Aku kena sakit maag kronis.
Tiap saat perutku mual, kembung, perut rasa penuh, lambung perih, tubuh demam, kepala pusing, makan salah tak makan salah, menurut diagnose dokter aku kena sakit maag ?
Ah mosok sih ? Apakah karena aku sering telat makan? Atau karena hobbyku suka makan pedas? Dan sering stress memikirkan banyak hal ? Begitulah awalnya dulu ketika aku pertama kali terkena sakit maag.
“Astaghfirullahaladziim” Benar juga kata Bu Niniek di blog solusi sakit maag, orang sakit maag itu rasanya nano-nano, beribu rasa jadi satu, datangnya semau gue dan silih berganti tak bisa diperkirakan. Kata Bu Niniek, sakit maag, jika tidak segera diatasi dan tidak diperhatikan dengan seksama, akan bertambah parah dan lama sembuhnya, bahkan bisa melumpuhkan kehidupan.
Saat ini yang kurasakan pusing dan mual perutku, tak tertahan hingga aku muntah tapi tak mengeluarkan sesuatupun hingga hanya sakit di ulu hati dan tenggorokan.
Sudah beberapa tahun aku tak bisa bekerja, boro-boro ketempat kerja, untuk berdiri tegak saja rasanya perut seperti mau putus. Dan untuk duduk beberapa lama saja di perut seperti ada batu besar yang mengganjal.
Kalau sudah begini, biasanya dokter menyarankan aku untuk dirawat dirumah sakit. Namun tak ada biaya. Aku sudah tak mampu lagi memikirkan biayanya. Bukan biaya rumah sakit yang kupikirkan, karena aku bisa menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu dari Kepala Desa dan bebas biayanya. Namun untuk mondar-mandir yang menunggu di Rumah Sakit memerlukan biaya yang tak sedikit. Dan repotnya itu lho !
Lagipula, berapa kali saja aku dirawat di Rumah Sakit, sepertinya tak ada perubahan terhadap sakitku. Kian hari kian terasa makin parah saja maagku. Makin lama selalu saja ada keluhan baru yang kurasakan.
Kasihan Rini isteriku, yang tiap waktu mencari hutang untuk kebutuhan kami. Itupun kami tak mampu mengembalikan pada waktunya. Kami selalu gali lubang tutup lubang.
Alhamdulillah, meskipun begitu kami masih bisa bertahan hidup. Aku sudah tak mempunyai lagi sesuatu yang untuk dijual. Perhiasan isteriku yang dulu kubelikan ketika aku masih sehat sudah tak ada sama sekali. Semua dijual untuk biaya sakitku dan biaya kehidupan kami sehari-hari.
Alhamdulillah dibelakang rumah, di pekarangan kami masih tersisa tanah yang bisa ditanami berbagai sayuran seperti bayam, sawi, kangkung, ubi jalar, cabe, singkong,tomat, terong dan lain-lain. Isteriku Rini yang sangat rajin menanam dan merawatnya.
Dari kebun mini inilah untuk sayur kami sehari-hari, jika ada sisanya kami jual kepasar, atau dijual pada mbak-mbak pedagang sayur yang lewat diujung jalan setapak.
Juga ada kolam ikan yang tak seberapa ukurannya, hanya 2 x 4 meter. Dulu aku sendiri yang mencangkulnya, ketika masih sehat. Tiga hari lamanya kuselesaikan menggalinya…Puas rasanya melihat hasil karya sendiri. Apalagi ketika pagi harinya, melihat kolam sudah penuh air yang keluar dari sumber mata air dibawahnya. Subhanallah.
Jika Ari ingin lauk, tinggal diseser saja, maka akan memperoleh beberapa nila segar untuk digoreng. Aku mengajarinya, jika ingin ikan diseser saja, jangan dipancing, tak tega rasanya melihat mulut ikan luka kena pancing. Sakit kan ? Coba saja mulut kita sobek kena pancing sakit tidak? Sama saja binatang juga bisa merasakan sakit seperti kita.
Lihat, jika ada orang yang jengkel kepada kucing yang mencuri ayam, lalu karena saking berangnya ia menyiram kucing itu dengan air panas dan kena…kucing itu tentu akan lari terbirit-birit sambil ngeong melengking karena kesakitan. Itu tandanya bahwa kucingpun juga sakit jika terkena air panas seperti kita. Demikian juga dengan ikan dan binatang lainnya tentu akan merasakan penderitaan yang sama seperti kita jika disakiti.
Pemandangan kucing disiram air panas ini sering kusaksikan dibelakang rumah-rumah makan, mungkin kucing liar itu mencuri makanan didapur rumah makan. Astaghfirullahaladziim, kasihan nasib kucing itu.
Lalu, didekat kolam itu juga kupiara ayam. Dulu aku juga yang membuat kandangnya, kecil kok, ukuran 1 x 2 meter. Ada 2 buah kandang, yang semuanya ada didekat kolam. Pasalnya, aku tuh sangat suka piara ayam sejak kecil. Ada kebahagiaan tersendiri ketika melihat telor-telor yang dierami induknya lalu menetas menjadi anak ayam yang imut-imut lucu sekali. Ketika kupanggil untuk diberi makan :”Kuuuur…kuuur…kuuur…” mereka akan byuuur…berlarian mendekatiku dan mematuk menir-menir yang kugenggam ditanganku sambil jongkok.
Beruntung kami mempunyai kebun mini sayuran, kolam ikan mini dan 2 kandang ayam yang mini pula. Dari sinilah Allah memberi risky pada kami sekeluarga untuk bisa bertahan hidup meski aku tak bisa bekerja lagi. “Alhamdulillah Ya Allah. Maha Besar Engkau”
Ari kemarin siang minta dibelikan sepatu karena sepatu satu-satunya untuk sekolah sudah jebol. Sedih rasanya tak mampu memenuhi kebutuhan jagoanku itu. Beruntung kemarin sore ada tukang sol sepatu lewat, sehingga sepatu Ari yang sudah jebol bisa disol.
Kemarin, ketika melihat ada tukang sol sepatu lewat, aku bagaikan melihat malaekat yang datang. Tergopoh-gopoh aku memanggilnya agar tukang sol sepatu berhenti dirumah kami.
Ini salah satu bentuk pertolongan Allah untuk kami. Padahal biasanya jarang sekali ada tukang sol sepatu lewat dikampung kami. Ini, disaat kami membutuhkan, Allah kirimkan pertolonganNya. “Alhamdulillah Ya Allah, untuk pertolongan dan kasih sayangMu ini”
Sementara, selesailah satu persoalan. Lega. Alhamdulillah Ari anaknya “nrimo” tak banyak menuntut. Ia tak lagi minta dibelikan sepatu baru, yang penting sepatunya sudah tak menganga lagi. Ia menuruni sifatku yang tak banyak menuntut. Kuajari Ari kecil untuk selalu mensyukuri apa yang ada, tetapi harus terus mengobarkan semangat berjuang dan berikhtiyar untuk maju !
Aku sudah dikaruniai 2 anak. Ari Prihantoro yang baru kelas 6 SD, dan Siti Fathimah yang baru berusia 2,5 tahun. Dua malaekat kecilku yang selalu menyemangatiku untuk tetap berupaya sembuh ! Mereka masih sangat kecil untuk mengetahui makna sebuah penderitaan. Kasihan anak-anakku.
Jika Rini isteriku sedang mengolah kebun mininya, Arilah yang menjaga adiknya, duduk didangau kecil yang dulu kubuat untuk duduk-duduk menikmati keindahan kebun dan piaraan-piaraan kami, ayam dikandangnya dan ikan-ikan yang berloncatan dikolam penuh kebebasan. Tak sepertiku, yang sudah beberapa tahun ini terkungkung dirumah karena sakitku. Ya Allah...
Aku tinggal didesa yang agak jauh dari kota. Untuk priksa dokter saja memerlukan banyak energi dan waktu mencapainya. Harus menyusuri jalan setapak yang cukup melelahkan. Dari sana harus naik angkot ketempat praktek dokter. Untuk berdiam diri saja sakit. Apalagi untuk berjalan agak jauh dan naik angkot yang penuh goncangan, Ya Allah…naudzubillah sakitnya. Itulah yang membuat aku trauma.
Alhamdulillah, sejak menemukan blognya bu Niniek, banyak hikmah yang bisa kupetik. Bu Niniek banyak mengajarkan tentang rasa syukur, tentang kejujuran, tentang kecintaan kepada alam, tentang ke Maha Besaran Allah dan bagaimana kita menempatkan diri di HadapanNya.
Bahkan sejak melaksanakan saran bu Niniek untuk minum air mentah dari sumber mata air yang hygenies, Alhamdulillah tanpa minum obat apapun sudah banyak perubahan pada sakit maag yang kualami. Karena sebelumnya aku sudah tak mampu apa-apa. Hanya bisa terbaring lemah ditempat tidur merasakan segala penderitaan yang setiap saat kurasakan tanpa ada jeda.
Kini aku sudah bisa duduk, berjalan-jalan menghirup udara segar diluar kamar. Bilik bambu yang setia menemani sakitku beberapa tahunlah yang menjadi saksi bisu bagiku. Aku sudah bisa makan sendiri, ke jamban sendiri, bahkan melakukan kegiatan-kegiatan kecil seperti memberi makan ayam dan yang lain.
Kebetulan aku mempunyai sumur dibelakang rumah, yang airnya sangat bening dan jauh dari pencemaran. Karena rumahku dengan rumah tetangga cukup jauh. Rumah kami terletak diantara kebun-kebun singkong milik orang.
Tapi dulu, karena belum tahu, untuk air minum sehari-hari selalu direbus terlebih dahulu. Sejak membaca terapy air mentah di blog bu Niniek, bukan saja maagku yang makin sermbuh, namun anak-anakkupun jadi bertambah sehat, jarang masuk angin, jarang flu, dan Aripun terlihat makin giat belajar dan hasil rapornyapun bertambah bagus, sejak mereka juga minum air mentah sehari-hari.
Demikian salah satu pengalaman dari pengunjung blog ini, Bapak Ary begitulah saya menamakannya karena lupa namanya. Insya Allah bukan saya bermaksud riya’ namun ini adalah kisah nyata yang saya sadur agar menjadi menarik ceritanya. Semua hanya kebesaran Allah Swt. semata.
Semoga bermanfaat.
Salam Syukur Selalu.
NiniekSS
Labels:
Renungan
Thanks for reading Aku kena sakit maag kronis. Please share...!
0 Komentar untuk "Aku kena sakit maag kronis"