Maag Dan Gerd Adalah Multikompleks Bagian - 2
Bismillahirrahmanirrahiim...
Maha Suci Allah dengan Segala KehendakNya. Semoga kita menjadi golongan manusia yang khusnul khotimah pada akhir hidup kita, sehingga kelak di akherat bisa berjumpa dengan keindahan WajahNya yang tak terperi, yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya, dan tak pernah mampu kita gambarkan dalam benak kita.
Semoga Syafaat Rasulullah SAW. akan menaungi kita orang-orang yang mudah-mudahan menjadi golongan orang yang bertaqwa, baik di dunia dan kelak di akherat. Amiin.
Pada Artikel Maag Dan Gerd Adalah Penyakit Yang Multikompleks Bagian - 1 sudah saya bahas berbagai macam kompleksitas yang ditumbulkannya. Berikut adalah lanjutannya. Namun sebelum kalian membaca bagian ke – 2 nya ini, silahkan kalian BACA DULU Bagian Pertamanya DISINI !..
Inilah lanjutannya teman...
Bagaimana kita belajar tentang kesederhanaan.
Ketika kita sedang sakit maag, kita belajar tentang kesederhanaan. Sederhana dalam segala hal. Dalam hal makan. Dalam hal minum. Dalam hal keinginan-keinginan. Karena untuk makan dan minum saja kita tak bisa ingin ini dan ingin itu. Dalam hal kemauan, kita juga harus menyederhanakan segala rencana-rencana kita. Tidak setiap mau kita yang ini atau mau kita yang itu akan bisa terwujud, karena kondisi kita yang sedang tak memungkinkan. Pengin bersilaturahmi ke tempat saudara tak bisa. Pengin belanja ini itu tak bisa. Pengin sekedar pergi refreshing, perut sakit ?
Dalam berpakaianpun harus sederhana. Tak bisa yang ketat. Lebih enak kalau dibagian perut yang longgar. Coba saja jika kita sakit maag yang kronis lalu hari-hari pakai celana jeans yang ketat, nanti kan perut kita sakit, begah, bisa-bisa lambung keram karena tertekan.
Mau kerja ini dan itu tak bisa karena perut sakit, badan lemas, kepala kliyengan. Pokoknya dalam segala hal kita harus sabar dan belajar untuk sederhana.
Bagaimana kita belajar tertib dan disiplin.
Tertib dan disiplin sangat diperlukan untuk sembuh dari sakit maag. Tertib dan disiplin kontrol ke dokter. Tertib makan. Tertib minum. Tertib tidur. Tertib istirahat. Tertib minum obat. Tertib menjalani terapi yang sedang dijalani. Dan segala macam tertib dan disiplin yang diperlukan untuk mendukung kesembuhan.
Bagaimana kita belajar menghamba kepada Allah.
Ketika kita senang, ketika sehat, ketika banyak duit, seringnya kita lupa kepada Allah SWT, lupa untuk bersyukur. Namun ketika sakit, apalagi sakit maag kronis atau gerd yang sulitnya bukan main untuk sembuh. Sudah diobatkan kesana kemari. Sudah minum seabreg herbal. Sudah terapi apa saja. Namun belum sembuh juga. Hingga harta dan uang habis, belum kunjung sembuh juga.
Sakit kita bukannya sembuh, namun makin lama kian parah, sehingga kita sangat tersiksa dengan keluhan silih berganti yang sakitnya terkadang luar biasa tak tertahankan ! Minum obat apapun sudah tak mempan. Uang kita sudah tak mampu menolong kita dari kesakitan ini. Dokterpun sudah angkat tangan. Jika ada obat yang berharga satu juta per butirpun asal bisa menyembuhkan sakit kita, mau kita membelinya. Namun segala apa yang kita punya sudah tak mampu lagi menolong kita dari penderitaan kita.
Lalu kepada siapa lagi kita akan meminta pertolongan jika bukan kepada Allah SWT ? Pemilik segala keadaan ? Penentu segala ketentuan ? Dan Penolong segala kesulitan serta Pemberi segala kemudahan ? Tak ada sesuatupun yang mustahil bagi Allah SWT.
Pada saat sakit seperti inilah. Sakit maag kronis dan gerd parah yang sudah sulit disembuhkan, kita diajak belajar bagaimana kita “menghamba” kepada Allah SWT. Kembali ke jalanNya. Kebenaran yang haq, yang tak bisa ditawar-tawar dengan apapun. Baik dengan harta maupun uang kita. Baik dengan pangakt maupun kedudukan kita. Baik dengan status maupun level kita. Ataupun dengan segala stribut kebesaran kita didunia ini.
Jika kita sudah seperti ini kita dipaksa untuk belajar bagaimana kita menghamba kepada Allah. Hamba yang nurut kepada Kehendak Tuannya. Hamba yang tunduk dan patuh kepada Peraturan-peraturanNya. Tidak semau gue. Tidak asal hidup atas kehendak sendiri. Dengan hukum-hukum sendiri. Hidup yang berserah diri secara total kepada Kehendak Tuhan.Tanpa reserve. Mau ditakdirkan senang. Mau ditakdirkan susah. Mau sehat mau sakit. Harus senantiasa bersyukur, menerima segala keadaan dengan sepenuh keikhlasan tanpa menawar kepada Allah. Itulah penghambaan yang sejati. Dan dengan sakit ini, saat yang paling tepat untuk menempa penghambaan kita kepada Allah SWT, untuk mendapatkan ke RidhoanNya.
Bagaimana kita belajar hanya bergantung kepada Allah.
Jika kita sedang sakit parah seperti ini, kita diajak belajar bagaimana kita hanya bergantung kepada Allah. Sebab upaya dunia untuk kesembuhan sakit kita sudah tak ada yang menghasilkan. Tetap sakit dan sakit. Bahkan semakin parah. Hanya kebergantungan kepada Allahlah yang akan menolong keterpurukan kita. Sakit kita. Segala kesulitan kita.
Bisa dengan interospeksi diri. Meneliti setiap pernik kehidupan kita. Jangan ada yang terlewatkan sejengkalpun. Mohon ampunan dengan segala kerendahan hati dan dengan segala kesungguhan jiwa. Atas segala dosa dan khilaf yang ada. Banyak membaca istighfar untuk mohon ampunan, dan membaca sholawat untuk memohon keRidhoan Allah. Cobalah hanya bergantung kepada Allah saja. “PASTI” akan datang keajaiban.
Kalau belum bisa dengan seluruh kehidupan kita, ya dari hal-hal yang kecil dulu. Belajarlah hidup tidak tergantung kepada uang. Ada uang tenang tidak ada uang panik. Buang motto hidup seperti ini : “Hidupku tidak tergantung kepada uang, namun hanya bergantung kepada Allah SWT. semata”.
Misal nih, ketika kita mempunyai uang, dan ada saudara kita atau tetangga yang membutuhkan pinjam uang kepada kita, berikanlah dengan ikhlas semampu kita. Tak usah berpikir :”Wah lha aku sendiri butuhnya masih banyak e, nanti kalau kupinjamkan kepada si fulan ini kebutuhanku sendiri bagaimana ?”, atau timbul pemikiran yang lain :”Aduuh jika kupinjamkan kepada tetangga ini, kira-kira dia bisa mengembalikan tidak yaa?”.
Itulah pemikiran-pemikiran kebanyakan kita yang masih menghamba kepada uang, bukan kepada Allah SWT.
Bandingkan dengan pemikiran orang yang sudah mampu menghamba kepada Allah SWT. Ketika ada tetangga yang datang meminjam uang, dan tetangga itu memang tetangga yang benar-benar tak mampu, sedang uang yang ada padanya juga hanya pas-pasan, maka ia dalam hatinya berkata :”Ya Allah, alhamdulillah Engkau hadirkan orang ini untuk saya bisa beramal dengan tepat, tanpa saya harus mencarinya kesana kemari. Engkau Maha Mengetahui segala keadaan kami, semoga amal ini ada pahalanya, jadikan amal ini amal yang Engkau terima di SisiMu ya Allah...”.
Demikianlah kita bisa belajar hanya bergantung kepada Allah, bukan yang selainNya, dengan latihan yang kecil-kecil dulu. Semua selalu dimulai dari langkah yang kecil, langkah pertama ! hingga akhirnya kita akan bisa menyelesaikan langkah yang panjang dan pencapaian yang besar. Suksesnya sebuah riyadhoh juga dengan latihan yang ringan-ringan dulu, baru akhirnya akan bisa melampaui riyadhoh yang berat-berat.
Karena pada hakekatNya, semua apapun yang ada di dunia ini adalah milikNya semata. Dan apapun akan bisa menjadi milik kita atas ijinNya, jika RidhoNya telah diberikanNya kepada kita. Tapi harap kalian ketahui, jika kita sudah berada dalam area RidhoNya, kita sudah tak butuh apa-apa lagi didunia ini, uangpun juga tidak. Apalagi rumah mewah, mobil bagus dan semua harta yang berharga. Karena semua itu tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan keindahan RidhoNya.
Bagaimana kita belajar hidup secukupnya tidak berlebih-lebihan.
Ketika kita masih sehat dulu, mungkin hidup kita selalu berlebih-lebihan. Baik dalam makan, minum, berpakaian maupun bersikap dan tutur kata. Namun ketika kita diberikan sakit yang lama tak sembuh-sembuh, kita benar-benar harus belajar untuk hidup secukupnya tidak berlebih-lebihan. Baik dalam makan maupun minum sangat terbatas yang bisa dikonsumsi oleh orang sakit maag dan gerd.
Dalam berpakaianpun kita hanya bisa menggunakan pakaian sederhana untuk dirumah, karena kita tak bisa pergi-pergi karena lagi sakit. Meskipun kita punya pakaian yang bagus-bagus, kita tak nyaman lagi memakainya bukan ? sebab badan lagi sakit ? Perut sedang mulas, kepala sedang kliyengan, berhari-hari tak bisa bab. Jantung berdebar seperti lonceng ? Nyamankah kita dirumah memakai pakaian bagus-bagus, yang mahal-mahal yang kita punyai ? he he..Tentu lebih enak kita pakai baju untuk dirumah. Daster yang sudah butut, atau sarung dan kaos oblong yang sudah lungset, aduhai enaknya...
Dalam hal berkata-katapun kita dibatasi secukupnya. Sebab jika banyak cerita, lama berkata-kata maka nafas kita akan terengah-engah, dan suara kita menjadi serak dan sakit di tenggorokan. Bukankah begitu teman ?
Bagaimana kita belajar menghormati dan menghargai orang lain.
Dulu ketika kita sehat, mungkin kita bisa melakukan segalanya sendiri. Tapi ketika lambung kita sakit dan tak sembuh-sembuh. Tubuh sudah mengalami berbagai komplikasi karena asam lambung yang naik kemana-mana. Paru-paru sowak. Jantung error. Kepala muter dan sakit sebelah, vertigo dan mrigen. Ginjal kena untuk kencing sakit. Pantat sudah ambeien. Usus selalu rasa panas. Juga dada rasa terbakar. Sendawa tak hentiu-hentinya jika tak bisa keluar sakitnya bukan main diseputar dada.
Tenggorokan sudah bermasalah hingga untuk menelan sakit, jika tidur seperti rasa tercekik. Apa yang bisa kita lakukan kecuali berbaring sambil mengerang kesakitan ? Tanpa bantuan dan pertolongan orang lain, kita tak bisa apa-apa. Oleh karena itu kita dipaksa untuk belajar menghormati dan menghargai orang lain.
Seperti saya ketika masih sakit dulu. Untuk memegang sendok saja tangan tak kuat untuk diangkat. Boro-boro bisa masak sendiri. Boro-boro bisa membeli obat sendiri. Atau bisa membeli segala keperluan sendiri. Jalan ke kamar mandi saja harus dipapah. Mandi harus dimandiin. Makan harus disuapin. Minum harus dibantu. Mungkin diantara kalian juga seperti saya, yang bisanya hanya berbaring lemah tak berdaya, menunggu datangnya keajaiban kesembuhan.
Saat inilah saat kita harus belajar menghargai dan menghormati orang lain. Saat inilah saat yang tepat untuk menyadari bahwa ternyata kita tak bisa hidup sendiri, ternyata dalam hidup ini kita selalu butuh bekerjasama dengan orang lain. Kita tidak hidup dihutan yang tak butuh pengakuan, yang tak butuh bantuan. Saat sakit inilah saat yang tepat untuk kita belajar mengikis keakuan kita. Mengikis segala keangkuhan diri dan kesombongan.
Bagaimana kita belajar memahami bahwa rahmat Allah terbentang dihadapan kita.
Jangan putus asa teman. Sadarilah bahwa Rahmat Allah terbentang luas dihadapan kita. Kalau kita lagi sehat kita tak pernah menyadarinya. Sepertinya semuanya berjalan seperti biasa. Tak ada yang istimewa. Sepertinya Allah tak ada dalam kehidupan kita. Tak turut campur mengatur kehidupan kita. Sepertinya rejeki lancar adalah karena hasil keras kita. Naik pangkat seolah hanya karena prestasi kerja kita. Lulus ujian ataupun nilai baik akademik kita seolah semata karena keaktifan belajar kita. Semua kenyamanan hidup kita seolah karena usaha dan kerja keras kita.
Kita lupa Allah. Kita lupa bahwa dalam kehidupan kita ada yang mengaturnya. Mengatur rejeki kita. Mengatur takdir atau nasib kita. Mengatur rotasi bumi. Mengatur mekanisme semesta. Mengatur yang gaib atau metafisika. Sehingga kehidupan dibumi ini penuh keseimbangan. Bagaimana gunung tetap berdiri. Samodera tetap muat menampung aliran sungai-sungai tanpa meluap.
Jika sampai samodera meluap atau terjadi tsunami, karena manusia yang tak mau menjaga keseimbangan alam. Menebangi hutan dengan liar. Membuang sampah sembarangan. Memupuki tanah dengan kimia sehingga tanah menjadi tandus sehingga daya serap terhadap air hujan tak ada lagi. Jadilah banjir. Jadilah tsunami. Itu adalah akibat ulah manusia sendiri. Sehingga Allah murka dengan segala KehendakNya.
Kembali ke soal, bahwa Rahmat Allah terbentang luas dihadapan kita. Siapa yang membuat udara bebas yang membuat manusia bernafas tak usah beli ? Siapa yang menumbuhkan tumbuhan biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran yang berguna bagi keangsungan hidup manusia ? Sehingga manusia bisa menjadi sehat. Bisa ibadah. Bisa berkarya dalam hidupnya ? Siapa ? Apakah semuanya itu bisa berlangsung secara otomatis tanpa ada yang mengadakan, mengatur dan mengendalikan ?
Siapa yang memberi rejeki ? Toko berjajar-jajar dengan dagangan sama kok ya laku semua ? Siapa yang memasukkan seekor ulat kedalam buah yang kulitnya masih utuh mulus ? Bisakah ulat itu masuk sendiri kedalam buah lalu menutup bekas jalannya agar mulus ? Tidak bukan ? Ada Allah...Allah...Allah...dan Allah yang mengatur segalanya. Dengan Rahmat dan KehendakNya.
Bagaimana kita belajar memahami soal berbagai hakekat.
Sakit maag kronis dan gerd, memberi kita kesempatan untuk belajar memahami berbagai hakekat. Hakekat penghambaan kepada Allah SWT. Hakekat Kebesaran Allah SWT. Hakekat tentang kesabaran. Hakekat tentang Penciptaan oleh Allah. Hakekat tentang buah pembalasan. Yang menanam baik akan menuai baik, dan yang menanam buruk tentu juga akan menuai buruk baik di dunia maupun di akherat. Hakekat tentang keberadaan makhluk. Bahwa makhluk tak mempunyai daya dan kekuatan apapun kecuali atas pertolongan dan KehendakNya. Bahwa setiap perbuatan kita sekecil apapun selalu akan tertangkap oleh pandangan Allah, baik perbuatan yang nyata maupun yang tersembunyi. Tak akan ada sesuatupun yang luput dari perhatian Allah SWT. yang berada didalam hati sekalipun. Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui.
Dan masih banyak berbagai pembelajaran dari sakit maag kronis dan gerd, yang tak mungkin saya bahas disini semuanya.
Maag Dan Gerd Adalah Penyakit Yang Multikompleks.
Bukan saja keluhan yang rasanya beranekaragam. Namun dampak yang ditimbulkannya sungguh sangat kompleks. Seseorang yang tadinya periang, ramah dan suka tersenyum setelah kena maag kronis dan gerd bisa berubah menjadi pendiam dan suka bermuram durja.
Seseorang yang tadinya penyabar dan bisa memahami orang setelah menderita maag kronis tiba-tiba menjadi seseorang yang pemarah dan tidak sabaran.
Seseorang yang tadinya selalu optimis bisa menjadi orang yang pesimis bahkan putus asa menghadapi sakitnya yang tak kunjung sembuh.
Seseorang yang tadinya bisa terbuka kepada orang lain, tiba-tiba saja menjadi orang yang tertutup dan curigaan.
Seseorang yang tadinya pemberani menjadi orang yang penakut untuk melakukan apa saja. Saya juga dulu juga seperti itu kok. Mau makan takut. Mau minum takut. Takut kalau apa yang akan dimakan atau diminum menyebabkan perut kesakitan.
Mau mandi takut. Takut jika sedang mandi lalu terjadi serangan gerdnya, dan lalu mati tiba-tiba dikamar mandi. Mau bepergian sendiri juga takut. Takut kalau didalam angkot maagnya kambuh, kesakitan, lalu tak ada yang mau menolong, sehingga dropp dan meninggal dalam angkot tak ada yang tahu ? Ya Allah sedemikian mencekamnya rasa ketakutan pada setiap hal, ketika saya belum sembuh dulu.
Mau melakukan apa saja selalu takut. Takut kalau tiba-tiba terjadi apa-apa. Ada tamu datang membawa oleh-oleh curiga, jangan-jangan makanan yang dibawanya itu nanti kalau dimakan mematikan. Astaghfirullah...Ya begitulah dampak dari sakit maag kronis yang biasanya lalu berkembang menjadi gerd tanpa kita sadari. Menjadikan kita sangat penakut kepada berbagai hal. Apapun itu !
Sakit Maag Dan Gerd Mampu Mengubah Keadaan.
Sakit Maag Dan Gerd, kecuali bisa mengubah sikap dan perilaku seseorang, juga bisa mengubah keadaan. Dari ekonomi mapan menjadi kondisi yang benar-benar terpuruk. Jika yang terkena itu anggota keluarga yang mencari nafkah. Ketika ia terserang sakit maag yang lama tak sembuh-sembuh akhirnya mau tidak mau harus keluar dari pekerjaannya. Entah keluar karena di PHK, atau keluar karena sungkan kepada atasan saking seringnya mbolos tak bisa masuk bekerja.
Ekonomi Menjadi Terpuruk.
Sakit yang tak sembuh-sembuh bisa mengakibatkan semua aktifitas menjadi terhambat. Baik dirumah maupun dalam pekerjaan. Akhirnya benar-benar tak bisa melakukan aktifitas apapun. Bisanya hanya berdiam diri dirumah. Duduk, berjalan, dan berbaring ditempat tidur tanpa bisa melakukan aktifitas apapun. Kondisi seperti ini akan menyebabkan hilangnya mata pencaharian, sehingga keluarga tak mempunyai income.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup serta pembiayaan, beruntung, jika masih mempunyai harta, apapun yang ada akan dijualnya. Hingga hartanya habis tak tersisa terkadang penyakitnya tak kunjung sembuh pula. Namun jika tak mempunyai harta yang bisa dijual ? Terpaksa harus berhutang kesana kemari. Hingga hal ini menjadi problem baru bagi para penderita maag atau gerd yang tak sembuh-sembuh.
Inilah yang harus kalian pikirkan. Kalian waspadai ! Karena semua apapun yang saya punya dulu habis untuk berobat dan tak kunjung sembuh. Hingga saya menjadi fakir yang sefakir-fakirnya. Kalau tidak disantuni orang sekeluarga benar-benar tak bisa makan. Dan kami sering mengalami kekurangan makan, meskipun belum pernah sehari tidak makan.
Saya menjadi sangat bersemangat untuk menulis setiap pengalaman saya di blog ini, karena saya tak ingin kalian seperti saya. Terlalu lama sakit hingga mengalami penderitaan yang panjang dan sangat menyiksa. Jatuh dalam keterpurukan yang sangat, sehingga sering dibebaskan untuk membayar iuran-iuran dilingkungan saya tinggal. Apa enak apa ? menjadi orang yang selalu merepotkan orang lain seperti saya dulu ?
Waspadai penyakit maag dan gerd sejak dini ! Karena bukan saja penyakit ini menjadi penyebab kematian ( sekarang menjadi penyakit peringkat no 4 penyebab kematian di Indonesia ), namun penyakit ini sungguh-sungguh bisa menyebabkan kalian jatuh miskin seperti saya. Bukan saja miskin harta, namun juga miskin kehormatan, miskin harga diri, dan miskin percaya diri !
Ah berkisah soal sakit maag sampai kapanpun tak akan pernah selesai he he. Karena selalu ada saja topik menarik yang bisa dibahas.
Oke demikian dulu teman, soal Maag Dan Gerd Adalah Penyakit Yang Multikompleks. Semoga bisa menambah wawasan kalian untuk kedepannya. Lebih waspada dan hati-hati terhadap penyakit maag yang akan membuat kalian hidupnya menderita.
Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Purworejo, 29 April 2016.
Salam Perjuangan,
Niniek SS