Bismillahirrahmanirrahiim...
Jika kita cermati lebih jauh, ternyata jarang orang yang mencari kemuliaan. Yang banyak dicari orang adalah kesuksesan, puncak karier dan pujian banyak orang...Sehingga banyak orang yang kecewa ditengah perjalanan pencapaian karena yang dicari amatlah sulit digapai. Karena yang mereka cari bukanlah kemuliaan namun harta, kedudukan dan pujian.
- APAKAH KEMULIAAN ITU ?
Menurut saya definisi kemuliaan itu maya. Sesuatu yang bisa dirasakan namun sulit untuk didefinisikan. Sebagaimana keindahan. Hanya bisa dinikmati namun sulit untuk dikatakan.
Jika ada orang menolong seseorang saat ditimpa kecelakaan, padahal orang itu tak dikenalnya, terkapar tak sadarkan diri berlumuran darah dijalan, lalu orang itu ditolongnya, diantarlah ke rumah sakit terdekat, ia menjaminkan sejumlah uangnya kepada fihak rumah sakit tersebut demi keselamatan seseorang tersebut agar jiwanya bisa diselamatkan. Ia tak perlu tahu background atau latar belakang sohibul musibah. Apakah seseorang tersebut orang baik ataukah orang jahat. Apakah orang itu orang mampu ataukah dhuafa. Apakah nantinya uang yang untuk menolong orang itu akan kembali atau tidak. Sama sekali tak pernah dipikirkannya. Yang ada dalam pikirannya hanyalah bagaimana orang itu bisa diselamatkan. Bahwa uang yang ada pada dirinya adalah uang Allah. Bukan miliknya 100% yang bebas ia gunakan sekehendak hatinya. Maka ia, loss...ikhlas...menolong siapapun yang membutuhkan, ketika ia dimampukan oleh Allah untuk menolong orang lain. Siapapun itu tanpa kecuali. Ia tak perlu ucapan terima kasih dari seseorang yang ditolongnya. Karena ia faham bahwa hakekatnya Allahlah yang telah menolong orang itu, dengan mengutus dirinya sebagai jembatan kebaikan.
Inilah salah satu kemuliaan. Sebuah kebaikan tanpa pamrih. Yang dilakukan semata takutnya kepada Allah SWT. Dan besarnya harapan akan RidhoNya yang mudah-mudahan diberikannya kepada dirinya atas setiap kebaikan yang selalu berusaha ia lakukan setiap waktu...Bahkan ia seperti pencuri yang mengendap-endap, ketika mencari kesempatan untuk berbuat baik. Untuk bisa melakukan kebaikan tanpa orang lain tahu. Bagaikan pepatah mengatakan tangan kanan memberi tangan kiri tidak mengetahui.
- MENGAPA KEMULIAAN HARUS DIGAPAI ?
Kemuliaan adalah salah satu sifat Allah. Maha Mulia. Maka jika kita ingin mendapatkan RidhoNya. Berbuatlah segala hal untuk menjadikan diri kita mulia, berakhlak mulia, berhati mulia, berpikiran mulia, bertindak mulia, berkata-kata mulia. Pokoknya yang kita lakukan semuanya bersifat mulia, untuk menyenangkan Allah, agar Allah selalu berkenan, sehingga kita jauh dari murkaNya, dan akan mendatangkan RidhoNya kepada kita.
Surga dipenuhi oleh orang-orang yang berakhlak mulia. Bukan orang-orang sombong. Bukan para pemarah. Bukan hartawan atau milyarder yang ketika hidup mendewakan uangnya. Bukan para pembangkang perintah Allah. Bukan para intelektual yang berhati keras membanggakan ilmunya. Surga dipenuhi oleh orang-orang yang berhati lembut penuh kasih sayang kepada sesama. Dan hanya takluk kepada perintah Allah saja, bukan takluk kepada kehendak dirinya yang seringkali liar tak terkendali.
- BAGAIMANA CARA MENGGAPAINYA ?
Sebelum mengetahui cara menggapainya, tentunya harus mengetahui dulu apakah itu kemuliaan. Kemuliaan itu berbuat baik tanpa mengharap balasan ataupun ucapan terima kasih. Kemuliaan itu berusaha untuk menghargai dan menghormati diri sendiri, dengan tidak berbuat tercela atau tidak terhormat. Kemuliaan itu menolong tanpa pamrih, ikhlas hanya mengharap kasih sayang Allah. Kemuliaan itu selalu mensucikan diri dengan menjaga kesucian lahir dan batin. Kemuliaan itu menghargai setulusnya akan kebaikan orang lain. Kemuliaan itu ikhlas menerima takdir dengan mensyukuri segala keadaan. Kemuliaan itu selalu berusaha membahagiakan orang lain dengan apa yang ia mampu...Dan kemuliaan itu masih ada beribu warnanya yang tak bisa saya sebutkan satu persatu disini.
Oke..Lalu bagaimana cara menggapainya dong ? Saya tidaklah menggurui. Ini adalah cara saya mengajar diri sendiri agar selalu naik kelas dalam perjalanan hidup...dan akhirnya bisa cumlaude diakhir perjalanan dengan meraih husnul khotimah. Itu saja. Puncak prestasi yang seharusnya dikejar oleh setiap insan. Aamiin.
Cara menggapainya ? Gampang saja. Berbuat baik. Berbuat baik. Dan selalu berbuat baik. Ikhlas. Ikhlas dan ikhlas..Karena sebenarnya kita tak memiliki sesuatupun didunia ini. Tidak. Semuanya adalah titipan. Pinjaman. Yang sewaktu-waktu diambil oleh Sang EmpuNya, tidak tahu kapan saatnya. Kita hanya punya hak pakai, dengan pertanggungjawaban laporan untuk apa kita gunakan segala titipan itu ! Bukan hak milik ! Ataukah hak jual !
Jika kita menyadari bahwa kita ini bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa. Tak mempunyai daya serta kekuatan apapun selain atas pertolonganNya. Bahkan menggerakkan kaki untuk melangkahpun kitapun tak mampu kalau tak ada energi dari Allah. Jika kita sadar, bahwa seluruh harta yang ada pada kita ini adalah milik Allah, buktinya jika Allah berkehendak dalam sekejab saja semuanya bisa hilang, atau rata dengan tanah. Ini menunjukkan bahwa kita ini tak mempunyai kuasa apapun atas segala apa yang ada pada diri kita sendiri. Termasuk atas tubuh kita sendiri.
Jika sudah tumbuh kesadaran diri yang seperti itu, maka kita tak akan menjadi pribadi yang egois. Yang mau menangnya sendiri. Yang merasa bisa melakukan apapun atau tak butuh bantuan orang lain. Maka yang ada adalah rasa rendah hati. Bahwa kita ini tak mempunyai kekuatan apapun. Bahwa kita ini tak mempunyai kepemilikan apapun. Termasuk seluruh harta yang ada pada kita. Maka kita akan menjadi pribadi yang dermawan, ringan bersedekah. Karena merasa bahwa semua ini milik Allah. Jadi, kapanpun harta kita dibutuhkan untuk menolong orang, maka tak ada berat-beratnya sedikitpun di hati kita, loss...
Jika kita bertetangga, meskipun misalnya kita berada, dan tetangga kita kebetulan tak mampu, kita harus menghargai dan menghormatinya, kita harus tanggap akan kesulitannya, serta menolongnya. Tetangga adalah orang terdekat yang akan menolong kita ketika kita sedang dalam kesulitan. Jika kita terkena musibah, apakah saudara kita yang berada diluar kota yang akan menolong kita ? Tidak bukan ? Tentu tetangga dekat kita yang pertama kali kita harapkan membantu kesulitan kita.
Jika kita sedang menerima musibah, misalkan orangtua kita yang tinggal bersama kita meninggal, bukankah tetangga-tetangga dekat kita yang akan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat kita sedang berduka. Bukan saudara jauh kita yang akan menyiapkan tenda untuk para tamu. Menyiapkan tempat untuk para takziah. Menyiapkan makam untuk penguburan jenazah. Tentu semua dilakukan oleh para tetangga dekat kita. Inilah bentuk kemuliaan yang ada dalam masyarakat. Saling menghargai dan menghormati. Saling menolong, membantu dan bergotongroyong.
Itulah antara lain cara menggapai kemuliaan. Siapapun yang telah memiliki kemuliaan dalam dirinya, tak akan pernah mempunyai persoalan dengan orang lain. Tak akan bersinggungan perasaan. Karena ia selalu menghargai dan menghormati orang lain, sehingga orangpun akan selalu menghargai dirinya serta menghormatinya dengan penuh ketulusan.
Hidupnya akan selalu dilingkupi kedamaian, entah ia kaya maupun miskin. Kemuliaan tidak terletak pada harta yang ada. Namun pada sikap, perilaku serta perkataan yang baik yang senantiasa ada pada seseorang.
Banyak kan orang kaya yang dibenci tetangga karena sikapnya yang congkak dan perkataannya yang selalu menyakitkan hati orang? Dan banyak pula orang miskin yang selalu dirindukan oleh siapa saja ? Karena ia mampu menempatkan dirinya dalam kemuliaan ? Itulah salah satu bentuk kemuliaan.
- MENGAPA KEMULIAAN SULIT DIGAPAI ?
Sebenarnya, kemuliaan gampang digapai, asal seseorang mau merendahkan hatinya. Mau menghilangkan kesombongannya. Mau menghilangkan ketinggian dirinya. Mau melupakan derajat, pangkat serta kedudukannya. Mau melepaskan segala atribut-atributnya didunia, apapun itu. Aku jendral kok. Aku konglomerat kok. Aku anggota DPR kok. Aku dokter kok. Aku cendekia kok. Dan ke-aku-an yang lainnya.
Karena penggunaan semua atribut dunia jika dipakai tidak pada tempatnya justru akan menjerumuskan diri pada keterpurukan esensi hidup. Pada semua kemudlaratan yang tak ada gunanya sama sekali. Akan mengundang kebencian orang. Akan membuat kita justru tak dihargai orang. Akan menghadirkan kecemburuan sosial dan bisa berakibat seseorang memaki-maki Tuhan karena melihat dirinya bagaikan jauh bumi dari langit dengan mereka yang beraku tinggi.
Kemuliaan sulit digapai bukan karena sulit digapai ! Karena seseorang memang merasa kemuliaan itu tak perlu diraih. Apalah itu. Suruh merendah-rendahkan diri dihadapan orang lain. Siapa dia ? Siapa Aku ? Untuk apa aku meninggalkan seluruh atribut duniaku, sementara aku berjuang meraih semua ini dengan susah payah ? Dengan seluruh pengurbanan yang tak sedikit. Dengan waktu yang panjang ? Yah..begitulah kebanyakan diantara kita bukan ? Memang tak mau meraih kemuliaan ! Karena menganggap kemuliaan itu tak penting untuk dimiliki.
- ANGGAPAN ORANG TENTANG KEMULIAAN
Bagi banyak orang kemuliaan itu tak penting. Apa sih manfaatnya ? Bagi saya lain ceritanya. Justru kemuliaan itu hal yang paling penting untuk diraih, karena ini salah satu jalan untuk bisa mendekat lebih dekat dan sedekat-dekatnya kepada Allah SWT. dan untuk meraih RidhoNya. Bukankah sejatinya Allahlah yang kita tuju dan hanya RidhoNyalah yang kita harapkan dalam hidup ini ?
Kita semua membutuhkan Allah. Dan hanya RidhoNyalah yang kita harapkan. Bukankah semua cita-cita serta impian manusia tak akan terwujud tanpa Ridho dariNya ? Allah SWT. Mengapa tidak langsung saja menuju Allah SWT ? Mengapa harus bersusah payah menggapai sesuatu diluar Allah ? Sedangkan segala sesuatu yang diluar Allah itu tak akan berguna di akherat nanti ? bisa menolongpun pada jalan menuju kematian tidak ! Apakah ketika kita dalam perjalanan ajal, harta, kedudukan, derajat serta pangkat didunia bisa melicinkan jalannya kematian ? Tidak kan ?
Yang bisa melicinkan jalannya kematian hanyalah Ridho Allah SWT, dengan ikhtiyar bacaan istighfar, sholawat ataupun la ilaha ilallah itupun jika Allah berkenan ? Namun jika seseorang sudah terbiasa hidup mulia sehari-hari. Mengedepankan Allah SWT. diatas segala yang lain selain Allah, maka bisa jadi ia sudah berpamitan kepada keluarganya sebelum saat ajalnya menjemput. Misal, saat ia mau beramal berdzikir malam, ia berpesan kepada isterinya, jika besuk adzan subuh ia tak bangun tolong dibangunkan. Benar. Besuk paginya ketika adzan subuh tiba, kok aneh, suaminya belum bangun dari dzikirnya. Padahal sebelum adzan subuh tiba biasanya suaminya sudah mandi pagi untuk sholat subuh berjamaah.
Isterinya ingat akan pesan suaminya semalam. Untuk membangunkannya jika adzan subuh belum bangun. Maka tergopoh-gopoh isterinya menuju mushola keluarga. Dilihatnya suaminya masih duduk tawaruk berdzikir. Namun dilihatnya tasbehnya tak bergerak. Isterinya terkesiap. Didekatinya suaminya. Ternyata suaminya sudah kembali menghadap Allah SWT. Telah meninggalkannya untuk selama-lamanya. Allah Hu Akbar. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Itulah kehidupan manusia. Bahwa jalannya ajal sering ditentukan oleh peri kehidupannya sehari-hari ketika ia masih hidup didunia. Allah akan menunjukkan kemuliaan baginya, jika iapun menjunjung kemuliaan dalam hidupnya. Oleh karena itu marilah kita belajar menjalani kemuliaan dalam kehidupan kita.
Saya jadi ingat ketika dulu pernah memberikan minuman dan makanan kepada seorang peminta-minta di pagi buta (konon beliau adalah Nabi Khidir As), dan orang itu berkata setengah bergumam kepada dirinya sendiri, namun saya mendengarnya dengan jelas :”Uwong kuwi yen opo-opo gampang nang dunyane, yo nang akherate bakal digampangno maring Allah SWT. mbesuk” (orang itu kalau didunia gampang berbuat kebaikan ya bakal dimudahkan di akheratnya oleh Allah SWT. kelak). Aamiin. Subhanallah...Kata-kata itu sangat berkesan direlung hati saya yang paling dalam, dan selalu menyemangati saya untuk terus dan terus berbuat baik kepada siapa saja. Tanpa kecuali...
- HUBUNGAN SEHAT DENGAN KEMULIAAN
Menurut kita, apakah tidak ada hubungan kesehatan dengan kemuliaan ? Oh sangat ada dan sangat erat teman. Jika kita sering berbuat baik, berbuat kemuliaan dengan tulus dan ikhlas, selalu ada kebahagiaan yang mengaliri jiwa kita. Dan jika hati kita bahagia, ada semangat baru yang mengalir dalam diri untuk mengerjakan sesuatu. Apapun itu. Dan sesuatu yang ingin kita kerjakan itu biasanya hal-hal baru yang penuh kebaikan dan menyenangkan. Ide-ide baru yang sebelumnya belum pernah kita kerjakan selalu menggairahkan untuk dilakukan.
Tiba-tiba saja ingin membersihkan seluruh ruangan dalam rumah dengan mengganti penataan interior. Merubah letak perabotan agar ada suasana baru. Atau menata tanaman yang ada ditaman sederhana rumah kita. Hal-hal semacam ini selalu menggairahkan dan selalu penuh semangat kita mengerjakannya seolah tak ada rasa lelah sama sekali yang kita rasakan. Inilah hal-hal yang menimbulkan sehat dalam diri kita.
Benar sekali apa yang dikatakan Dr. Hiromi Sinya ahli usus terkemuka dunia dari Jepang, bahwa kebahagiaan dan cinta akan membentuk banyak enzym. Sedangkan enzym adalah sesuatu yang sangat vital dibutuhkan untuk keberlangsungan hidupnya sel. Untuk itulah perlunya hidup kita melakukan kemuliaan-kemuliaan agar hati kita bahagia dan terbentuk banyak enzym yang membuat sel-sel kita menjadi sehat.
Saya yakin bahwa kalian semua pernah mengalami hal-hal seperti ini bukan ?
Namun sebaliknya, jika kita baru saja melakukan suatu keburukan atau kejahatan, tentu kita dirundung rasa bersalah, penyesalan, kehilangan semangat, kehilangan gairah, sehingga tak ada semangat sama sekali untuk melakukan sesuatu. Hidup ini serasa buntu. Dan kondisi semacam ini akan memunculkan rasa tak sehat. Inginnya malas tidur-tiduran melulu. Kita menjadi stress atas perbuatan buruk yang baru saja kita lakukan. Jika hal ini terus menerus terjadi dan tak segera diatasi, maka kita benar-benar akan jatuh sakit. Karena ketika kita stress, akan menguras banyak enzym dalam tubuh kita. Jadi jangan sepelekan ya soal kemuliaan.
- ISLAM ADALAH KEMULIAAN ITU SENDIRI
Islam adalah rahmatan lil alamin. Rahmat untuk seluruh alam semesta. Rahmat adalah suatu kebaikan. Kemuliaan. Cermatilah. Tak ada satupun dari perintah-perintah dan larangan-larangan Allah yang ada didalam Al Qur’an Yang Agung yang mengandung keburukan. Adakah ? Semua, baik perintah maupun larangan selalu membimbing kita Umat Islam menuju kebaikan. Agar kita menjadi akhlaqul karimah dan berujung kepada akhir hidup yang husnul khotimah.
Meskipun hidup menjadi Islam yang kaffah, yang menyeluruh itu sungguh amatlah beratnya, namun selalu akan berakhir dengan kebahagiaan dan kemuliaan. Islam yang kaffah bukanlah persoalan orang kaya ataupun miskin. Namun hidup yang sungguh-sungguh mencontoh keteladanan kehidupan Junjungan kita Nabi Agung Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW. Dan itu harus menjadi teladan kita sehari-hari. Acuan hidup yang penuh kemuliaan yang tak ada duanya. Penuh dengan kesempurnaan akhlak.
Cintanya kepada Allah SWT. Kasih sayangnya kepada keluarga dan seluruh umatnya. Kejujurannya. Kebenarannya. Kesederhanaannya. Keprihatinan hidupnya. Semangat juangnya dalam membela agama. Dalam membela kebenaran. Memilih akherat daripada dunia. Menjauhi semua kebatilan dan hanya mau menerima apa yang menjadi haknya. Sangat menghargai dan menghormati kaum wanita. Penyayang kepada anak-anak kecil. Subhanallah betapa tinta seluas lautan tak akan cukup untuk menuliskan akhlak mulia dari Nabi kita Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW.
Puasa Ramadhan adalah ladang yang seluas-luasnya untuk membuktikan kecintaan kita kepada Allah SWT. dan Rasulullah SAW. Untuk mempraktekkan seluruh eksistensi ke-Islaman kita. Baik secara jasmani maupun rohani. Waktu untuk menguji sejauh mana keimanan Islam kita, bukan sekedar memburu pahala-pahala. Pahala memang sangat kita butuhkan sebagai point tambahan di akherat nanti. Tapi yang utama kita butuhkan adalah Allah SWT. dan Rasulullah SAW. Dan Ramadhan adalah sebagai jembatan menuju CintaNya.
Jalankan Ramadhan sepenuh cinta dan kesungguhan, meskipun tinggal beberapa hari. Agar kita mendapatkan juga Cinta Allah SWT. dan cinta Rasulullah SAW kepada kita.
- HUSNUL KHOTIMAH ADALAH PUNCAK KEMULIAAN
Hidup adalah untuk mati, itulah hakekat kehidupan. Sedangkan mati, adalah untuk kehidupan itu sendiri, namun kehidupan yang sebenarnya kehidupan yang kekal abadi selamanya.
Mati adalah justru merupakan awal dari kehidupan yang sebenarnya. Tentu setiap orang mendambakan kematian yang baik. Mendambakan awal kehidupan yang baik. Segala hal, jika pada awalnya baik, dan dirawat dengan baik maka akan berakhir dengan baik pula.
Bagaimana kematian yang baik ? Adalah kematian yang saat lepasnya ruh dia mengingat dan menyebut asma Allah, bukan sesuatu yang selain Allah. Kematian yang demikian itulah yang disebut dengan kematian yang baik, yang husnul khotimah.
Husnul khotimah, menurut saya adalah puncak kemuliaan. Sebab husnul khotimah merupakan ujud penghambaan yang sempurna untuk tiap-tiap orang kepada Allah sejak masa hidupnya didunia.
Seseorang yang ketika hidupnya serampangan, asal saja, tak mau mengenal agama apalagi menjalaninya, tak mungkin meninggal dalam husnul khotimah. Husnul khotimah bukanlah kebetulan. Namun adalah akhir dari perjalanan panjang kehidupan didunia yang penuh dengan kemuliaan.
Tak ada orang yang buruk perangainya, sombong, rakus harta, pemarah, sering menyakiti hati orang, durhaka kepada orangtua, kikir, tak pernah menyantuni anak yatim, hidupnya foya-foya, tak mau sholat, kok matinya husnul khotimah. Enak aja ! Iya kan ? Kalau begitu surga akan penuh ! Lalu tak perlu ada agama lagi yang mengatur kehidupan manusia ketika hidup di dunia.
Oleh karena itu jangan sia-siakan hidup ini. Hiduplah dengan penuh kemuliaan. Agar mendapatkan Ridho Allah SWT. selalu. Sehingga mencapai akhir husnul khotimah.
Sakit adalah bagian dari rencana Allah agar kehidupan kalian menjadi mulia. Agar kalian interospeksi. Agar kalian menjadi tidak sombong atau angkuh namun rendah hati. Tidak kikir namun dermawan. Tidak hidup foya foya namun penuh kesederhanaan. Agar kalian takut kepada Allah. MencintaiNya dan mencintai Rasulullah SAW. Agar kalian menjadi penyabar tidak mengumbar hawa nafsu kalian. Agar kalian bertaqwa bukan memenuhi keinginan diri. Banyak hal yang bisa kalian lakukan agar hidup kalian mulia. Ciri-ciri kemuliaan adalah kehidupan yang tenang dan berbahagia. Jika kita mulia, kita berbesar harapan bisa memperoleh akhir hidup yang husnul khotimah.
Demikian saja tentang “Bagaimana Meraih Kemuliaan”, semoga ada manfaatnya. Di akhir Romadhon yang mulia ini marilah kita saling memaafkan serta saling mendoakan semoga kita Umat Muslim senantiasa hidup dalam kemuliaan, diampuni dosanya, penuh keberkahan serta selalu dalam bimbingan Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal’alamiin.
Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Purworejo, 11 juni 2018
Salam Tauhid
NiniekSS.
Labels:
BERSYUKUR,
EDISI SPESIAL,
Interospeksi,
KEMULIAAN,
MENSYUKURI NIKMAT
Thanks for reading BAGAIMANA MERAIH KEMULIAAN. Please share...!
0 Komentar untuk "BAGAIMANA MERAIH KEMULIAAN"