dongkol dengan baik-baik, agar hati plong. Keterbukaan sangat diperlukan untuk menuju kesembuhan maag atau gerd.
Pembantu dengan majikannya.
Banyak pembantu rumah tangga yang menahan perasaan kepada majikannya karena ia diperlakukan sangat tak manusiawi. Kerja..kerja..dan kerja tanpa pernah mengenal istirahat, dari pagi buta hingga larut malam. Ia sudah tak betah bekerja disitu, namun ia tak berani menyampaikan kepada majikannya, takut kena marah. Yang selalu ia pikirkan adalah, karena ia tak memegang uang sepeserpun. Gajinya baru akan diberikannya ketika ia besuk pulang kampung saat lebaran. Jika saja ia punya sekedar ongkos untuk pulang, tentu ia akan kabur.
Loh lama-lama perutnya kok sering sakit. Dan tak bisa untuk bekerja lagi. Karena itu ia diperbolehkan pulang oleh majikannya. Tapi untuk apa uang segepok itu ? Yang tak cukup untuk berobat ? Dan hingga kini ia masih terkapar di tempat tidurnya tak berdaya. Tempat tidur yang hanya terbuat dari plupuh ( bambu ), tanpa kasur. Ia yang kini hanya bisa tergolek ditempat tidur tak bisa bangun.
Nah inilah akibat yang bisa ditimbulkan, jika kita suka menahan perasaan. Terbukalah untuk memecahkan permasalahan yang membuat perasaan tertekan kepada siapa saja. Agar tak menjadi penyakit.
Antara Orangtua dengan anaknya.
Seringkali seorang ibu mempunyai perasaan yang mengganjal kepada anaknya. Setelah anaknya menikah, ia jadi kehilangan perhatian dari anaknya. Dulu, sebelum Dani menikah, ia sering pulang, atau telepon setidaknya seminggu sekali, juga Dani sering mengiriminya uang walau tak seberapa jumlahnya.
Namun sekarang, Dani jarang telepon, jarang pulang, dan jarang pula mengiriminya uang. Ia sangat sedih. Mengapa sekarang Dani jadi lupa kepadanya ? Ia, lupa bahwa Dani sekarang bukan miliknya sepenuhnya karena ia telah menikah. Ia lupa, bahwa suami Dani lebih berhak atas diri Dani dari pada ia ibunya Dani.
Lama-lama perutnya sering sakit. Sering mual. Dan pening dikepalanya tak mau hilang. Setelah diperiksa ke dokter, dokter bilang ia sakit maag. Tapi mengapa sakit maag ini sudah lama tak sembuh-sembuh juga. Ia semakin sedih. Memikirkan sakitnya yang tak sembuh-sembuh, dan juga memikirkan Dani yang sekarang telah berubah.
Sementara dari fihak Dani, ia sebenarnya tetap ingin seperti dulu, sering menelepon ibu atau bapaknya. Sering pulang dan sering mengiriminya uang. Namun semua itu hanya sebatas keinginan. Ia sekarang tak bebas lagi. Ia sungkan kepada suaminya untuk sering-sering menelepon ibunya, sering pulang dan sering mengiriminya uang. Ia sangat takut dan sangat menghormati suaminya. Apapun tanpa seijin suaminya ia tak bakal berani melakukannya.
Dari kasus ini terlihat banget, karena tidak ada keterbukaan kedua belah fihak antara Dani dan ibunya, sehingga menyebabkan ibu Dani sakit maag.
Sebenarnya Dani bisa menjelaskan kepada orangtuanya mohon maaf, bahwa sekarang tak bisa lagi sering menelepon, sering pulang dan sering mengiriminya uang, karena ia sekarang tak sendiri lagi, yang semuanya penuh keterbatasan. Jika ada keterbukaan insha Allah semua masalah bisa mudah terpecahkan. Tak perlu menahan perasaan lagi yang akan menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah sakit maag atau gerd.
Antara menantu dengan ibu mertuanya
Banyak ibu mertua yang tak memandang sebelah mata kepada menantunya perempuan. Mentang-mentang anaknya kaya raya dan menantunya hanya ibu rumah tangga biasa yang tak bisa cari duit. Duuh Duuh..Semua-semua yang diajak bicara hanya anak laki-lakinya saja. Ia sebagai menantuanya tak pernah digubris. Ia dirumah ini, dirumah suaminya sendiri bagaikan hidup di neraka. Meskipun suaminya bergelimang harta, dan teramat baiknya kepada dirinya sebagai isterinya.
Nah jika kalian sebagai isteri yang kondisinya seperti ini, jangan lupa ya ? Seorang laki-laki harus melebihkan ibunya diatas segala kepentingan yang lain, juga diatas kepentingan isterinya. Meskipun isterinya adalah orang yang sangat disayanginya, yang melahirkan anak-anaknya. Allah berfirman tak ada tapi-tapinya. Ini adalah firman Allah yang tak bisa ditawar-tawar oleh siapapun.
Sudah sangat alhamdulillah, jika kita menjadi isteri dari seorang laki-laki yang soleh. Yang taat kepada Allah dan berbakti kepada kedua orangtuanya. Dan menyayangi isteri serta anak-anaknya. Tak neko-neko pula diluaran.
Jadilah kita seorang menantu yang bisa membuat seorang ibu mertua kita bersyukur kepada Allah karena anak laki-lakinya mendapatkan isteri seperti kita..Yang taat kepada Allah, Tunduk dan patuh kepada suami, menyayangi anak-anak, dan hormat serta menyayangi orangtua dan mertua.
Perlakukan ibu mertua seperti ibu kandung kita sendiri, yang kita hormati, kita sayangi, dan berusaha kita bahagiakan hatinya disaat hari tuanya. Buatkan minuman dengan tangan kita sendiri saat beliau berada bersama kita, jangan menyuruh pembantu. Pijiti kakinya jika perlu. Dengarkan suaranya dengan baik ketika beliau ingin bicara. Tanyalah makanan serta masakan yang beliau sukai. Jika kita keluar dan lagi mempunyai rejeki, belikan sesuatu yang menyenangkan dan sedang beliau butuhkan, misalnya sleyer manis yang bisa menghangatkan lehernya. Atau tas mungil yang bisa beliau pakai saat bepergian, atau mungkin sandal tepes dari kulit yang enak untuk dipakai sehari-hari dirumah.
Begitulah cara saya menyenangkan ibu mertua saya ketika beliau masih ada dulu. Sehingga beliau lebih dekat kepada saya daripada kepada suami saya. He he narsis nih yee..Jika kita ingin suami kita lebih sayang kepada kita, buatlah bagaimana ibu mertua senang dan bahagia. Membahagiaan ibu mertua sama halnya kita membahagiaakan hati suami kita. Jadi jangan suka menahan perasaan lagi yaa ? Agar kalian tak terkena sakit maag. Agar kalian segera sembuh dari maag atau gerd kalian. Jangan bermusuhan lagi dengan ibu mertua kalian ya supaya hidup kalian tidak menjadi neraka !
Antara Staff dengan Bossnya
Banyak staff atau karyawan yang selalu menahan perasaan kepada atasannya atau bossnya. Yang selalu seenaknya menginstruksikan perintah. Perintah ini belum selesai dijalankan, sudah datang lagi perintah yang lain. Ini salah itu salah tak pernah ada benarnya. Yang tak mau menerima masukan apapun. Otoriter ! Memang payah kalau ketemu boss yang seperti ini. Lalu bagaimana cara menyikapinya ?
Ingatlah, bahwa bekerja adalah bagian dari ibadah. Ibadah kepada siapa ? Ya kepada Allah to...Jadi tak usah hiraukan bagaimana beratnya pekerjaan yang harus kita lakukan, karena kita sedang menjalankan ibadah kepada Allah. Jika kita ikhlas menjalani setiap pekerjaan kita, insha Allah akan terasa ringan dikerjakan dan hasilnyapun akan jauh lebih baik daripada bekerja dengan bersungut-sungut dan selalu mengeluh !
Sekeras-kerasnya seorang boss, dia juga punya hati karena ia manusia juga. Tentu ia akan diingatkan oleh hatinya :”Iya ya si Maman ini, meskipun aku marah-marahin, meskipun aku perlakukan dengan keras, selalu mengerjakan pekerjaannya dengan baik, tak pernah ada omongnya”. Lalu tiba-tiba Si Boss mengeluarkan 2 lembaran ratusan ribu dan diberikannya kepada Si Maman. “Man, ni saya lagi ada rejeki, buat belikan kue anak-anakmu yaa, sekali-kali”..
Si Maman jadi bengong menerima 2 lembar ratusan ribu dari bossnya. Tak pernah-pernahnya. Tak ada hujan tak angin, tumben bossnya baik banget. “Ayo terima, ini uang halal kok jangan kuatir”...Begitu kata bossnya ketika lama ia belum juga beranjak untuk menerima uang itu. Itu sebagai contoh kecil, bagaimana balasan dari Allah SWT, bagi orang-orang yang ikhlas mengerjakan pekerjaannya sebagai ibadah. Tak perlu menahan perasaan. Cari sisi-sisi positif dari suatu keadaan agar kita tak tertekan, tak sakit hati, sehingga akan merusak pikiran kita.
Antara Pembeli dan Penjualnya.
Ada nih cerita, seorang penjual sayuran yang merajai di suatu pasar. Sayurannya bagus-bagus dan segar menarik hati. Namun penjualnya selalu mencuri timbangan. Bukan hanya Bu Ani saja yang mengalaminya. Namun Bu Ida yang kebetulan tetangga bu Ani juga mengalami hal yang sama. Dongkol sekali setiap beli kentang disitu. Beli 1 kg tapi kalau ditimbang dirumah selalu saja hanya 8 ons.
Bukan sekali dua kali Bu Ani dan Bu Ida mengalaminya. Jadi dongkol banget deh rasanya. Jangan dongkol bu. Lebih baik ibu beli ditempat lain. Atau sampaikan dengan baik-baik, bahwa timbangannya kok kurang, mungkin timbangan penjual kentang itu yang rusak, tak pernah di “KIR”kan, sehingga sudah tak pas lagi untuk menimbang. Hati kita menjadi "plong" dan mendapat pahala pula karena mengingatkan kebaikan kepada orang lain. Iya kan ?
Jadi, sebaiknya, jangan suka menahan perasaan. Pecahkan rasa mendongkol dengan mencari sisi-sisi positif untuk memecahkannya. Oke ? Perasaan tertekan berkepanjangan akan menyebabkan enzym yang ada dalam tubuh kita menjadi tekor, sehingga kondisi tubuh akan menurun. Saat imunitas menurun inilah banyak muncul berbagai macam penyakit. Sebenarnya didalam tubuh manusia itu sudah ada berbagai bibit penyakit. Jika tingkat kekebalan tubuh atau stamina menurun, maka bibit penyakit itu akan mudah menyerang badan kita.
Sampai disini dulu ya teman, tentang Jangan Suka Menahan Perasaan, semoga bermanfaat. Yuk kita saling mendoakan, agar ada keberkahan dan keselamatan hari ini. Aamiin.
Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Purworejo, 17 Mei 2016.
Salam Sabar
Niniek SS
Labels:
GERD dan penyebabnya,
Kiat-Kiat Sembuh,
Pengetahuan,
Renungan
Thanks for reading Jangan Suka Menahan Perasaan. Please share...!
wwoowww...indah sekali....sangat membuka hati ini....
BalasHapusMbak Candra
HapusMemang iya mbak. Menahan perasaan akan selalu menimbulkan tekanan dalam hati. Bener-bener tak nyaman menahan perasaan. Dan ini bisa berdampak banyak hal. Pikiran jutek ! Hati burem ! Lama-lama, lho lambung kok jadi tak nyaman banget lho ! Lalu seluruh tubuh bawaannya lungkrah. Sakit. Males. Iya kan ? He he..Wong ibu juga suka begitu sih. Tapi dulu, sekarang sih alhamdulillah gak.
Salam hangat,