SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

BAGAIMANA MERAWAT ISTERI YANG SEDANG SAKIT MAAG ?

BAGAIMANA MERAWAT ISTERI YANG SEDANG SAKIT MAAG ?

Bismillahirrahmanirrahiim...

Isteri ibarat menteri bagi suami sebagai presiden dalam rumah tangga. Jika isteri sampai sakit dan lama tak sembuh-sembuh, akan terbengkelailah semua pekerjaan rumah tangga, maka jagalah kesehatan dalam keluarga, agar tak ada yang sakit !

SAAT MENJALANI UJIAN JANGAN MENGELUH

SAAT MENJALANI UJIAN JANGAN MENGELUH


Bismillahirrahmanirrahiim...

Sahabat Sakit Maag Dan GERD Yang Sedang Diuji...

Alhamdulillahirabbil’alamiin jika pagi ini saya masih Allah ijinkan menulis di blog ini, semoga selalu ada manfaatnya. Semoga Allah senantiasa membimbingku dalam setiap penulisan sehingga selalu mendatangkan keberkahan serta kemanfaatan bagi pembaca sekalian. Aamiin.

Apakah Kita Sudah Bersyukur ?

Bismillahirrahmanirrahiim...

Apakah Kita Sudah Bersyukur ?

Sahabat Niniek SS. yang saya sayangi semuanya...

Marilah coba kita cermati apakah kita sudah bersyukur setiap saat dalam hari-hari yang kita lalui.

Banyak orang bisa mengucapkan “Alhamdulillah...” namun sebenarnya hatinya belum bersyukur kepada Allah SWT...mulutnya memang mudah mengatakan, namun hatinya masih sulit untuk meng”iya”kan..bersyukur !

Ketika melek mata bangun pagi, siapakah yang kita ingat pertama kali ? Apakah Allah ? belum tentu ! Bisa jadi pertama kali yang kita ingat, wah ini sudah jam berapa ? Aduh aku bangun kesiangan..sudah jam 5.00 mana nasi habis, belum ada yang untuk sarapan anak-anak. Astaghfirullah...Lalu sholatnya seperti dikejar anjing, terbirit-birit..yang ada dalam hatinya, pikirannya, bukan Allah...tapi sesudah sholat ini, mau buru-buru nanak nasi dan bikin telor ceplok..

Nah luu..Lalu siapakah Tuhan yang kita sembah tadi ketika sholat ? BayanganNyapun tak nyangkut ? Apalagi rasanya ? Apalagi wujudNya ? Jika sudah begini, bagaimana sholat mau “nyambung”, bagaimana doa mau “makbul”...mustahil bukan ?

Nah inilah salah satu jawaban, mengapa sholat kita sering tak tumakninah, doa sering tak terkabul. Karena dilakukan dengan “terburu-buru” dan asal saja, sembarangan !!! Boro-boro ta’zim !

Mustinya ketika pertama kali bangun, melek mata, tersadar, bahwa ternyata kita masih diijinin hidup, tidak mati ketika semalam tidur, hati bersyukur kepada Allah, lalu diikuti dengan mulutnya berbisik lembut mengatakan “Alhamdulillah Ya Allah, masih Engkau beri kami hidup kembali hari ini, berkahilah hidup kami sekeluarga hari ini, bimbinglah senantiasa, dan lindungilah kami. Jauhkanlah kami dari dosa, dan dekatkanlah kami kepada taqwa kepadaMu, dan berikanlah kemudahan serta RidhoMu, agar hidup kami penuh manfaat hari ini Ya Allah”...Lalu menginjakkan kaki ke bumi setelah turun dari tempat tidur, dengan perlahan ucapkanlah “bismillah”...Tidak tergesa-gesa. Tidak buru-buru !

Artinya, kita mengawali hari dengan Nama Allah..tentu akan ada keberkahan dalam hari itu, ada perlindungan, ada pertolongan, ada bimbingan, dan ada Ridho Allah SWT.

Namun jika bangun sudah terburu-buru, sholat terburu-buru, semuanya terburu-buru..Lihat saja apa yang akan terjadi sepanjang hari itu ! Banyak kegagalan, kegelisahan, keluh kesah, mungkin kesialan atau ketidaknyamanan yang lain...

Sahabat Niniek SS yang saya hormati...

Apa sih makna bersyukur ? Apakah dengan mengucap alhamdulillah sudah cukup syukur kita ?

Suatu hari saya mendapatkan oleh-oleh dari kenalan yang datang kerumah, ada 2 kg gula pasir ( gulaku ), teh sariwangi 2 kotak, kue-kue kering, juga kue-kue basah..Saya sangat bersyukur, atas kasih sayang dari kenalan tadi, yang mau repot-repot membawa buah tangan untuk saya, yang pada galibnya itu adalah pemberian dari Allah SWT.

Tanpa digerakkan oleh Allah, mana mungkin kenalan saya membeli oleh-oleh yang cukup berharga bagi kondisi keuangannya yang tak berlebih ? Alhamdulillah...Sepulangnya kenalan saya dari rumah saya, saya langsung berpikir, kepada siapa lagi pemberian ini harus diteruskan ?

Lalu saya hanya mengambil 1 kg gulaku saja serta satu dua potong kue basah. Dan yang lainnya, teh sariwangi serta semua kue kering dan dan kue basah yang lain langsung saya berikan kepada tetangga agak jauh, yang janda dan punya anak yatim. Saya tambahkan beras, telor dan mie yang saya beli di warung sambil lewat ketika kerumahnya. Serta uang yang pantas untuk transport anaknya ke sekolah.

Ada kebahagiaan yang luar biasa, direlung hati melihat ibu janda itu menangis menerima pemberian itu..sambil mulutnya berbisik lirih..”alhamdulillah, matur nuwun sanget bu Nien” ( Alhamdulillah, terima kasih sekali bu Nien)...suaranya tercekat di tenggorokan...

Bagi saya mungkin pemberian itu tak seberapa, apalagi saya hanya menyalurkan oleh-oleh dari tamu. Namun bagi ibu janda itu, betapa teramat berharganya pemberian itu. Mungkin saja saat itu ia benar-benar tak punya uang sepeserpun. Tak punya beras, tak punya apa-apa untuk dimakan. Dan mungkin saja ia sedang bersedih memikirkan uang saku untuk anak-anaknya besuk pagi ke sekolah ? 

Sedangkan ia punya anak-anak yatim yang harus makan, butuh biaya sekolah dan kebutuhan lain. Tentu ketika ada rejeki yang tak terduga seperti tadi, hatinya takjub kepada kebesaran Allah, rasa syukurnya tak terhingga sehingga menyebabkan ibu janda itu menangis, tak bisa mengucapkan kata-kata dengan jelas karena saking terharunya.

Setan berbisik dalam hati saya :”Nien alangkah bodohnya kamu. Ngapain gula pasir serta teh sariwangi kamu kasihkan kepada ibu janda itu ? Bukankah dirumahmu sering banyak tamu ? Dan kamu sendiri selalu minum dengan gula pasir “gulaku” dan teh sariwangi ? Dan kue kering itu bukankah bisa kamu simpan untuk tamu-tamumu nanti ? Dan kue-kue basah itu bukankah kue kesukaanmu ?

Karena sudah lama belajar, saya jadi sering tak menggubris bisikan setan tadi. Ia memang selalu menjadi provokator jika saya hendak berbuat baik. Dan saya sering menjadi tak peduli kepada bisikan setan, karena ia sering memperdaya dan menjebak !!!

Sahabat Niniek SS yang saya sayangi, dimanapun kalian berada...

Syukur bukan sekedar ucapan alhamdulillah. Tapi adalah tindakan nyata dimana kita sungguh-sungguh merasa “cukup” dengan pemberianNya..

Semisal kita sudah punya motor yang masih bisa dipakai untuk lalu lintas. Tiba –tiba tetangga beli motor baru yang bagus...Hatinya langsung tergerak :”Ah saya juga mau beli..Kredit juga gak papa, bukankah sisa gaji masih cukup jika diambil untuk angsurannya ? mengapa tidak”..Lalu ia berunding dengan isterinya kalau ingin ambil kredit sepeda motor yang baru, sisa gajinya masih cukup ini diambil untuk angsurannya.

Isterinya, yang tak tahu hitungan gaji suaminya, menurut saja apa kata suami. Karena ia setiap bulannya hanya dijatah suaminya, dan tak pernah tahu urusan gaji suaminya. Tunjangan-tunjangan, uang lemburan maupun uang insentif yang lainnya. Isterinya adalah profil perempuan yang sederhana, lugu dan penurut, dan tak banyak tuntutan. Subhanallah...

Apakah laki-laki ini adalah laki-laki yang bersyukur ? Mustinya, ketika melihat tetangganya beli motor baru, ikut senang. Bukan ikut-ikutan ingin beli, meskipun kredit. Sedangkan motornya bukannya masih bagus untuk berangkat ketempat kerja ? Tak pernah mogok atau rewel ? Jadi uang yang harusnya untuk angsur motor baru, bisa untuk kebutuhan lain..Padahal sebentar lagi anaknya yang sulung lulus SMP, butuh uang pendaftaran untuk masuk SMA yang tak sedikit memerlukan uang !

Akhirnya benarlah dugaan kita. Ketika anak sulungnya diterima di SMAN, membutuhkan uang banyak..Uangnya tak cukup untuk membayarnya karena sudah untuk membayar uang muka motor kemarin ! Nah, ujung-ujungnya ia meminjam pada bank mingguan yang bunganya tak kalah besar dengan bunga rentenir.

Inilah kebangkrutan ekonomi keluarga kecil pada umumnya disekitar kita, main ambil kredit tanpa pikir panjang kesudahannya. Allah sudah berfirman jauhi riba...Yang meminjamkan uang dengan yang meminjam riba sama saja hukum dan dampaknya dalam kehidupan, karena melanggar perintah Allah SWT.

Allah SWT. sebenarnya selalu memberikan rejeki “cukup” kepada setiap orang..sesuai dengan kebutuhan masing-masing dalam setiap makom orang...Jika ada yang sampai kurang/berhutang, pasti ada yang “error” dalam hidup kita. Dan itu PASTI ! 

Bukan orang lain yang salah tapi diri kita sendiri yang kurang bersyukur dengan apa yang ada, sehingga terpaksa harus berhutang untuk sesuatu yang belum ada, yang mungkin itu bukan kebutuhan yang benar-benar mendesak, namun hanya menuruti nafsu yang sering menjerumuskan manusia.

Semisal saja begini : Hari ini, Allah berikan rejeki makanan hanya untuk cukup dengan lauk tahu dan tempe. Itulah takdir kita, karena uang kita memang hanya cukup untuk membeli tahu dan tempe saja. Namun nafsu berontak :”Ah tahu lagi, tempe lagi, bosan !!!”. Lalu nafsu memerintahkan otak untuk berjalan ke warung agar hutang telor ayam, bayarnya gampang kapan-kapan kalau sudah ada uang...

Nah, jika kita menurutinya berjalan ke warung berhutang telor, jadilah kita punya hutang telor ayam di warung...Sehari, dua hari, seminggu hingga sebulan, ditunggu-tunggu belum ada juga rejeki uang untuk membayar hutang telor. Mulailah hati gelisah, tidur tak nyenyak makan tak enak..Terjadilah pergunjingan :”Eh bu Nien sudah lama banget hutang telor hanya ½ kg tak dibayar-bayar lho ?”...lalu ramailah pergunjingan dikalangan ibu-ibu, bu Nien hutang telor di warung Bu Inah tak dibayar-bayar !

Tapi lain ceritanya jika ketika kita makan dengan lauk tahu atau tempe, bersyukur. “Alhamdulillah Ya Allah..Engkau beri kami rejeki yang cukup. Nasi putih hangat dengan sayur bening bayam dan lauk tempe goreng serta sambal, alangkah lezatnya..Kami bisa makan dengan enak, ada rejeki yang Engkau berikan, tenggorokan tak ada kendala untuk menelan. Badan kami sehat-sehat saja, sehingga makan apapun saja enak. Alhamdulillah Ya Allah, Engkau berikan kami kesehatan dan keselamatan untuk kami sekeluarga.

Nah meskipun mungkin terbayang telor dadar ketika makan, namun hati menangkisnya :”Ya, insya Allah kalau ada rejeki lebih, dan Allah Ridho, pasti saya bisa makan telor dadar di lain waktu”..

Jika demikian maka tak akan pernah terjadi Bu Nien hutang telor di warung. Tak akan pernah terjadi tidur tak nyenyak makan tak enak karena memikirkan hutang telor. Tak akan terjadi rasa malu kepada pemilik warung, dan tak akan terjadi pergunjingan di warung gara-gara hutang telor tak mampu bayar. Iya kan ? Dan Allah Ridho kepada kita, karena kitapun Ridho kepada pemberianNya yang hanya berupa lauk tahu atau tempe saja.

Bandingkan keadaan yang pertama karena kita tak bersyukur, dengan keadaan yang kedua karena kita bersyukur. Lebih menenteramkan yang mana ? Lebih membahagiakan yang mana ? Lebih dihargai orang yang hidupnya sederhana namun tak punya hutang, atau yang berhutang tak mampu bayar ?

Ini adalah pelajaran sepele yang mungkin luput dari perhatian kita. Namun cobalah renungkan teman. Allah itu sangat menghargai seseorang yang selalu merasa cukup dengan pemberianNya ( qona’ah ), dan sebaliknya tidak suka dengan orang yang hidup selalu merasa kurang, meskipun yang DiberikanNya sebenarnya sudah selalu cukup.
Orang yang selalu merasa cukup dengan pemberian Allah, itulah sesungguhnya orang yang tahu bersyukur. Sedangkan janji Allah, barang siapa yang selalu bersyukur, maka akan ditambahkanNya nikmatNya kepadanya...

Lihatlah kehidupan orang-orang yang bersyukur...Tenang...damai...tak pernah ada masalah dalam kehidupannya. Dan semuanya berjalan dengan mulusnya...Makan seadanya. Pakaian seadanya..Sekolah anak-anak selalu berprestasi. Saatnya maghrib anak-anak dirumah membaca Al Qur,an, sesudah cukup dilanjutkan dengan belajar.

Saatnya ulangan nilainya selalu bagus. Saatnya kenaikan kelas alhamdulillah selalu naik dengan prestasi yang selalu gemilang. Tak pernah dipanggil guru karena kenakalan di sekolah. Saatnya kelulusan alhamdulillah lulus dengan baik. Dan saatnya mencari sekolah lanjutan, mulus jalannya, seolah Allah selalu memberikan yang terbaik kepada keluarga orang ini. Bahkan seringkali, sebelum lulus sudah ditawari pekerjaan !

Apakah keberuntungan itu datangnya tiba-tiba, bagaikan rejeki nomplok ? Tidak ada yang tiba-tiba dan kebetulan. Semuanya melalui proses. Proses perjalanan dan waktu.

Sebagaimana contoh diatas tadi, cerita punya cerita, rahasianya ya karena ia sekeluarga selalu belajar bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Allah SWT. dan taat kepada Hukum-hukumNya !

Jika rasa bersyukur ini selalu ditanamkan sejak awal dalam diri anak-anak, maka anak-anak ini kedepan, tidak akan mudah tergoyahkan oleh glamournya kehidupan. Karena sejak kecil sudah terbiasa menjalani kesahajaan dengan bersyukur. Akan menjadi anak-anak yang tangguh, tidak cengeng menghadapi masalah. Karena sudah terbiasa mensyukuri apa yang ada, dan selalu menggantungkan segala hal kepada Ridho Allah semata.

Sahabat Niniek SS.dimanapun berada..

Jika kalian ingin hidup tenang, banyak keberuntungan, belajarlah bersyukur dengan apa yang ada..Boleh berangan-angan atau bercita-cita tapi jangan bernafsu, karena kalian akan terpuruk kepada kerugian bahkan kebangkrutan hidup yang tak pernah kalian sangka-sangka sebelumnya...

Kalian tahu ? Ada sebuah kisah nih. Ada suami isteri yang pekerjaannya, suaminya sebagai guru SMA senior, dan isterinya guru SMP senior. Artinya masa pengabdiannya sudah cukup lama. Anaknya tiga, laki-laki dan  dua perempuan.

Seharusnya, jika mereka berdua selalu bersyukur, kehidupan mereka sudah sangat mapan. Sudah memiliki rumah sendiri di sebuah perumahan elit. Sudah mempunyai mobil bagus dan motorpun beberapa. Harusnya cukup dengan penghasilan mereka berdua yang dua-duanya mendapatkan tunjangan sertifikasi bukan ?

Namun apa ? Suami isteri itu adalah tipe orang yang wah, senang dipuji, dan selalu menjaga image. Sehingga sering sekali ganti perabotan rumah tangga meskipun masih sangat bagus. Ganti-ganti mobil. Ganti-ganti tas, baju, sepatu, dan segala aksesores diri yang lainnya.

Awalnya gajinya mencukupi. Lama-lama ? Karena keinginannya membeli barang-barang baru tak terbendung, maka dibelinya segala barang baru dengan kredit. Krdeit mobil, kredit motor, kredit baju-baju baru, kredit perabotan rumah tangga yang baru, kursi, lemari baju, TV, sampai ke tas sekolah dan panci presto dikreditnya.

Akhirnya, angsuran kreditnya membengkak. Bingung untuk menutupnya. Ujung-ujungnya pinjam koperasi sana koperasi sini. Inipun masih kurang. Lalu terpuruklah keluarga ini kedalam lubang rentenir yang susah sekali untuk terlepas. Hari-hari hidupnya hanya dibelenggu hutang !!! Tak tersisa sedikitpun konsentrasinya untuk memikirkan yang lain. 

Meskipun mulutnya tersenyum, namun pandangannya kosong dan menderita. Karena setiap saat penagih hutang mendatanginya. Mendesaknya...Bahkan mengancamnya !

Kita semua tidak ingin seperti ini bukan ? Hidup dalam bayang-bayang hutang dan kesedihan, sehingga persoalan yang lain menjadi terabaikan, termasuk ibadah kita ? Compang – camping teman !

Bersyukur adalah menghargai pemberian.

Kita sering mulut mengucapkan alhamdulillah. Namun hati tak konek blas kepada Allah. Seolah-olah sudah syah jika mulut kita mengucapkan alhamdulillah untuk rasa syukur kita.

Jika bersyukur adalah menghargai pemberian, lalu bagaimana cara kita mewujudkan penghargaan kita kepada yang memberi sesuatu kepada kita ?

Siapakah yang selalu memberikan kebutuhan kepada kita setiap saat tanpa kita minta, tanpa mengucapkan sepatah katapun ketika menyerahkan pemberianNya kepada kita, seolah tak peduli dengan apapun yang diberikanNya kepada kita ?

Dari soal pemberian hidup dan kehidupan, pemberian nafas, pemberian kesehatan dan keselamatan, pemberian pertolongan, pemberian rejeki, pemberian prestasi, kebahagiaan, keberuntungan, kemuliaan, ampunan, rahmat dan karunia ? Siapa ? Apakah kita bisa menghitung nilai atau harga pemberian yang kita terima setiap saat ini ? Tidak bukan ?

Bahkan, banyak yang tidak menyadari bahwa itu semua adalah pemberian. Pemberian dari Allah SWT, sebagai bentuk dari kasih sayangNya...Karena tak menyadari, maka tak tahu untuk menghargainya, apalagi mensyukuriNya ! 

Kita baru ngerti menghargai waktu setelah terlambat. Menghargai sehat setelah sakit. Menghargai betapa berharganya nafas yang Allah berikan, setelah menderita gerd dan nafas engap. Menghargai rejeki uang setelah tak punya uang dan sangat susah mencarinya. Dulu ketika berada enggan berbagi dengan para dhuafa. Kini ketika kondisinya dijungkirbalikkan oleh Allah dari orang berada menjadi orang yang susah makan baru tahu, betapa tanpa pertolongan Allah manusia hidup tak bisa ngapa-ngapain !

Oleh karena itu sekecil apapun pemberian Allah, hargailah, ucapkanlah syukur kepada Allah SWT. menghadaplah secara khusus sesudah sholat untuk bersyukur ! Lalu tindakan nyata, wujudkanlah ungkapan syukur dengan berbagi kepada sesama yang membutuhkan tanpa mereka minta lebih dahulu. Pemberian yang layak, yang pantas, bukan pemberian ala kadarnya, karena itu wujud ungkapan syukur kita kepada Allah SWT.

Coba saja bagaimana bingungnya jika lampu mati. Apakah mata kita ada fungsinya ? Gelap pekat bukan ? tanpa cahaya ? Bayangkanlah jika di dunia ini tak ada matahari atau bulan yang menyinari bumi ? Bayangkanlah jika udara yang kita hirup harus membayar ? Berapa harga yang harus kita keluarkan !!! Itu baru nilai dari cahaya dan udara. Lalu jika nilai dari nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita, kita hitung...mampukah kita menghitungnya ? Dan mampukah kita membayarnya ? Padahal setiap saat selalu kita butuhkan ? Dari sisi manakah kita bisa mendustakan nikmat-nikmatNya. Dari manakah kita tak harus bersyukur ?

Dosa besar jika kita menganggap kita bisa membeli segalanya, mentang-mentang kita punya segudang uang ! Demikian juga dosa besar pula, jika kita menganggap bisa membeli nasib orang dengan semena-mena mentang-mentang kita banyak duit. 

Ada hukum yang tak tertulis dan tak berbunyi, yang berlakunya adalah PASTI dan TERAMAT DAHSYAT ! Yaitu hukum Allah SWT.yang akan mengenai siapa saja tanpa kecuali yang melanggarnya dan tak mentaatinya.

Dengan pelanggaran Hukum Allah yang kita lakukan, sadar maupun tidak, bisa mengubah kehidupan kita 360 derajat dari aduhai menjadi astaga !!!???...Demikian sebaliknya, dengan ketaatan kepada Hukum-Hukum Allah yang kita takzimi setiap saat, bisa mengubah 360 derajad dari keadaan yang sangat memprihatinkan kepada derajad yang dimuliakan oleh Allah tak tanggung-tanggung.

Semuanya berawal dari bagaimana kita bersyukur.

Baiklah, demikian dulu artikel ini saya tulis, semoga bisa menjadi perenungan kecil di Bulan Ramadhan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan ini. Semoga kita semua bisa menjalani ibadah Bulan Suci Ramadhan ini dengan penuh keberkahan serta kesungguhan hati. Dan semoga ibadah kita layak, serta diterima oleh Allah SWT. Aamiin Ya Rabb. Tak lupa salam serta shalawat yang semulia-mulianya saya haturkan kepada Junjungan kita, Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW.

Alhamdulillahirabbil’alamiin...

Purworejo, 12 Juni 2017.

Salam Tauhid,
Niniek SS

Cara Melatih Kesabaran

Bismillahirrahmanirrahiim..

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT. Pemilik Segala Kekuasaan. Pemilik Segala Kekayaan. Pemilik Segala Ilmu. Pemilik Segala Pemberian. Pemilik Segala Ciptaan. Pemilik Segala Kehendak. Pemilik Segala Kebaikan. Pemilik Segala Kesempurnaan. Pemilik Segala Kesucian. Pemilik Segala Kelembutan. Pemilik Segala Keindahan. Pemilik Segala Yang Tak Dimiliki Oleh Siapapun..Subhanallah..Allah Hu Akbar..

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah atas Baginda Muhammad Rasulullah SAW, ahli keluarganya yang sangat beliau kasihi, para sahabatnya yang sangat beliau cintai, dan kita semua pengikutnya yang setia kepada Baginda SAW. sampai kelak akhir zaman.

Sahabat pembaca blog yang di Rahmati oleh Allah SWT...

Apa kabarnya pagi ini ? Sudah lebih baik ya ? Setelah tiap hari berkutat dengan tulisan-tulisan bu Niniek di blog ini ? setidaknya mengetahui lalu faham tentang sakit maag dan gerd lalu mau melakukan apa-apa yang dulu juga pernah saya lakukan. Percuma jika kalian membaca hanya sebagai pengetahuan yang tak dipraktekkan. Karena ilmu, pembuktiannya adalah melalui praktek. Ilmu jika tidak dipraktekkan hanyalah teori. Oleh karena itu yang terpenting adalah praktek, agar ada hasilnya.

Banyak, dari pembaca, yang berbohong, “Bund, saya sudah membaca semua artikel bunda di blog”..ha ha..apa iya ? ditanya tentang air mentah gak ngerti. Tentang morinda gak ngerti..Tentang tepung kerut apalagi ? Lalu masih bertanya apa bedanya maag dan gerd ? Nah gampang saja kan cara saya menunjukkan tentang kebohongannya ? Saya tanya tentang apa yang pernah saya tulis di blog, gak ngerti apa-apa malah. Makanya jangan suka bilang sama bu Niniek :”Bu saya sudah baca semua artikel bu Niniek dalam blog”. Nanti kalau saya test, malah berabe kan kalau ternyata yang dibaca hanya 1 artikel, itupun lupa isinya, kok bilang kalau sudah baca semua isi blog.

Saya hanya ingin mengatakan kepada kalian. Jadilah orang yang jujur. Jangan suka mengada-ngada. Jangan suka mengatakan apa yang tak pernah dilakukan. Itu saja ! Karena jujur adalah cerminan dari kebersihan hati. Orang yang jujur adalah orang yang bersih hatinya. Orang yang bersih hatinya akan gampang menerima ilmu. Ilmu tentang apapun, terutama ilmu tentang kebenaran. Ilmu dari Allah. Bagaikan kertas putih yang akan lebih gampang diwarnai, daripada kertas yang sudah penuh dengan warna warni. Warna yang kemudian ada, akan menjadi warna yang tak jelas, jika ditorehkan diatas kertas yang sudah ada warnanya apalagi warna warni.

Orang yang jujur bagaikan gelas yang masih kosong. Sehingga gampang jika diisi..Orang yang tak jujur bagaikan gelas yang sudah berisi penuh air, bagaimana mau diisi kembali ? Lha wong isinya sudah penuh ? Harusnya isinya ditumpahkan lebih dulu.

Dan orang jujur adalah orang yang selalu apa adanya. Tak perlu mengada-ada. Karena ia sudah percaya diri dengan apa adanya. Orang jujur tak pernah mengenal rekayasa. Baginya, rekayasa hanya akan menjerumuskan dirinya, cepat atau lambat di suatu saat nanti.

Mengapa saya membahas tentang kejujuran ? Padahal yang ingin saya sampaikan pagi ini kepada kalian adalah Cara Melatih kesabaran. Sebab kesabaran sangat erat hubungannya dengan kejujuran. Lihatlah oleh kalian. Adakah orang sabar yang tak jujur ? Dan adakah orang jujur yang tak sabar ?

Orang yang sabar akan disayangi oleh Allah SWT. Dan itu “Janji Allah” yang tak main-main. Sabar adalah menjalani segala keadaan tanpa mengeluh. Menerima segala sesuatu penuh keikhlasan. Sabar adalah yakin dan percaya, bahwa Allah Maha Baik dan tak mungkin menelantarkan diri kita. Jika kita sedang bernasib tak baik, cepat atau lambat pasti Allah akan menolongnya. Dan pasti akan memberinya kekuatan untuk menjalaninya. Orang sabar adalah orang yang mempunyai pemahaman. Badai pasti berlalu. Orang berpuasa saja pasti ada saat berbukanya.

Sabar ya sabar. Tapi bukan dalam pengertian bahwa orang yang sabar itu tak boleh ikhtiyar !  Setiap manusia hidup diwajibkan untuk ikhtiyar. Ikhtiyar agar bisa mempertahankan kehidupan, ikhtiyar agar bisa berubah kehidupannya. Ikhtiyar agar bertambah ilmunya. Ikhtiyar agar bertambah wawasannya. Ikhtiyar agar bertambah silaturahminya. Meningkatkan taraf hidup menjadi yang lebih baik adalah wajib.

Tentu manusia hidup mempunyai pilihan-pilihan sebagai tujuan. Jika sudah menentukan tujuan, maka ia harus menentukan cara untuk mencapai tujuan. Lalu menyiapkan bekal untuk menempuh perjalanan. Nah ketika dalam perjalanan mencapai tujuan inilah kita dihadapkan kepada berbagai problematika, kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang biasanya berupa kesulitan-kesulitan.

Banyak yang menempuh perjalanan mulus langsung sampai ketujuan tanpa aral, karena takdirnya memang bagus. Namun ada kan ? Yang tiba-tiba kendaraan yang ditumpanginya mogok dijalan, sehingga kita harus mengganti dengan kendaraan lain ? Bagaimana jika kita tak punya bekal ? Tak punya pengetahuan untuk meneruskan perjalanan ? Susah dan repot bukan ?
Demikian juga dengan hidup. Apa tujuan kita yang sebenarnya ? Adalah,  Illahi anta maksudi wa Ridhoka mathlubi bukan ? Menuju Allah dan mendapatkan RidhoNya bukan ?

Coba sebentar direnungkan ! Bukankah tujuan manusia hidup adalah untuk mempersiapkan bekal agar pada kehidupan kekal kelak selamat dan diselamatkan ? Oleh siapa ? Ya oleh Allah SWT. Matinya selamat. Khusnul khatimah. Hidup sesudah kematian selamat. Diberikan tempat jannah yang sungguh teduh dan indah serta teramat membahagiakan.

Lalu bagaimana agar tercapai tujuan hidup kita ? Ada berbagai jalan yang bisa ditempuh. Salah satunya adalah dengan bersabar. Itu adalah janji Allah. Dengan bersabar kita akan mendapat kasih sayang Allah. 

Bagaimanakah bentuk kasih sayang Allah itu ? Tentu tak akan bisa disebutkan satu persatu saking banyaknya. Tapi yang jelas Allah akan memberikan apapun Yang Allah kehendaki bagi kita. Baik itu pengampunan dosa, Rahmat yang berupa keselamatan, yang berupa kebahagiaan, yang berupa kesejahteraan, yang berupa kesehatan, yang berupa keberuntungan, yang berupa ilmu, dan berbagai ujud yang tak bisa kita bayangkan ataupun kita duga-duga sebelumnya. Wahai...

Saya, kali ini hanya akan membahas salah satu cara melatih kesabaran ketika kita sedang didera sakit maag atau gerd dan belum sembuh-sembuh. Antara lain dengan  :

Sabar menahan sakit

Sakit adalah pemberian Allah yang diakibatkan oleh kesalahan kita sendiri. Bisa karena dosa kita kepada Allah. Kesalahan kita kepada orangtua atau sesama manusia. Kesalahan kita kepada makhluk yang lain seperti binatang dan alam sekitar kita. Kesalahan kita kepada yang goib. Bahkan kesalahan kita kepada diri kita sendiri. Makan tak teratur karena melupakan haknya badan, kerja diluar batas itu, itu termasuk mendzalimi diri sendiri.

Allah ingin menyadarkan diri kita, serta mengembalikan kita kepada fitrah kita, dengan jalan memberinya kita sakit. Oleh karena itu kita harus bersyukur menerima sakit sebagai teguran Allah ini, bukannya malah mengomeli orang-orang disekitar dan selalu mengeluh...mengeluh dan mengeluh.

Saya sangat terharu kepada salah seorang sahabat dhuafa, yang ketika sakit dia selalu berdoa kepada Allah “Ya Allah, terima kasih atas sakit yang Engkau berikan ini ( sambil mengelus-elus tempat yang sakit), namun berilah kami kekuatan serta kesabaran untuk menjalaninya sampai Engkau memberikan kesembuhan Ya Allah”. Itu doa yang selalu diulang-ulangnya. Jadi ia tak mau meminta kesembuhan. Karena ia tahu ada “kehendak baik Allah” pada sakit yang diberikan kepadanya.

Jadi kalau kita sedang sakit berdoalah dengan benar, agar Allah Ridho kepada apa yang kita hajatkan. Tanamkan dalam sanubari kita, bahwa Allah memberikan sakit tentu ada KehendakNya. Dan Allah memberikan segala sesuatu itu ada masanya. Sebagaimana Allah juga bersumpah demi masa atau waktu. Sakit juga ada masanya. Saatnya sembuh ya pasti sembuh.

Sabar jika belum sembuh-sembuh

Ketika sakit, kita diberi waktu oleh Allah untuk merenung. Merenung atas diri kita dimasa lalu dan masa kini. Mungkin dimasa lalu kita kurang menghargai isteri atau suami kita dalam segala hal. Sekarang kita dipaksa mengakui, bahwa tanpa dukungan isteri atau suami kita sungguh sangat terasa. Saat-saat kita sedang sakit, betapa kita sangat membutuhkan suami atau isteri kita ada disisi kita untuk kepentingan kita.

Merenung bahwa kita itu ternyata penuh dengan keterbatasan. Tanpa pertolongan Allah kita ini tak punya daya serta kekuatan apapun. Oleh karena itu manfaatkanlah saat sakit kita yang belum sembuh-sembuh ini untuk menempa diri menjadi manusia yang lebih baik. Jalani sakit kita dengan ikhlas dan penuh pengharapan kepada Allah bahwa suatu saat insha Allah akan sembuh.

Sabar tak bisa sholat sempurna

Betapa berharganya sebuah sholat. Saat yang sangat sakral bagi seorang hamba menghadap Tuannya. Allah SWT. Mungkin dulu kita memudah-mudahkan saat sholat. Ntarlu ntarlu...kalau sudah mepet waktu baru beranjak untuk sholat. Ketika sekarang kita sedang diberi sakit, tak bisa sholat sempurna. Baru terasa oleh kita, betapa berharganya sebuah sholat. Namun kerinduan kita untuk sholat dengan baik tak bisa terlaksanakan karena siksaan rasa sakit. Ya Allah. Oleh karena itu memohonlah ampunan kepada Allah SWT. agar segera mendapatkan Ridho kesembuhan. Bersabarlah.

Sabar ketika ditinggal suami atau isteri

Jika sekarang ketika kita sakit ditinggal oleh suami atau isteri kita. Tentu dulu, ada perilaku kita yang salah kepada pasangan hidup kita. Sehingga dia tega meninggalkan kita yang sedang terpuruk ini. Walau ini juga kebangetan. Tapi tak perlu kita menyalahkan orang lain. Carilah kesalahan itu pada diri sendiri. Semua keadaan yang kita alami semuanya kembali kepada diri kita sendiri. Jika apa yang kita tanam baik, tentu buahnyapun akan baik juga. Demikian sebaliknya. Jika tanaman kita buruk, buruk pula buahnya.

Saya. Selama pernikahan saya dengan Abah Toto, tak pernah seharipun merasakan sehat. Ada saja yang saya rasakan. Entah pusing. Entah jantung berdebar. Entah sesak nafas. Entah sendawa yang sulit keluar. Entah diare. Entah lambung begah atau perih. Pokoknya keluhan sakit yang silih berganti. Alhamdulillah saya berusaha sabar dalam menjalani sakit. Dan suami saya juga sangat sabar dalam merawat saya. Padahal beliau 15 tahun lebih muda dari saya. Jika beliau mau, bisa menikah lagi dengan yang wanita yang sehat, yang cantik, yang lebih berpendidikan. Tapi untuk apa ? Indahnya hidup justru ketika seseorang mampu melewati setiap ujian yang ada dengan selamat. Bukan lari dari masalah.

Kami mempunyai prinsip, bahwa segala kesulitan, segala kesedihan, dan segala yang tak mengenakkan adalah ladang pahala. Hidup berkeluarga adalah ladang penghambaan sebagai khalifah diatas bumi, jadi apapun keadaannya harus dijalani dengan penuh ikhlas serta rasa syukur. Itulah kuncinya !!!

Sabar menahan diri kepada orang-orang disekitar

Ketika kita sedang sakit tentu kita sangat membutuhkan perhatian serta pertolongan orang lain. Terutama keluarga. Membutuhkan teman untuk curhat tentang sakitnya. Membutuhkan teman untuk pergi berobat. Membutuhkan orang lain untuk merawat kita. Untuk membelikan obat. Untuk memasakkan makanan yang cocok. Untuk memijat kaki, untuk mengurut punggung. Untuk membuatkan minuman. Menyediakan makanan. Semuanya membutuhkan bantuan orang lain.

Kita harus menunjukkan sikap bersabar. Bersahabat. Sikap berterima kasih kepada siapapun orang-orang yang merawat kita. Jika ada sikap yang tidak mengenakkan dari mereka, kita harus bersabar. Karena merawat orang sakit sangat lelah dan penat. Jika kita menunjukkan sikap yang tak sabar, maka mereka juga malas untuk merawat kita dengan baik. Setiap orang selalu mempunyai keterbatasan.

Kita juga harus sadar, bahwa orang-orang yang merawat kita mempunyai kepentingan mereka sendiri-sendiri. Pekerjaan mereka bukan hanya merawat kita saja.

Sabar tak bisa beraktifitas

Jika kita sedang sakit dan tak bisa beraktifitas, kita harus bersabar. Berarti kita memang sedang harus beristirahat. Jangan memaksakan diri, agar tidak mengalami kekambuhan yang akan berakibat fatal. Kita harus yakin bahwa kita akan sembuh, dan akan bisa beraktifitas kembali seperti dulu lagi. Bersabar memang sulit, namun harus selalu dicoba.

Sabar tak punya uang untuk berobat

Orang yang sakit tak sembuh-sembuh tentu memerlukan biaya yang tak sedikit. Terutama sakit maag menahun atau gerd yang parah. Memerlukan perawatan yang lama. Memerlukan biaya yang tak sedikit. Juga membutuhkan pengobatan yang tak gampang.

Siapa orangnya yang sakit tak ingin cepat sembuh ? Tentu inginnya cepat sembuh. Inginnya beli buku dan konsumsi morinda seperti yang dianjurkan oleh Ibu Niniek. Tapi apadaya jika tak punya uang.

Tak perlu berkecil hati. Apapun bisa menjadi obat yang menyembuhkan jika Allah ijinkan. Ketika kita benar-benar tak punya uang untuk berobat, bersabarlah. Tak perlu melamun dan memikirkan :”Alangkah enaknya jadi orang kaya, punya uang banyak bisa beli apa saja, termasuk pesan morinda berapapun !”. “Tak seperti saya, untuk makan saja susah, apalagi beli morinda dan buku bu Niniek !”

Pemikiran yang seperti ini adalah suudzon atau berburuk sangka kepada Allah, dan tidak menerima nasib dengan baik. Gantilah cara berpikir seperti itu dengan berpikir yang seperti ini :”Alhamdulillah, meskipun saya sakit, namun anak-anak saya semua sehat, suami saya diberi kesehatan dan kekuatan serta kesabaran sehingga masih bisa mencarikan nafkah buat kami sekeluarga. Masih setia merawat saya. Masih mau memperhatikan saya. Tidak meninggalkan saya. Anak-anak juga tak rewel, tak banyak keinginan seperti anaknya orang-orang kaya” Lalu berdoa :” Ya Allah, jadikan hamba orang yang tetap beriman kepadaMu, dan sobar menjalani TakdirMu. Aamiin”.

Jadikan apa yang kita miliki sebagai sarana menuju kesembuhan. Air mentah dan air kunyitpun jadi. Jika kita meyakininya. Bersyukurlah masih ada air mentah yang bagus. Bersyukurlah masih bisa mendapatkan kunyit kuning. Meskipun dengan menanam sendiri ataupun beli di pasar. Bersyukurlah leher masih bisa untuk menelan

Banyak kok teman kita yang kena gerd, namun lehernya sudah kesakitan untuk sekedar menelan air. Meskipun mereka banyak uang. Kalian tidak tahu kan ? Makanya bersabar serta bersyukurlah. Kalian tidak mau seperti teman yang punya uang tapi tak bisa menelan air bukan ? Makanya, tetaplah bersyukur. Dan tetap berkeyakinan suatu saat akan sembuh. Meskipun entah kapan saatnya. Tetaplah semangat untuk sembuh !

Sabar belum bisa masuk kerja

Siapa yang tak memikirkan kerja ? Karena kita perlu uang ! Tapi apadaya jika kita masih sakit. Harus bersabar. Jika tak ingin sakitnya jadi bertambah parah. Kita harus berharap akan sembuh. Dan besuk bisa masuk bekerja kembali.

Jika terpaksa belum sembuh-sembuh, dan terpaksa harus di PHK dari tempat kerja. Ya bagaimana lagi ? Harus kita terima dengan legowo. Tak perlu stress. Tak perlu bersedih. Serahkan semua keadaan dengan memohon bimbingan serta pertolongan kepada Allah SWT. Karena hanya Allahlah yang bisa menolong kesulitan kita dengan keajaiban. Tak ada sesuatu yang tak mungkin bagi Allah.

Banyak teman-teman maag yang menjadi colaps rumah tangganya, kondisi ekonominya, kehilangan pekerjaannya, karena sakitnya tak kunjung sembuh. Pada akhirnya mereka bisa bangkit dari sakitnya, dari keterpurukannya, justru dengan bersabar. Bukan dengan menangisi keadaan masa lalunya yang serba ada yang telah hilang.

Sabar tak bisa makan enak.

Dulu kita sudah kenyang makan enak. Namun kita lupa. Lupa sebagai manusia. Lupa sebagai hamba. Lupa mensyukuri segala nikmat. Makan asal bisa beli. Tak memperhatikan azas kesehatan. Tak memperhatikan azas manfaat. Tak memperhatikan adab makan dan lain-lain. Lalu jika sekarang lambung kita sakit dan untuk makan dan minum saja serba salah, tak bebas. Ya sabar. Turuti kaidah-kaidah makan dan minum bagi orang sakit maag dan gerd seperti yang dianjurkan oleh Bu Niniek. Yang telah berhasil sembuh permanen dari sakitnya yang belasan tahun.

Sabar tak bisa pergi-pergi

Dulu ketika kalian bisa pergi kemanapun kalian tak memanfaatkan kesehatan yang diberikan oleh Allah untuk bersilaturhmi ketempat saudara. Kalian hanya pergi memenuhi keinginan dan kesenangan kalian. Foya-foya. Makan enak. Kuliner kemana-mana. Tak ingat saudara kalian yang menderita, yang susah makan, yang sulit hidupnya. Kalian tak pernah ingat.

Jika kalian sekarang diberikan sakit oleh Allah, sehingga kalian tak bisa pergi-pergi. Kalian harus insyaf. Boro-boro untuk pergi. Untuk menegakkan badan aja tak bisa benar. Sediiiihnya...orang yang terkena maag yang sudah kronis, apalagi gerd yang sudah parah ! Tak bisa ngapa-ngapain !

Sekarang kalian baru bisa merasakan. Betapa pentingnya silaturahmi. Dulu ketika kalian sehat, tak suka menjenguk kerabat yang sedang sakit. Sekarang kalian baru merasakan bukan ? Terbaring ditempat tidur, menahan sakit, tak ada teman, tetangga, ataupun saudara kalian yang mau menjenguk kalian. Apakah itu salah mereka ? Bukan teman. Itu adalah salah kalian sendiri. Ketika kalian sehat dan banyak duit kalian tak pernah peduli kepada mereka ketika mereka sakit.

Sakit adalah pembelajaran yang sangat indah dan berarti dari Allah SWT. agar kita menjadi orang yang lebih baik dari kemarin. Oleh karena itu jalani sakit kalian dengan ikhlas, sabar, dan terus interospeksi agar Allah Ridho kepada kalian. Kesabaran itu perlu proses. Dan proses itu harus dijalani bertahun-tahun bukan hanya sehari atau dua hari. Saya, latihan bersabar sejak kelas 5 SD dan sekarang usia saya insha Allah 2 bulan lagi sudah 60 tahun. Jadi betapa panjangnya waktu untuk menempa kesabaran.

Demikian, coretan pagi ini Cara Melatih Kesabaran, semoga selalu manfaat untuk kita bersama, semoga bisa menjadi kisi-kisi bagi kesembuhan kalian.

Jika kalian ingin segera sembuh perlu kalian tahu tentang :
Karena lantaran melalui ketiganya Allah berikan kesembuhan kepada saya.

Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Purworejo 25 Mei 2016.

Salam Sobar
Niniek SS
Back To Top