Bismillahirrahmanirrahiim...
Allah Yang Maha Besar dengan seluruh KuasaNya. Maha Suci dengan seluruh Sifat serta AsmaNya. Maha Benar dengan seluruh hukumNya. Maha Lembut dengan setiap kasih sayangNya. Maha Sempurna dengan seluruh CiptaanNya. Maha Rahasia dengan seluruh KehendakNya. Maha Tinggi dengan Seluruh KeberadaanNya. Maha Indah Setiap CintaNya..Maha Tak Terduga KaruniaNya...Allah...Allah...Allah...Puji Dan Syukur hanya BagiMu yang menguasai seluruh yang ada baik yang nyata maupun yang gaib..Subhanallah..
Muhammad Rasulullah SAW..Nabi yang ummi..Nabi yang luhur budi..Nabi teladan segala kedermawanan. Teladan segala kerendahan hati. Teladan segala kezuhudan. Teladan segala kesucian. Teladan tekad dan perjuangan. Teladan pencapaian misi dan visi. Teladan ketaatan. Teladan cinta dan kasih sayang. Teladan kepatuhan dan ketaatan. Teladan keadilan. Teladan perlindungan. Teladan kejujuran. Teladan kesetiaan. Teladan segala kebaikan tiada tara bandingannya. Allah Hu Akbar...
Shalawat serta salam yang seagung-agungnya kepada Baginda. Semoga syafaatnya terlimpah kepada keluarga, sahabat, serta kita semua pengikut jalannya, yang setia, sampai akhir jaman. Aamiin Ya Rabbal’alamiin.
Saudara-saudaraku pembaca blog solusi sakit maag, yang dirahmati oleh Allah SWT...
Marilah sejenak kita merenungi perihal sakit kita, agar Allah Ridho terhadap penderitaan kita. Sakit benar-benar suatu kasih sayang Allah kepada kita. Namun banyak kita yang tak menyadarinya.
Surga jannah sengaja dibuat oleh Allah SWT. untuk kita semua yang mau tunduk dan patuh kepada kehendakNya, yang ada dalam Islam Rahmatan Lil Alamiin. Apapun itu ! Allah takdirkan manusia hidup didunia untuk mengujinya, apakah ia layak menempati surga yang dibawahnya mengalir sungai susu, yang tak pernah terbayangkan oleh pikiran, yang tak pernah terlihat oleh mata, bagaimana keindahannya.
Dunia adalah tempat pencucian. Dengan segala bentuknya. Baik dengan kesusahan maupun dengan kesenangan. Dengan kesehatan maupun dengan sakit. Dengan kebahagiaan maupun dengan penderitaan. Kita pikir semua itu berbeda ? Sama ! Sakit dan sehat itu adalah sama, jika kita mengerti hakekatnya. Sakit jika kita mengerti bersyukur itu adalah kebahagiaan. Sehat jika tak mengerti bersyukur itu adalah penderitaan.
Hidup hanya ada dua pilihan : Suci atau ketaatan kepada Allah SWT. hadiahnya adalah surga. Dan pendosa atau pembangkang kepada Allah SWT. hadiahnya adalah neraka.
Yang dimaksud suci disini adalah patuh dan taat kepada kehendakNya. Ciri-ciri kesucian adalah : baik hati, selalu berpikir positif tidak berburuk sangka, selalu bersyukur dalam setiap kondisi, selalu penuh harapan dalam hidup, selalu semangat dalam berusaha, tidak patah semangat, tidak putus asa, tidak malas, taat beribadah, rajin bekerja, rajin menolong orang, tahu setiap adab, baik adab kepada Allah, adab kepada Rasulullah SAW, adab kepada Guru-Guru baik Guru Ruhani maupun Guru ilmu dunia, adab kepada orang tua maupun kepada yang lebih tua, adab kepada tetangga dan handai taulan, adab kepada saudara, adab kepada anak, adab kepada yang gaib, dan semua perangai kebaikan yang lain.
Dan sebaliknya, pembangkangan kepada Allah SWT. atau kekotoran akhlak adalah hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah SWT, segala hal yang dilarangNya. Seperti : Sombong, egois, tinggi hati, riak, kekasaran, keangkuhan, putus asa, berzina, malas beribadah, malas bekerja, bohong, mencuri atau mengambil hak orang lain, tidak amanah, tidak tepat janji tanpa alasan, kehilangan harapan, jauh dari rasa kasih sayang, tidak mengenal segala adab, jauh dari sikap kasih sayang, menghina orang lain, mabuk-mabukan, merasa paling kaya, paling pinter, paling dermawan, dan sikap-sikap lain yang jauh dari perintah Allah SWT.
Sakit adalah bagian dari bentuk kasih sayang Allah. Allah melihat ada noda yang pernah kita lakukan dimasa lalu dimana Allah merasa perlu untuk mencuci noda yang ada dalam diri kita agar bersih, agar suci kembali seperti ketika kita dilahirkan kedunia ini. Sehingga ketika kelak Allah memanggil kita, kita sudah dalam keadaan suci lahir batin kita dengan nafsu yang mutmainah. Jiwa yang tenang, jiwa yang "selalu menghamba” kepada Allah ketika didunia dan kelak di akherat nanti.
Di dunialah tempat perguruan, tempat menimba ilmu, tempat pembelajaran, tempat penempaan diri, dan di akherat kita tinggal menunggu hasilnya dengan raport prestasi yang nilai-nilainya telah kita ukir didunia sekarang ini.
Jika raport telah dibagikan ketika kita telah meninggal, maka nilainya yang buruk tak akan bisa diubah lagi menjadi nilai yang baik. Yang merah ya tetap merah, dan yang bernilai biru ya akan tetap bernilai biru. Dan pemberi nilai adalah Allah sendiri. Sejatinya Guru Sejati kita ya Allah sendiri.
Jika kita ingin mengubah nilai merah menjadi biru, atau nilai yang kurang menjadi nilai yang baik, maka sekaranglah saatnya ! bukan esok atau lusa ! Karena kita tidak tahu kapan ajal kita datang menjemput ! Sesaat lagi ? Nanti ? Besuk atau lusa ? Jadi, betapa teramat berharganya waktu, untuk bertaubat, meskipun beberapa menit, sebelum saat sakaratulmaut tiba. Sebab ketika saat sakaratul maut tiba, pintu taubat sudah tertutup.
Apalagi jika kita masih diberi waktu, bukan semenit atau dua menit, bukan sehari atau dua hari, bahkan bukan hanya sebulan atau 2 bulan namun bertahun tahun ? Tidakkah kalian mengisi hari-hari ini dengan pertaubatan ? Taubat nasuha dimana kalian sungguh-sungguh telah menyesali dosa kalian dan tak akan mengulanginya kembali ?
Pintu taubat dibuka selebar-lebarnya oleh Allah, untuk kita para pendosa. Meskipun dosa kita sebesar gunung, seluas samodera, dan sehitam jelaga, besar dan luasnya ampunan Allah masih melebihi semua dosa manusia seluruh dunia. Akan tetapi dosa kita akan DiampuniNya atau tidak, tergantung sejauh mana kita sungguh-sungguh memohon ampunanNya. Dan itu adalah hak Allah.
Memohonlah ampunan kepada Allah layaknya seorang pencuri yang tertangkap basah, mengakui kesalahannya, memohon ampunan, lalu menyerahkan diri kepada hukuman yang hendak diberikannya untuknya. Jadi IKHLAS dalam memohon ampunan. Insha Allah, Allah tak akan tega kepada kita para pendosa yang mau bertaubat dengan segala kesungguhan.
Kita sering menunda-nunda kebaikan, pasti karena kita belum tahu hakekat hidup, dimana mati adalah rahasia. Hanya bagi orang-orang yang diberi petunjuklah yang tahu kapan saat kematiannya tiba.
Berobatlah kepada Allah Sang Penyembuh.
Secara fisik atau tata dhohir, kita berobat banyak ragamnya, kepada dokter, mantri, bidan, kepada para terapis bahkan kepada paranormal. Namun hakekatnya hanya kepada Allahlah kita berobat, karena Allahlah Sang Penyembuh.
Sakit adalah pemberian Allah yang sungguh indah. Ketika kita diberi sakit, sebenarnya ketika itulah kita ditegur secara langsung oleh Allah. Allah sedang mengajak berdialog dengan kita. Allah sedang mengajak kita untuk meneliti diri kita sendiri, yang manakah dari hidup kita yang tak berkenan di Hadlirat Allah SWT ?
Apakah pikiran kita yang dipimpin oleh ego kita sehingga nafsu kita yang berbicara ? Adanya hanya keserakahan. Kemunafikan. Ketidakjujuran. Angkara murka. Kesombongan. Keangkuhan. Lalai kepada Allah. Jauh dari bersyukur.
Jauh dari sifat-sifat yang diteladankan oleh Rasulullah SAW ? Yaitu mengutamakan Allah diatas kepentingan yang lain. Tawadhuk atau rendah hati. Sopan santun. Dermawan. Penuh dengan kesucian perilaku. Penuh kebaikan. Bekerja keras dan cerdas. Penuh dengan kejujuran. Tidak mau memakan hak orang lain. Dan beribu teladan kebaikan yang tak bisa satu persatu saya sebutkan disini.
Itu baru dari sisi pikiran.
Dari perilaku kita. Manakah yang membuat Allah tak berkenan ? Mungkin kita : Malas beribadah. Malas ke masjid dengan seribu alasan. Malas bersilaturahmi. Pelit untuk bersedekah. Tidak hormat dan berbakti kepada orang tua. Tidak sayang anak dan isteri. Suka berzina. Yang laki-laki suka main perempuan, yang perempuan suka selingkuh. Pemboros, berfoya-foya, menghabiskan uang untuk sesuatu yang tak manfaat. Pemarah kepada siapapun. Sering memaki sering membentak. Malas membaca Al Qur’an. Malas pergi mengaji. Daripada mengaji lebih baik main game atau smsan dengan teman. Atau ngerumpi ketetangga yang sama-sama senang ngerumpi. Yang semuanya jauh dari keteladanan Rasulullah SAW.
Dari sisi pola makan :
- Mungkin kita tak pernah menjalankan puasa Ramadhan, boro-boro puasa sunnah Senin Kamis, padahal kita sudah baligh.
- Mungkin kita gembul makan mentang-mentang banyak duit, tak ingat tetangga disebelah yang tak bisa makan kenyang setiap harinya karena fakirnya, padahal anaknya banyak.
- Mungkin kita tetap terus makan meskipun perut sudah kekenyangan. Bukankah nasehat Rasulullah SAW : Makanlah ketika lapar dan berhentilah sebelum kenang ?
- Mungkin kita makan makanan yang kita cari dengan cara yang tidak halal. Mencuri, korupsi, atau menipu orang meskipun caranya halus ? Bahkan dilihat dari zatnya juga tidak halal, seperti daging kodok, abon ular, dan lain-lain. -Mungkin setiap makan kita lupa berdoa, dan sesudah makan lupa mengucap syukur ?
- Mungkin kita kurang minum air putih yang alami ? Sebab perut kita sudah kenyang dengan minuman instan yang kita minum sepanjang hari karena kita banyak duit ? Fanta, Coca-cola, extra joss atau softdrink yang lain yang kita tidak menyadarinya bahwa minuman-minuman itu dalam jangka panjang akan menimbulkan residu bagi ginjal kita karena mengandung pengawet minuman ?
Dari pola istirahat : Setiap hari kita melakukan aktifitas sehingga lupa waktu. Lupa makan lupa istirahat. Padahal tubuh mempunyai haknya untuk makan dan untuk istirahat. Pikiran juga butuh istirahat, dengan refreshing atau dengan melakukan aktifitas yang menyenangkan dan membahagiakan jiwa. Kita hanya pergi ke discotik dan lupa mendengarkan alunan ayat-ayat suci Al Qur’an.
Kita hanya bekerja..bekerja..dan bekerja hingga lupa segala-galanya. Lupa ibadah lupa makan dan lupa tidur. Yang ada dalam benak hanya uang..uang..dan uang saja ! Inilah yang membuat Allah tidak berkenan. Hidup kita tidak seimbang. Padahal ketidak seimbangan dalam segala hal selalu akan menciptakan kekacauan.
Ketidak seimbangan rumah tangga, misal suami setengah mati bekerja keras, namun isteri hanya malas-malasan dirumah, tidak mau ngurus rumah tangga, kerjanya hanya menggosip dan ngerumpi ke tetangga, boros membelanjakan uangnya. Uang pemberian suami hanya habis untuk beli jilbab dan baju-baju, keperluan sekolah anaknya tak dipentingkan. Tentu akan menimbulkan kekacauan dalam rumah tangga. Suami marah, anak berang karena bayar sekolahnya telat-telat terus, tidak ada keberkahan dalam rumah tangga.
Yang dijilbabi hanya fisiknya. Namun hatinya ditelantarkan. Tidak taat dan cinta kepada Allah SWT. Ciri-ciri wanita yang tidak taat dan cinta kepada Allah serta Rasulullah SAW. adalah juga tidak tunduk dan patuh kepada suaminya. Dengan alasan suaminya pemabok, penjudi, juga tidak taat kepada Allah.
Oh ya, tengoklah pula tentang diri kita. Apakah kita sudah menjadi isteri yang tunduk dan patuh kepada suami kita sebagaimana perintah Allah ?
“Halah bu Niniek, gimana saya mau tunduk dan patuh pada suami ? Lha wong saya banting tulang bantu dia untuk mencukupi rumah tangga, suami saya enak aja nganggur-nganggur dirumah, malas, tak mau bantu-bantu kerjaan rumah, boro-boro mau kerja cari nafkah. Ngrokoknya...ngopinya...kalau tak diadain marah-marah”...begitu salah satu curhat dari teman tentang perilaku suaminya yang pemalas.
Lalu ada lagi yang lain :”Gimana saya bisa tunduk dan patuh kepada suami saya to bu Niniek, saya benar atau salah tiap hari kerjanya marah-marah melulu. Tak pernah mau sholat boro-boro pergi jama’ah ke masjid. Ya Allah..sedih sekali saya bu Niniek mikirin suami saya, gimana saya mau sembuh ?”
Ini nih, curhat teman yang lain lagi :”Bu Niniek, saya banyak dosanya bund...sulit sekali saya bisa tunduk dan patuh kepada suami saya. Lha gimana ? wong dia suka main perempuan...tiap malam jarang dirumah, kalau pulang pagi hari langsung tidur seharian, bangun-bangun kerjanya marah-marah, gimana ya bund ? Gimana lambung saya mau sembuh bund, tiap hari nahan ati !”
Banyak sekali curhat para teman, yang intinya sangat sedih dan prihatin memikirkan tabiat suaminya yang buruk. Pemarah, pemalas, suka main perempuan, sama sekali tidak perhatian kepada isterinya yang sedang menderita sakit maag dan butuh perhatian serta pertolongan dari suaminya.
Allah tidak memerintahkan kita para isteri untuk tunduk dan patuh hanya kepada suami-suami yang baik hati, yang rajin bekerja, yang sayang kepada isterinya. Allah hanya memerintahkan agar para wanita “tunduk dan patuh kepada suaminya”, tidak dengan embel-embel suami yang baik, suami yang rajin bekerja, atau suami yang penyayang kepada isterinya. Berat memang. Namun ya inilah kehendak Allah. Perintah Allah. Dan tantangan bagi para isteri, jika memang ingin memperoleh tiket untuk ke surga. Ini hanyalah salah satu jalan yang bisa dicapai. Untuk menuju surga jannah.
Adakah diantara kita yang belum pernah tahu kisah Asiyah binti Muzahim ? Isteri Fir’aun Raja Mesir yang membangkang kepada Allah ? Namun isterinya, Aisyah dimasukkan oleh Allah SWT, kedalam deretan ahli surga sesudah Khadijjah isteri Rasulullah SAW, Fathimah putri Rasulullah SAW, dan Maryam ibu dari Nabi Isa AS ?
Saking tunduk dan patuhnya Aisyah kepada suaminya Fir’aun, sampai-sampai menurut sebuah riwayat, konon Aisyah selalu menyiapkan cambuk yang digantungkannya didinding. Cambuk itu disiapkannya untuk dipergunakan oleh suaminya, Fir’aun jika dirinya bersalah. Subhanallah. Ia tahu dan sangat sedih menyadari suaminya, Fir’aun selalu membangkang kepada perintah Allah. Namun Aisyah, sangat patuh dan tunduk kepada suaminya Fir’aun karena “sangat takutnya” kepada perintah Allah, bahwa isteri harus tunduk dan patuh kepada suaminya.
Inilah cermin yang patut kita renungkan. Apakah sakit kita karena kita selalu membangkang kepada suami, tidak mau menghormati dan menghargai suami kita ? Mentang-mentang dulu, gaji kita lebih gede dari suami ? Mentang mentang ketika kita menikah kondisi kita lebih kaya dari suami ? Mentang-mentang kita segalanya lebih bisa dari suami ? jabatan atau status kita lebih tinggi dari suami kita ?
Maksud saya Berobatlah Kepada Allah Sang Penyembuh adalah, kita boleh berobat kemana saja dijalan Allah, namun yang paling mendasar adalah, interospeksi diri, berkaca kepada apa yang telah kita lakukan sebelum ini. Apakah sudah berada dijalan Allah, apakah masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang kita lakukan, kita sadari atau tidak kita sadari ?
Jika ini semua sudah kita ketemukan, kita taubati secara taubatan nasuha, insha Allah kesembuhan mudah-mudahan sudah dekat dengan kita.
Soal hormon. Ketidak seimbangan hormon dalam tubuh, juga akan mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Ketidak seimbangan hormon ini bisa karena pola makan yang ceroboh tidak teratur waktu makannya, menu makan yang ceroboh asal bisa beli dan bisa masak saja tanpa mempertimbangkan segi kesehatan. Banyak santan, terlalu pedas, terlalu manis atau terlalu asin, terlalu ekstrim bumbunya. Sering makan daging-dagingan jarang makan sayuran atau buah-buahan.
Bukankah ada haditz yang berbunyi :”Hendaklah engkau jangan berlebih-lebihan ?”. Segala sesuatu hendaklah wajar-wajar saja..Makan secukupnya. Berpakaian juga secukupnya. Berbicara juga secukupnya. Berperilaku juga secukupnya. Demikian juga soal makan. Maka jika semuanya secukupnya insha Allah, hidup kita akan aman, akan tentram, dan akan damai. Sehat lahir dan batin kita.
Demikian share saya pada pagi ini. Semoga manfaat dan bisa menjadi jalan kesembuhan bagi kita sekalian. Amiin. Jika kalian ingin TIPS2 yang lain untuk sembuh, BACA INI dan YANG INI.
Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Purworejo, 26 April 2016
Salam Bahagia,
Niniek SS
Labels:
EDISI SPESIAL,
Hal-hal penting untuk diketahui,
Interospeksi,
Renungan
Thanks for reading Berobatlah Kepada Allah Sang Penyembuh. Please share...!
0 Komentar untuk "Berobatlah Kepada Allah Sang Penyembuh"