Sudah berkali-kali aku melihat iring-iringan semut ada dimana-mana. Seringkali mereka melewati tembok. Atau terkadang kulihat pada pelepah daun kelapa yang jatuh diatas tanah, dikebun-kebun orang. Biasanya aku hanya melihatnya sekilas tanpa punya keinginan untuk menyimaknya dari dekat. Tapi kali ini entah kenapa tiba-tiba aku tertarik sekali untuk memperhatikannya dari dekat.
Ada iring-iringan semut yang kulihat merambat pada sebatang pohon mangga di depan rumahku yang ditanam suamiku beberapa tahun yang lalu. Mereka seolah berjalan tanpa beban, kompak satu tujuan. Tidak seperti kita. Walaupun kita menjadi anggota dari suatu organisasi misalnya, meskipun tujuan organisasi adalah satu, namun benak kita dipenuhi berbagai kepentingan masing-masing. Manusia susah untuk kompak seperti semut. Entah kemana mereka hendak menuju aku tak tahu. Karena ketika kuturutkan kemana mereka berjalan ternyata tidak pernah kutemukan ujungnya. Tetapi yang jelas, iring-iringan itu menuju kesuatu tempat. Dan mereka sangat kompak.
Kuperhatikan setiap semut bertemu dengan semut yang lain selalu menyempatkan untuk berhenti sejenak untuk saling menyapa,dan kemudian masing-masing melanjutkan perjalanan tetapi masih dalam satu iring-iringan.
Pernah kulihat ada salah satu semut yang mungkin tergesa-gesa sehingga tidak menyapa temannya ketika berjumpa, ia terus laju berjalan. Kuperhatikan dengan seksama semut aneh yang tidak berhenti menyapa temannya itu. Dia berjalan dengan kecepatan yang melebihi kecepatan iring-iringan seolah tidak peduli ketika ia menyalip teman-temannya yang lain. Tetapi subhanallah…tiba-tiba aku melihat, semut aneh itu tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan berjalan berbalik arah dari arah yang dituju oleh hiring-iringan. Ia berjalan cepat. Dan pada beberapa waktu kemudian ia berhenti lalu menyapa setiap semut-semut yang tadi belum disapanya. Setelah dianggapnya selesai menyapa teman-temannya, maka iapun berbalik arah kembali bergabung dengan arah iring-iringan semula.
Aku berdecak kagum pada semut aneh itu. Ternyata bukan hanya seekor semut yang berperilaku demikian. Banyak semut yang melakukan hal yang sama dengan semut aneh itu. Apabila ia berjumpa dengan teman-temannya tidak menyapanya, maka ia akan berbalik arah dari iring-iringan, dan berusaha menemui teman-temannya yang tadi belum disapanya ketika berjumpa.
Subhanallah…Makhluk kecil, imut, yang apabila kita membunuhnya sering merasa tidak berdosa itu, ternyata mempunyai kebiasaan yang sangat mulia ! MENJAGA SILATURAHIIM dengan sesamanya. Hal yang sangat dianjurkan oleh Rassul kita SAW agar tetap kita lazimkan..agar hidup kita berkah, dipanjangkan umur kita, dilancarkan rizki kita karena silaturahiim.
Aku malu kepada semut semut itu. Aku masih sering belum bisa menjaga silaturahiim.
Astaghfirullah…Ampunilah aku Ya Allah yang belum bisa menjaga silaturahiim.
Rasa malas terkadang masih lebih dominan daripada pengertian akan manfaat pentingnya silaturahmi. Berbagai alasan menjadi alibi untuk tidak melaksanakan silaturahmi. Yang badannya tidak enaklah, yang dananya tidak adalah, yang mendunglah, yang banyak urusanlah. Segala macam keadaan menjadi alasan. Itulah provokasi syaetan. Agar kita terbelenggu kedalam kebiasaan yang sangat merugi.
Mudah-mudahan kemuliaan semut menjadi penyemangat kita semua untuk rajin bersilaturahmi, saling mengunjungi dan saling bertegur sapa antar sesama kita.
Binatang yang tak berakal budi saja sangat menyayangi serta peduli kepada sesamanya, masak kita antara sesama tidak saling perhatian, bahkan saling menjatuhkan sesame teman. Patutkah? Rosulullah SAW selalu mengajarkan kasih sayang antara kita dengan orang lain terutama kepada anggota keluarga dan sesame umat Islam. Bukankah itu ajaran yang penuh suri tauladan kebaikan dan mengandung manfaat yang penuh keberkahan?
Silaturahmi dengan niat baik, dengan cara yang baik, penuh kasih sayang dan sopan santun sebagaimana yang diajarkan oleh Rosulullah SAW itulah yang akan mendatangkan keberkahan, risky dan umur panjang.
Demikian, semoga bisa diambil hikmahnya.
Salam penuh kasih,
NiniekSS
Demikian, semoga bisa diambil hikmahnya.
Salam penuh kasih,
NiniekSS
Labels:
Kisah Menarik
Thanks for reading Kisah Iring-iringan Semut. Please share...!
0 Komentar untuk "Kisah Iring-iringan Semut"