Bismillahirrahmanirrahiim...
Apakah kita pernah berpikir, bahwa “Rajin Mengamati Menjadi Jalan Kesembuhan” ?
Allah SWT. memberikan kepada kita sekalian akal untuk berpikir. Saya sangat bersyukur bahwa Allah memberikan ujian yang bertubi-tubi dalam hidup saya, sepanjang masa. Dari ujian yang terkecil hingga ujian yang teramat berat hingga nyaris tak kuat menjalaninya. Hanya karena Rahmat serta keberkahan dari Allah saja, saya alhamdulillah kuat dan bisa bersabar menjalaninya.
Subhanallah...
Hanya dari pengamatan dan belajar sabar yang tak pernah berhenti hingga kini, alhamdulillah pada akhirnya saya diberi kesembuhan dari sakit maag kronis, gerd serta penderitaan anxyetas yang begitu menyiksa dalam waktu yang begitu panjang.
Saya bisa menulis buku “Rahasia Sembuh Sakit Maag Kronis”, bisa setiap kali menulis artikel dalam blog ini, kecuali yang utama karena Ridho Allah Yang Maha Memberikan Inspirasi, dasar kepenulisan saya karena saya rajin mengamati. Lalu dari pengamatan itu saya praktekkan. Dan dari hasil praktek itu kemudian yang terbaik saya tuangkan dalam blog ini.
Jadi setiap artikel, sebenarnya melalui proses yang panjang sehingga bisa tertuang dalam blog. Meskipun seringkali, ide untuk menulis datangnya kapan saja. Bisa ketika sedang baring-baring ditempat tidur. Bisa ketika sedang belanja. Bisa ketika sedang menerima tamu dirumah. Bahkan ide untuk menulis terkadang muncul tiba-tiba ketika sedang jongkok di kloset !
Kembali ke masalah “Rajin Mengamati Menjadi Jalan Kesembuhan”...
Sejak kecil saya mempunyai hobby mengamati sesuatu lalu menyimpulkan hasilnya. Demikian pula untuk kesembuhan sangat diperlukan untuk banyak mengamati, lalu hasil pengamatan yang terbaik, dipraktekkan. Bukan sekedar ada dalam pikiran atau angan-angan.
Inilah beberapa hasil dari pengamatan saya, yang banyak mendukung kesembuhan saya. Barangkali saja juga bermanfaat bagi kalian semua. Tapi dalam mempraktekkan hal ini, syaratnya kalian harus telaten dan sabar. Kalau tidak telaten dan sabar janganlah kalian mengharapkan cepat sembuh !!!
1. Ibadah dengan baik
Beribadahlah dengan baik, bukan sekedar menggugurkan kewajiban. Kita sering beribadah dengan serampangan. Sholat hanya sekedar menggugurkan wajib. Maka semua-semuanya dilaksanakan hanya standard saja. Wudhlunya asal saja ( niatnya tak dihayati, ketika berwudhlu di bagian-bagian anggota tubuh tidak khidmat, bahkan sering sambil bicara ! ).
Baju yang dikenakan asal saja ( dirumah ini, sholat ya pakai baju yang untuk dirumah aja ). Lha sholat itu kita mau menghadap siapa ? Sedang mau kerumah pak RT saja, seringkali kita ganti baju yang layak, bersih dan rapi ! Ini untuk menghadap Allah Sang Maha Raja Diraja dunia dan akherat kok sholat subuh tak mandi dulu, baju yang dikenakan baju yang untuk tidur ( mungkin sudah kena air liur yang keluar tanpa kita sadari ketika kita tidur ? ) Atau celana dalam kita sudah terkena percikan air kencing yang tanpa kita sadari sudah keluar sedikit ketika sedang tidur ?
Setitik saja ada percikan air kencing dalam celana dalam kita, maka sholat kita menjadi tidak syah teman !
Inilah yang tanpa kita sadari bisa menjadi penyebab tidak khusyuknya sholat. Mungkin secara syari’at semua-semunya sudah syah, namun secara hakekat semuanya masih amburadul. Nah pada saatnya doa belum dikabul-kabul oleh Allah, kita misuh-misuh...menggerutu, bersunggut-sunggut, putus asa ? Padahal...semuanya bersumber dari diri kita sendiri.
Oleh karena itu cermat dan berhati-hatilah dalam menjalankan sholat. Persiapkan semuanya dengan sungguh-sungguh ! sebelumnya. Dari mulai niat berwudhlu, mempersiapkan sarana sholat, baju yang dikenakan, kebersihan tempat serta sajadah yang hendak digunakan, hendaknya diperiksa apakah ada najisnya atau tidak ? Dengan penuh ketelitian. Serta lakukanlah dengan sepenuh ketakdziman...
Ketika ibadah kita belum berdasar cinta kepada Allah, tapi baru sekedar menggugurkan wajib, eh giliran berdoa, yang diminta berjibun, banyak sekali, seolah Allah itu pelupa, semua disebutkan satu persatu. Yang sehat selalu, yang rejekinya banyak, yang lancar segala urusannya, yang keselamatan. He he saking banyaknya permintaan, ketika doa sudah dikabulkan kita bahkan lupa bahwa itu pernah menjadi doa kita. Lalu payahnya lagi kita hanya berdoa dan berdoa terus, namun kita lupa untuk bersyukur ketika doa sudah dikabulkan. Iya kan ? Itu saya..Kalian tentu tidak begitu..
Semisal anak kita nilainya di sekolah selalu pas2an. Agar lulus, ada nilai minimal yang harus dicapai. Sebagai ibunya, hati kita kebat kebit, khawatir banget kalau anak kita nanti tak lulus bagaimana ? Padahal ia anak laki-laki, yang kelak harus mencari nafkah bagi keluarganya. Bagaimana nih kalau masa depannya terhambat karena tak lulus ujian sekolahnya ? Lalu pagi siang malam kita mohonkan kepada Allah untuk anak kita agar lulus dalam ujian nanti. Agar bisa mengerjakan soal-soal ujian dengan lancar. Dengan hasil yang baik.
Tibalah saat ujian. Dirumah kita tak bisa mengerjakan apa-apa. Masak tidak bebersih rumah juga tidak. Serba salah pokoknya. Panik ! Saking seluruh konsentrasi terfokus kepada anaknya yang lagi ujian di sekolah. Eh giliran anaknya pulang, belum masuk rumah sudah ditanyain :”Bagaimana mas, bisa ngerjain gak, soalnya sulit gak ?”. Anaknya dengan cengar-cengir menjawab :”Yah begitulah Bu..”. “Hush begitulah gimana ? bisa ngerjain gak ?”. “Yah ada yang bisa ada yang enggak...” jawab anak kita yang lagi lapar dan haus, serta baru saja terlepas dari beban ujian hari pertama...
”Mas..mas. Ditanya ibu, mbok jawabnya yang bener..” Kata kita. “Ya alhamdulillah bu..” jawab anak kita. Rasanya dada ini menjadi plong untuk sementara, mendengar jawaban anak kita. Meskipun besuk-besuk tentu akan masih diikuti dengan was-was selalu sebelum ujian anak kita selesai.
Kini ujian telah selesai. Dan anak kita alhamdulillah dinyatakan lulus. Berpuluh kali mulut kita mengucapkan alhamdulillah. Setiap ketemu orang lalu ditanya :”Bagaimana putranya Bu, lulus kan”, kita bisa menjawab dengan tersenyum riang :”Alhamdulillah bu, meskipun dengan nilai yang pas-pasan”. Namun ketika giliran berdoa selesai sholat, kita hanya mengucapkan :”Alhamdulillah Ya Allah, Engkau beri anakku lulus ujian”. TITIK ! Dan datar-datar saja, tidak ada greget blas untuk secara sungguh-sungguh mengahturkan syukur ke Hadlirat Allah atas kelulusan anak kita. Rasa syukur kita, tak sebanding dengan ketika kita merengek-rengek kepada Allah SWT. untuk memohon kelulusan bagi anak kita !
Tidak memuji kebesaranNya. Tidak mengungkapkan bahwa kelulusan itu hanya karena pertolonganNya. Bahwa setelah anak kita lulus, kelulusan ini adalah hal yang biasa. Bukan sesuatu berkah yang luar biasa. Bukan hadiah spesial dari Allah atas doa-doanya.
Doa syukur kita tak sebanding dengan doa permintaan kita yang kita lakukan dengan berurai air mata memohon terkabulnya doa. Setelah doa terkabul, rasa syukur kita biasa-biasa saja, datar-datar saja, tak ada setetespun air yang membuat mata kita berkaca-kaca.
Saya jarang mohon sesuatu, kecuali yakin kepada kasih sayang Allah serta menyerahkan semuanya pada perlindungan, pemeliharaan, serta penyertaan Allah yang LUAR BIASA ! Dan jika menerima karunia yang tak terduga, meskipun itu hal yang sangat sepele ( misal menemukan klip yang terselip diantara sayuran pecel yang saya beli, karena tak sempat buat pecel sendiri ), air mata ini tak kuasa meleleh hingga bergulir dikedua pipi.
“Ya Allah betapa Engkau Maha Kasih Sayang, Maha menyayangiku, Maha Memperhatikanku. Melindungiku dari bahaya klip ini jika masuk ke perutku. Engkau Maha Mengetahui bahwa aku ini tak tahan sakit. Bagaimana jika klip ini masuk kedalam lambungku, lalu melukai lambungku yang baru saja sembuh dari maag belasan tahun ini? Ya Allah, seluruh rasa syukurku tak mampu menutup keberkahanMu ini Ya Allah. Alhamdulillah. Allahumma shali ala Sayyidina Muhammad wa ala ali Muhammad. “ Begitulah kebiasaanku dalam mensikapi karunia-karunia yang Allah berikan kepada diriku.
Kita nih sering berdoa, namun tak tahu, apakah doa itu baik untuk kita atau tidak. Bermanfaat atau tidak jika dikabulkan ?
Padahal nih...Doa yang paling kita butuhkan adalah doa agar kita menjadi orang yang salih atau sholeh dan doa khusnul khotimah. Sebab jika kita salih, so pasti Allah Ridho kepada diri kita. Apa yang kurang dalam hidup kita jika kita sudah menjadi orang yang ridho dan di Ridhoi Allah SWT. Bukankah itu kedudukan yang tertinggi dalam hidup ?
Siapakah para Nabi sebenarnya ? Bukankah siapapun beliau adanya adalah seseorang yang selalu ridho kepada takdir Allah, sehingga Allah-pun Ridho kepada diri dan kehidupan beliau semuanya ? Apakah ada kedudukan yang lebih tinggi dari ridho dan di-Ridhoi oleh Allah ?
Tapi kita jarang sekali yang memohon hal ini. Yang selalu kita mohon hanyalah materi, yang sepertinya hanya materi yang kita butuhkan, yang sepertinya dengan materi kita bisa melakukan apa saja. Benarkah demikian ? Tidak bukan ? Dengan kita sakit maag atau gerd tak sembuh-sembuh saja Allah menunjukkan, bahwa materi bukan segala-galanya.
Uluhati sakit, pinggang dan punggung sakit, leher seperti tercekik, telinga berdenging, kepala pusing dan kliyengan, jantung berdebar, nafas sesak. Apakah bisa sembuh dengan uang ? Tidak kan ?
Tapi bisa jadi, hanya dengan minum air mentah yang higienis yang kita yakini ada keberkahan didalamnya, ternyata sakit kita banyak perubahan, bahkan sembuh. Tanpa mengeluarkan uang ! Ya nggak ?
Saya mengamati, jika ibadah kita lebih baik, maka kita bisa menjalani sakit ini dengan ikhlas dan ringan, tidak sering mengeluh, dan hati ini bisa lebih pasrah menerima keadaan. Namun jika ibadah kita buruk, maka keluhan rasa sakit akan datang bertubi-tubi dan kita benar-benar bagai tak tahan mengalaminya. Oleh karena itu yuk terlebih dahulu perbaiki ibadah kita menjadi lebih baik. Agar kita diberi kekuatan dan kesabaran oleh Allah SWT. dalam menerima takdir sakit ini, sampai dengan datangnya kesembuhan.
2. Mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah SWT
Bukan hanya nikmat yang besar-besar dan kasat mata saja. Sekecil apapun nikmat, itu adalah suatu kasih sayang Allah, suatu keberkahan dari Allah yang wajib kita syukuri. Bukan hanya nikmat-nikmat besar yang kita peroleh saja yang wajib kita syukuri. Nikmat adalah bentuk perhatian dan kasih sayang Allah kepada kita. Sadarkah kita ?
Jika kita terbiasa mensyukuri nikmat-nikmat kecil, maka Allah akan semakin melimpahkan nikmat-nikmat yang lain kepada kita, meski tak sempat kita minta dalam doa. Jutaan nikmat yang kita terima dari Allah setiap harinya yang kita tak akan mampu menghitungnya. Tapi kita selalu jarang menyadarinya, selalu khilaf, dan selalu lupa untuk mengamati serta mensyukurinya...
Kita selalu sombong setiap saat. Bahwa segala kenikmatan hidup yang ada pada kita itu, pikir kita karena usaha kita, karena kerja keras kita, karena kepintaran kita, atau semata karena nasib kita yang beruntung saja ? Iya kan ? Iya nggak ? He he...
Saya mengamati dengan intensif mensyukuri setiap nikmat dari nikmat yang kecil hingga nikmat yang besar, maka kita akan memperoleh kedekatan dengan Allah Yang Maha Memberi nikmat. Hati kita akan menjadi lembut, lebih peka terhadap sesuatu dan lebih tergugah untuk melakukan setiap kebaikan.
3. Makan secukupnya
Jangan mentang-mentang lagi ada makanan enak dan selera lagi bagus. Lalu kita makan semau gue, lupa bahwa kita belum sembuh benar maag kita. Ingat kapasitas lambung kita sangatlah terbatas. Apalagi lambung sedang luka.
Saya mengamati, dalam keadaan lambung kita luka, perut sakit sekali, apalagi kalau sudah asam lambung kemana-mana, namun jika kita makan makanan yang aman secukupnya, tidak menuruti nafsu aluwamah, maka alhamdulillah sebegah-begahnya lambung masih tetap tertahan. Namun jika kita mengikuti aluwamah, karena merasa seharian ini tak ada keluhan, maka kita sikat saja semua makanan yang menarik selera didepan kita. Apa akibat yang kemudian kita rasakan ? Perut begah, lambung terasa penuh, uluhati perih, lemes, keringat dingin, jantung berdebar, kepala berat. Dan hal ini akan terjadi bukan sekedar beberapa jam, namun bisa seharian kondisi tak nyaman dan menyiksa ini kita rasakan. Amati saja kalau tak percaya !
4. Beraktifitas tidak melampaui batas.
Ingat bahwa kita sedang sakit !
Sakit maag kronis atau gerd ( asam lambung yang naik ), tidak selamanya terpuruk ditempat tidur bukan ? Sembuh kambuh, sembuh kambuh begitulah setiap hari. Nah ketika merasa sembuh. Banyak diantara kita yang tak mau diam. Inginnya semua diberesi. Dikerjakan, tanpa mengenal lelah karena merasa sembuh. Eh giliran malam hari tiba...segala keluhan yang berat muncul ! Yang dada terasa panas, kepala berat, uluhati sakit, punggung nyeri dan macam-macam. Akhirnya semalaman kita tak bisa tidur. Sudah dimerem-meremkan mata masih juga sangat sulitnya.
Lalu, akhirnya pagi hari kondisi kita benar-benar dropp. Jadilah panik. Mau ke dokter sudah trauma dengan obat-obat kimia, karena sudah berapa tahun saja ke dokter diberi obat kimia bukannya membaik, malah makin lama makin tak karuan rasa badan. Akhirnya larinya konsul ke Bu Niniek he he...
Memang Bu Niniek SS tukang sulap ? Yang tips2nya dalam sekejab bisa membuat sembuh setiap keluhan ? Tidak dong ! Kalau sudah gerd, tidak setiap keluhan bisa diatasi darurat. Setiap keluhan gerd, tanpa diobati apapun biasanya akan mereda setelah kita BAB atau BAK. Oleh karena itu setiap terjadi keluhan, paling efektif adalah dengan banyak minum putih hangat ( jika air masak ), namun jika sudah terbiasa minum air mentah, ya banyakin minum air mentah.
Jika terjadi serangan gerd apapun. Tak usah panik ! Minum air putih, hangat atau mentah, banyak, namun minumnya sedikit demi sedikit, lalu istirahatlah, buatlah pikiran santai agar menjadi tenang, berdoa berserah diri memohon pertolongan Allah SWT.
Jika kita panik, tegang, maka keluhan serangan gerd akan makin terasa menekan. Jadi usahakan rilex, agar syaraf-syaraf tubuh mengendor, hal ini saya amati mencegah terjadinya keram pada lambung, atau pada betis dan telapak kaki.
5. Jika tidak terpaksa hindari naik kendaraan apalagi bepergian jauh
Ini sebenarnya hal yang sepele. Namun seringkali luput dari pengamatan kita. Bertahun tahun menderita maag kronis atau gerd tak sembuh-sembuh. Setelah saya amati dengan cermat, ternyata naik motor menjadi penyebab yang tak dapat diremehkan mengapa sakit maag kita tak sembuh-sembuh. Mengapa ? Karena lambung kita terguncang-guncang. Yang kedua, jika kita naik motor, tentu akan menuntun kendaraan untuk diparkir. Atau ngeslah motor agar hidup jika staternya sudah tak berfungsi. Gerakan inilah yang menyebabkan maag tak sembuh-sembuh, karena otot perut ketarik-tarik ketika kita sedang ngeslah motor ( menghidupkan motor ).
Tingkat kesembuhan bagi yang tak naik motor jauh lebih cepat dibanding yang sehari-harinya naik motor. Coba saya diamati yaa ?
6. Hindari naik tangga dan angkat beban yang berat
Tadinya saya tidak tahu bahwa naik turun tangga serta angkat beban yang berat akan berpengaruh terhadap lambung. Nah asal habis naik turun tangga, atau angkat beban yang berat-berat, pasti kondisi langsung dropp.
Mula-mula hal tersebut luput dari pengamatan saya, tetapi lama-lama setelah mengamati. Saya menjadi tahu, bahwa naik turun tangga dan angkat beban yang berat-berat menjadi penghambat kesembuhan. Meskipun memakai mesin cuci sekalipun. Kan baju harus dikeluarkan dari mesin cuci, ditaruh dalam bak, lalu dijemur bukan ?
Nah biasanya kita, ketika sehat, mengangkat bak cucian itu ke tempat jemuran, kalau tempat jemuran itu ada dibawah masih mending. Tapi kebanyakan tempat jemuran ada dilantai atas, karena rumah sempit maka tempat jemuran dibangun di lantai atas. Nah ini yang sering menjadi biang keladi kekambuhan. Sudah bak cucian itu berat, masih harus membawanya ke lantai atas dengan naik tangga ! Biyuh..biyuh..gimana maag tidak kambuh ?
7. Hindari berpikir yang tak perlu.
Berpikirlah yang positif, buang jauh-jauh pikiran negatif. Pikiran erat sekali hubungannya dengan lambung. Jika seseorang panik, biasanya perut langsung diare. Atau jika lambung sedang kambuh, maka kepala otomatis akan terasa pusing. Oleh karena itu berpikirlah yang perlu-perlu saja. Hindari pikiran-pikiran yang mubadhir. Tak perlu mencemaskan hal yang belum terjadi. Lha wong belum terjadi kok dicemaskan. Aneh kan ? Jika kita mengkhawatirkan akan terjadi sesuatu, serahkan semuanya kepada Allah dengan sepenuh keyakinan. Jika takdir Allah memang harus terjadi, ya terimalah segala sesuatu dengan ikhlas, sabar dan tawakkal.
Saya mengamati, jika kita bisa parah, yakin pada perlindungan Allah maka hati kita akan terasa tenang. Kecemasan sering timbul karena kurangnya yakin kita kepada pertolongan serta perlindungan Allah SWT.
Jika kita yakin bahwa Allah akan senantiasa menjaga, membimbing, serta melindungi kita dan seluruh anggota keluarga kita, maka tak akan ada rasa was-was lagi. Hal ini akan mendukung kesembuhan kita.
Baiklah, saya potong sampai disini dulu, silahkan simak pada artikel lanjutannya pada bagian ke-2, DISINI...agar lengkap pemahaman kalian tentang perlunya mengamati setiap hal ketika kita sakit maag agar lekas sembuh.
Alhamdulillahirabbil’alamiin...
Purworejo, 13 Maret 2017
Salam Tauhid,
Niniek SS
Labels:
GERD,
Interospeksi,
Kiat-Kiat Sembuh,
MAAG,
MENSYUKURI NIKMAT,
Morinda Bioactive
Thanks for reading Rajin Mengamati Menjadi Jalan Kesembuhan Bag-1. Please share...!
alhadulillah.....masih sempat dapat ilmu dari ibu
BalasHapusMbak Candra,
HapusAlhamdulillah jika artikel ini ada manfaatnya bagi kita semua.
Salam,
Alhamdulillah trmksih Bu,,, sllu belajar stp mmbaca artikel Ibu Niniek,,,
BalasHapusMbak Endah Artati
HapusSama-sama mbak. Terima kasih juga untuk kunjungan setianya di blog ibu. Semoga senantiasa manfaat yaa ?...
Salam,
Ilmu baru dr Ibu Niniek,, trimakasih Bu,,,
BalasHapusMbak Endah Artati
HapusJika kita mendekat kepada Allah SWT. insya Allah selalu akan memperoleh ilmu-ilmu baru yang tak dapat ditemukan dimanapun. Yang itu sangat besar manfaatnya dalam kehidupan kita.
Beristighfar sangat bagus untuk menggapai ampunan Allah SWT. Dan bershalawatlah untuk Kanjeng Nabi SAW. untuk menggapai kasih sayangNya. Itulah yang saya lakukan sehari-hari mbak.
Salam,