Bismillahirrahmanirrahiim,
Dini hari ini tiba-tiba saja aku ingin menulis tentang judul Renungan Hari Ibu Untuk Penderita Sakit Maag. Kedengarannya gak nyambung deh ditelinga judul dan kondisinya. Tapi tak mengapa. Mengalir aja.
Kata Pak Jonru, Pakar pelatih calon para penulis menuturkan, bahwa menulis untuk awalnya tak perlu dipikir-pikir, pokoknya tulis saja hingga selesai. Jangan diedit jika belum selesai. Nah silahkan mengedit jika tulisan telah rampung.
Maka ingin kutuliskan mengalir aja, tanpa basa basi, karena hari ini adalah hariku, “Hari Ibu”, tanggal 22 Desember ! Adalah hari dimana kita kaum perempuan dihargai segala sepak terjang kita sebagai ibu.
Hari dimana kita wajib mengucapkan "SELAMAT" kepada ibu kita, yang telah mengandung kita hingga 9 bulan lebih, melahirkannya dengan bertaruh nyawa, mengasuh serta merawat kita dengan penuh kasih sayang, dan mendidik kita dengan susah payah, hingga menjadi kita yang sekarang ini.
Betapa agung istilah “Hari Ibu”. Hari special untuk mengenang jasa para kaum Ibu. Ibu yang telah melahirkan, merawat serta membesarkan anak-anaknya. Anak-anak yang kemudian menjadi generasi muda bangsa yang diharapkan oleh segala fihak.
Oleh ibunya, oleh bapaknya, oleh kakek neneknya, oleh anak-anaknya, oleh lingkungannya, oleh guru-gurunya, dan oleh bumi pertiwi dimana semua makhluk berpijak. Bahkan Tuhanpun tentu berharap bahwa setiap anak-anak akan menjadi anak yang sholeh dan shalehah, taat dan paling mencintaiNya, berkehidupan mandiri yang bermanfaat bagi orang banyak.
Saudara-saudaraku para wanita sependeritaan sakit maag,
Marilah sejenak, pada hari ini, kita bersama mengesampingkan rasa sakit kita. Untuk apa ? Untuk mengenang keberadaan kita dalam kehidupan kita. Hari ini adalah hari ibu.
Jangan berkecil hati dan berputus asa saudaraku, jika saat ini engkau sedang terbaring dan belum sembuh dari sakitmu.
Jangan merasa kini tak berdaya. Jangan merasa sekarang ini kita merepotkan orang lain. Merepotkan suami. Merepotkan anak. Merepotkan setiap orang.
Bahagiakan diri kita dengan kenangan manis saat kita dulu pernah menjadi pelayan yang super repot disaat kita masih sehat dulu.
Pelayan yang super taat dan berbakti kepada suami. Jika suami bangun dari tidur dipagi hari lupa belum terhidang secangkir kopi, kita akan tergopoh-gopoh membuatkannya yang kental dan manis kesenangannya. Eh sekarang baru nyadar bahwa ternyata kopi adalah minuman yang menjadi racun dihari tua. Itu adalah bukan kesalahan yang kita sengaja, namun sebuah kekhilafan yang ternyata berakibat fatal bagi kesehatan ginjal suami kita ya kan ?
Pelayan yang super ikhlas bagi anak-anak kita. Jika anak kita sakit, kita rela menungguinya hingga tak tidur semalaman walau suami dan seluruh isi rumah tak ada satupun yang terbangun. Ikhlas berkurban apapun demi anak. Bangun pagi tidur malam dengan seluruh badan luluh lantak rasanya kerja sendirian tanpa pembantu. Demi tercukupinya kebutuhan, dan demi selesainya pekerjaan rutin setiap hari. Begitulah hari-hari kita lalui dulu.
Pelayan yang penuh kasih sayang bagi mertua kita. Disaat beliau berkeluh kesah, kita akan menjadi tempat curhat yang paling menyenangkan. Disaat beliau sakit kita akan dengan ikhlas memijiti kakinya, bahkan seluruh tubuhnya, agar bisa meringankan sakitnya, meskipun badan kita sudah remuk redam rasanya karena kelelahan dengan pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Menyuapinya dengan sabar dan memandikannya dengan lembut karena takut waslap akan mengasari kulitnya yang sudah keriput dimakan usianya yang renta.
Pelayan yang tanpa pamrih di masyarakat. Ketika kita masih sehat dulu bagaimana kiprah kita di PKK, di Pos Yandu, di Karang Taruna Anak-anak muda, di Pengajian Ibu-Ibu, di Peguyuban Kematian Kampung dan seabreg kegiatan masyarakat yang sangat menyita waktu dan energy namun menyenangkan dan membahagiakan jiwa, karena kita bisa bermanfaat.
Lalu lihatlah salah seorang anak kita ada yang dipercaya sebagai Bupati yang dicintai rakyatnya, karena kariernya bersih tidak cacat oleh korupsi, dan sangat kental dengan wong cilik yang butuh perhatian dari pemimpinnya. Wong cilik yang butuh bimbingan dan dukungan. Wong cilik yang butuh dihargai dan didukung gagasan-gagasan baiknya.
Berkat didikan siapakah anak kita bisa menjadi bupati yang disegani dan dicintai rakyatnya ? Tentu tak lepas dari serih payah kita dalam mendidik dan membesarkannya. Dari doa-doa yang rajin kita lantunkan bukan saja setiap habis sholat lima waktu, namun pada doa yang lebih khusyuk pada setiap tahajjud malam. Doa yang didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT.
Meskipun ada anak kita yang hidup sederhana dan tak punya penghasilan lebih. Namun ia mau bekerja cerdas mencari nafkah dengan bertanggungjawab untuk keluarganya. Setiap jumat juga tak pernah meninggalkan jum’atan. Jika tidak ke Masjid, ia selalu meluangkan mengajak keluarganya untuk sholat berjamaah. Subhanallah…hasil bimbingan dan didikan siapakah anak kita menjadi anak yang sholeh ?
Meski hidup dalam keterbatasan tak pernah melupakan Tuhannya? Allah SWT.yang patut disembah dan dimuliakan ?
Kalau kita sekarang ini sedang dikaruniai sakit yang tak kunjung sembuh. Jangan pernah mengeluh. Tentu ada suatu hikmah kebaikan yang Allah berikan kepada kita agar kita menjadi lebih baik dari kemarin.
Mungkin juga kemarin kita terlena oleh kebahagiaan kita, sehingga lupa mensyukuri nikmat. Mungkin juga kita kemarin kelelahan sehingga kita dipersilahkan istirahat oleh Allah.
Allah mempunyai cara sendiri untuk mengingatkan kita agar lebih mendekat kepadaNya, dengan cara yang berbeda untuk kita masing-masing. Bukankah kita ini diciptakan di dunia ini dengan segala keunikan. Tak ada satu sidik jaripun yang sama diseluruh dunia ! Itu saja sudah membuat kita takjub kan ?
Kita dulu pernah berjasa, pernah bekerja banting tulang, pernah sangat lelah berkurban untuk keluarga dan masyarakat. Jika sekarang ini kita sedang ditimpa sakit, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri. Allah sudah mengatur setiap kehidupan dengan sangat sempurnanya untuk segala kebaikan.
Jika kita sedang tak lagi bisa ngapa-ngapain. Rehatlah dengan sepenuh keikhlasan menjalaninya, nikmatilah sakit kita dengan sepenuh keridhoan kepada Allah SWT. Janganlah berprasangka buruk kepada Allah, karena Allah sungguh Maha Suci dari segala niat yang tidak baik.
Perbanyaklah istighfar untuk meredam murka Allah dan mencari keridhoanNya. Perbanyaklah membaca sholawat untuk Kanjeng Nabi kita Muhammad SAW. Nabi kita yang jenius dan sungguh sempurna segalanya. Penuh kasih sayang serta keteladanan bagi umatnya. Sebagai ungkapan syukur bahwa kita telah ditakdirkan oleh Allah SWT. menjadi Umat Muhammad SAW.
Umat Muhammad SAW adalah Umat yang super dimanjakan oleh Allah dengan Risalah Suci Al Qur’anul Karim, Kitab Petunjuk yang menunjuki manusia kepada jalan yang benar, jalan yang hak menuju kembalinya ke Hadirat Allah yang menciptakan dunia seisinya.
Berbahagialah kita sebagai perempuan yang ditakdirkan untuk menurunkan anak-anak kita, generasi muda penerus jaman.
Berbahagialah kita menjadi ibu yang telah diberi kesempatan untuk mendidik, merawat dan membesarkan anak-anak kita, sehingga terbentuk anak-anak muda yang sholeh dan sholehah, meneruskan ajaran serta akhlak mulia tuntunan Rasulullah SAW.
Berbahagialah kita menjadi isteri, sehingga bisa merawat suami kita dengan baik, menjadikan suami kita sebagai imam keluarga yang bertanggungjawab. Sebagai pribadi yang berakhlak mulia, jujur rendah hati dan penuh takwa.
Jauh dari rasa ingin memiliki hak orang lain. Menjunjung tinggi sifat amanah dan kejujuran. Serta masih banyak lagi sifat-sifat baik suami yang timbul karena doa-doa baik kita untuknya yang diijabah oleh Allah SWT.
Jadikan Hari Ibu ini untuk mengenang kebaikan diri, sehingga kita selalu bisa mensyukuri atas semua ini. Jika kita sekarang ini sedang terbaring tak mampu melakukan apapun, terimalah dengan legowo sabar dan tabah.
Tak ada ujung yang tiada berpangkal. Tiada permulaan tanpa akhir, dan tiada sakit yang tak ada obatnya. Carilah obatnya sampai ketemu. Dengan mencarinya didalam diri, berserta dengan NamaNya, bersama dalam bimbinganNya dan teguh berpengharapan pada kasih sayang Allah SWT.
Insya Allah, tidak lama lagi kesembuhan kan menjelang dalam segala keindahan. YAKINLAH !
Apapun yang Anda keluhkan akibat sakit maag, tak perlu Anda berkecil hati, karena kini telah hadir bagi Anda, buku Panduan untuk Kesembuhan Sakit Maag, yang alhamdulillah telah banyak membantu para penderita sakit maag di Seluruh Indonesia, sembuh dari sakitnya. kini giliran Anda sembuh seperti mereka. PESAN DAN MILIKI SEGERA agar tidak kehabisan karena sangat banyak peminatnya. Terima kasih.
Apapun yang Anda keluhkan akibat sakit maag, tak perlu Anda berkecil hati, karena kini telah hadir bagi Anda, buku Panduan untuk Kesembuhan Sakit Maag, yang alhamdulillah telah banyak membantu para penderita sakit maag di Seluruh Indonesia, sembuh dari sakitnya. kini giliran Anda sembuh seperti mereka. PESAN DAN MILIKI SEGERA agar tidak kehabisan karena sangat banyak peminatnya. Terima kasih.
Alhamdulillahirabbil’alamiin
Salam Lekas Sembuh,
NiniekSS
Labels:
Renungan
Thanks for reading Renungan Hari Ibu Untuk Penderita Sakit Maag. Please share...!
0 Komentar untuk "Renungan Hari Ibu Untuk Penderita Sakit Maag"