Bismillahirrahmanirrahiim…
Teman-temanku sakit maag dimanapun kalian berada. Semoga pagi ini kalian sudah lebih baik dari kemarin.
Semoga hari ini Allah SWT memberikan hidayah pencerahan bagi jalan kesembuhan kalian semuanya. Amin Ya Maha Pencipta.
Tanpa mengurangi rasa hormatku kepada kalian semua, jika aku menyebut di sini dengan :”kalian”, terkadang aku kepada dunia ingin berteriak menyeru bahwa kita semua ini adalah sama di hadapan Tuhan, kecuali taqwa kita yang membedakan.
Segala atribut, selempang dan baju kebesaran yang kita kenakan di dunia sekarang ini adalah, soal rasa kita sendiri, atau soal cara pandang orang kepada kita, karena strata sosial yang membatasinya.
Namun jika seseorang, ruhaninya telah mampu berhadap-hadapan langsung dengan Tuannya, Tuhan Yang Menciptakan dan Maha Dimuliakan, maka hanya ada rasa telanjang yang memalukan dan hina, karena baju yang selalu kita pakai hanyalah lumuran dosa maksiat, kebohongan, kecurangan, dan kesombongan, saat kita berhadapan denganNya.
Padahal kesombongan adalah milik Allah yang hanya Allah-lah yang berhak mengenakan, karena Ia Maha Mampu sehingga berhak mengenakan baju kesombongan, bukannya kita yang tak mempunyai kekuatan apa-apa, namun sering merasa mampu segalanya. Astaghfirullahaladziim.
Banyak diantara kita yang sedang diberi musibah apa saja, lalu menangis menggerutu… :”Apa dosakuuu…sehingga aku diberi ujian yang seperti ini Ya Allaaah…? Sholat sudah, zakat sudah, puasa sudah, haji sudah, dan menunaikan segala rukun iman serta rukun Islam sudah, tapi mengapa Engkau masih juga mengujiku yang seperti ini Ya Allaaaah…sakit yang bertahun tahun tak sembuh-sembuh”..
Jika kita sudah mengerti tentang hakekat diciptakannya diri kita sebagai manusia, bahwa hanyalah untuk menyembah dan mengabdi kepadaNya semata, lain tidak ! Dan jika kita telah mengerti kedudukan kita di HadapanNya, sepahit apapun musibah yang sedang menimpa kita, tak akan ada keluhan sedikitpun dari diri kita kecuali ucapan :”Maha Suci dan Maha Besar Engkau dengan segala KehendakMu Ya Allah, La Haula wa La Quwwata illa billah”, karena kita sungguh-sungguh menyadari bahwa di dalam setiap kejadian PASTI ada kehendak baik Allah di dalamnya.
Bagaimana kita tidak dipanggil Allah untuk mendekat kembali kepadaNya dengan ujian sakit yang tak sembuh-sembuh ?
Ketika dari balik hordyn rumah, dari kejauhan kelihatan ada orang berjalan ke arah rumah kita mau meminta zakat aja, kita buru-buru tutup pintu rapat-rapat. Ketika pintu rumah kita diketuknya beberapa kali, kita pura-pura tak mendengarnya.
Atau ketika kita merasa berisik dengan ketukan pintunya, lalu membukakan pintu dan memberinya sedekah recehan seribu perak dengan muka bersungut-sungut, dan menutup pintu kembali sementara si pencari sedekah sedang menengadahkan tangannya berdoa dan mengucapkan terima kasihnya kepada kita di luar pintu.
Sedangkan kita tidaklah tahu bahwa anak-anak peminta tadi adalah yatim piatu yang salih, yang harus menghidupi 4 adiknya yang masih kecil karena kedua orang tuanya sudah tiada. Bapaknya meninggal lebih dahulu karena sakit TBC yang parah, sedang ibunya terkena demam malaria yang tak mampu mengobatkannya. Kini ia harus berjuang keras untuk menghidupi dirinya sendiri dengan 4 orang adiknya..
Si peminta-minta ini sangat bersyukur kepada Allah ketika menerima pemberian dari Tuan Rumah, meskipun jauh dari apa yang diharapkannya. Ia tetap mendoakan agar Tuan Rumah diberikan balasan yang layak dengan apa yang diberikannya kepada dirinya.
Tetapi lain dengan malaikat Roqib dan 'Atid, petugas pencatat kebaikan dan keburukan manusia dalam buku amal manusia. Mereka setelah selesai dengan tugasnya masing-masing untuk mencatat perbuatan tuan rumah, lalu naik ke Hadlirat Allah SWT dan berdoa :”Ya Allah, si Fulan ini sangat tidak pantas menerima ganjaran yang baik dariMu, karena sikapnya yang dzalim kepada anak yatim piatu tadi, ia sangat pelit dan kikir terhadap harta yang melimpah ruah yang Engkau berikan kepadanya Ya Allah.”
“Kemarin ia sedekahkan sumbangan 10 juta rupiah untuk pembangunan jalan di kampungnya, karena saat memberikannya disaksikan oleh masyarakat banyak dan diliput oleh wartawan Ya Allah, sedangkan saat anak yatim piatu datang, tak ada saksi seorangpun manusia sehingga tak akan ada yang memuji kebaikannya maka ia memberikan sedekahnya hanya seribu perak dan dengan muka yang bersungut-sungut sambil menutup pintunya, seolah-olah menyuruh agar yatim piatu itu agar segera pergi dari hadapannya, Ya Allah. Ya Allah, Maha Suci dan Maha Mengetahui Engkau Ya Allah, dan Engkau adalah pemberi balasan yang sebaik-baiknya.” Demikian malaekat Roqib dan 'Atid menghadap kepada Allah bersama-sama, dan sama pula apa yang dihaturkannya kepada Allah Ta’ala di SinggasanaNya.
Lalu apakah kita tahu ? Bahwa doa yang dipanjatkan oleh kedua malaekat itu kemudian diijabah oleh Allah SWT, karena Allah juga sangat tidak berkenan atas perilaku kita terhadap dhuafa yatim piatu tadi ?
Apakah kita tahu, bahwa kesalahan kita itulah yang menjadikan kita sakit dan bertahun-tahun tak sembuh-sembuh ?
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa berhati-hati dan selalu menjaga sikap dalam kehidupan kita lahir maupun batin. Karena ini akan berefek pada dunia dan akherat kita !
Nah tuan rumah yang merasa telah menunaikan rukun iman dan rukun Islam dengan sempurna, apakah amalnya juga sudah sempurna secara syariat dan hakekatnya ?
Ia menunaikan sholat apakah hanya menggugurkan wajib ataukah karena rindunya kepada Allah.
Dia menunaikan zakatnya demi menggugurkan wajib, atau takutnya kepada Hukum Allah dan mengharap keRidhoanNya?
Dia melakukan ibadah Puasa Ramadhan, hanya karena malu kalau tidak berpuasa karena ia sudah haji ataukah karena cintanya kepada Allah dan Rasulnya Muhammad Rasulullah SAW ? Atau benar-benar karena keyakinannya bahwa Ramadhan adalah bulan yang suci serta bertabur barokah ?
Nah, kalau ia menunaikan semuanya itu karena mengharap ke Ridhoan Allah semata, mengapa ia masih kikir dan pelit terhadap hartanya di hadapan yatim piatu yang sedang tak berdaya dengan kehidupannya ? Sedangkan, sebetulnya, Allah hadirkan yatim piatu itu ke rumahnya untuk menyempurnakan pahala baginya. Tapi mata hatinya masih tertutup dengan segala pujian manusia yang sering ia terima ketika ia memberikan sedekah banyak di tempat yang ramai dan disaksikan, sehingga batinnya tertutup untuk ridho memberikan sedekah yang tersembunyi, yang sebenarnya itu sangat membuat keRidhoan Allah Ta’ala ?
Nah betapa pentingnya suatu pengertian. Pengertian tentang apa saja, dimana saja dan kepada siapa saja. Tanpa sebuah pengertian, maka hidup kita bagaikan orang buta. Yang berjalan meraba-raba, tertatih-tatih, dan sering tersesat jalan.
Jika kita ingin memiliki banyak pengertian, mengajilah pada kandungan Al Qur’an beserta maknanya. Tidak berhenti di situ saja. Belajarlah pada apa saja yang ada di sekeliling kita. Keadaan keseharian kehidupan, pada kejadian-kejadian, pada alam dan pada apa saja yang ada di sekeliling kita.
Berjuta pelajaran yang bisa kita petik dalam keseharian untuk kita menjadi orang yang “mengerti”, yang penuh pengertian.
Penulis, ketika sehat dulu sering jongkok di pematang sawah yang ada di belakang rumah, ngobrol dengan pak Tani atau Bu Tani, yang penulis buatkan sekedar teh hangat dan pisang goreng sebagai bentuk rasa persaudaraan keakraban pergaulan. Padahal sawah di belakang rumah tempat tinggal penulis bukanlah sawah milik penulis.
Senang mengobrol dan berada diantara mereka. Yang penuh dengan kesederhanaan, keikhlasan, serta istiqomah hidup. Bertani dan terus bertani meskipun kadang-kadang mereka gagal panen karena hama. Tanpa pernah mengeluh dan komplain kepada Allah yang telah sering memberi kesuburan kepada sawah mereka. Kalau kali ini gagal panen, biar sajalah itu adalah kehendakNya. Demikian pengertian atau pemahaman mereka. ADEM di pikiran.
Ketika tiba-tiba sedang asyiknya kami mengobrol, tiba-tiba menyembul seekor cacing tanah dari dalam sebuah lubang, dan melintas di dekat kaki penulis. Penulis biarkan ia melintas. Penulis amati tingkah polah si cacing. Ternyata ia muncul dari dalam tanah menyembul keluar berjalan agak jauh dan masuk kembali membuat lubang untuk menembus tanah.
Cacing adalah binatang yang sangat kecil dan sederhana. Orang sering jijik melihatnya. Dan orang sering meremehkan cacing, tidak menghargai cacing, menganggap cacing hanyalah binatang kecil yang menjijikkan yang harus segera dibunuh dan disingkirkan jauh-jauh dari hadapan. Hanya sampai disitukah pengertian kita ?
Ternyata cacing adalah binatang yang sangat luar biasa. Jasanya sungguh besar bagi umat manusia. Ia mempunyai zat yang mampu menggemburkan tanah sehingga tanah menjadi subur untuk ditanami. Sehingga hasilnya bisa dinikmati untuk keberlangsungan hidup manusia.
Bukan sekedar itu. Di dalam tubuh cacingpun kaya akan enzyme yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sekarang dijual bebas kapsul cacing di Apotik-apotik karena sangat manjur untuk mengobati tipes, melebihi obat-obat kimia untuk typus.
Cacing adalah binatang yang taat kepada Allah. Cacing hanya ditugaskan oleh Allah untuk menggempurkan tanah. Maka setiap hari tanpa berhenti ia selalu tak pernah lalai mengerjakan tugasnya menggemburkan tanah. Ia tak pernah protes menjadi lebah yang ditugasi oleh Allah untuk menghasilkan minuman yang menyehatkan manusia adalah madu.
Semua apapun di dunia ini diciptakan oleh Allah tidak ada satupun yang sia-sia. Apapun itu !
Oleh karena itu hendaknya kita jangan pernah menganggap remeh serendah apapun suatu ciptaan Allah, karena di dalamnya terkandung sebuah hikmah bagi kehidupan.
Marilah kita belajar mengerti agar menjadi seseorang yang penuh pengertian. Karena betapa pentingnya sebuah pengertian dalam kehidupan ini.
Kita sedang diberi sakit yang belum sembuh-sembuh. Kita harus belajar mengerti mengapa kita sakit. Mengapa sekarang jadi merepotkan setiap orang di sekeliling karena kini tak berdaya.
Dulu kita gagah, dulu kita banyak uang karena pandai mencarinya, dulu kita bisa sombong karena kita punya segalanya dan bisa melakukan apa saja, dulu kita arogan kepada siapa saja di sekitar kita. Diktatur kepada isteri, anak, pembantu, mereka harus menuruti apa saja perintah kita.
Dulu kita bisa menunjukkan kepada tetangga bahwa kita bisa membeli apa saja dengan uang kita. Rumah, mobil, perabotan yang lux di rumah kita. Menyumbang kesana kemari dengan bangga dan sombongnya ! Serta mencibir jika ada orang yang hanya mampu mengeluarkan beberapa lembar ribuan dari dompetnya untuk mengisi edaran peringatan Isro’ Mi’raj.
Ingatlah, siapakah yang telah memberi kemegahan dan kemakmuran semua itu ? kita telah lupa, seolah-olah semua itu semata karena kerja keras kita, tanpa campur tangan Allah.
Tengoklah diri kita sekarang ini, hari-hari tak berdaya di pembaringan. Untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri saja kita tak mampu berdiri, dan sangat tergantung kepada orang lain. Bergantung kepada isteri, anak, bahkan bergantung kepada belas kasihan pembantu kita untuk sekedar mengambilkan minuman karena gelasnya telah kosong dan kita haus.
Jadi bukan kesalahan orang lain, semuanya kembali kepada diri kita sendiri. Kita sakit karena diri kita sendiri, dan kita sembuh, insya Allah juga dari diri kita sendiri atas Ridho Allah SWT.
Sepanjang kita masih selalu menyalahkan orang lain atas sakit kita, apa itu isteri, apa itu suami, apa itu orang tua, sanak saudara, tetangga kita, menyalahkan dokter kita, menyalahkan obat yang kita minum jeleklah, isteri yang merawat kita tidak becuslah….Maka hampir bisa ditebak bahwa sampai kapanpun maka kesembuhan akan jauh menghampiri kita.
Carilah segera pengertian itu. Bermohon dengan sepenuh kerendahan hati ke Hadlirat Allah SWT, agar segera turun hidayah pengertian dan mampu menangkapnya dan anda akan segera memperoleh kesembuhan anda. Semoga !!!
Jika anda ingin segera sembuh, maka sangat penting anda untuk memiliki Buku Panduan Rahasia Sembuh Sakit Maag Kronis yang penulis susun sendiri, sebagai buah pengalaman sakit maag penulis yang begitu lama (lebih dari 15 tahun) hingga kesembuhan penulis yang sangat AJAIB, dimana dalam Buku Panduan tersebut penulis sertakan banyak sekali kiat-kiat dan tips-tips sembuh sakit maag kronis. Silahkan PESAN DAN SIMAK DISINI.
Jika anda ingin segera sembuh, maka sangat penting anda untuk memiliki Buku Panduan Rahasia Sembuh Sakit Maag Kronis yang penulis susun sendiri, sebagai buah pengalaman sakit maag penulis yang begitu lama (lebih dari 15 tahun) hingga kesembuhan penulis yang sangat AJAIB, dimana dalam Buku Panduan tersebut penulis sertakan banyak sekali kiat-kiat dan tips-tips sembuh sakit maag kronis. Silahkan PESAN DAN SIMAK DISINI.
Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Salam Penulis,
Niniek SS
Labels:
Kiat-Kiat Sembuh,
Obat Alami Sakit Maag,
Pengetahuan Baru,
Renungan
Thanks for reading Betapa Pentingnya Pengertian. Please share...!
0 Komentar untuk "Betapa Pentingnya Pengertian"