RENUNGAN TENTANG SEMUT-SEMUT KECIL...
Salah sebuah kajian sederhana yang membuat “perubahan besar” dalam kehidupanku. Bahwa semut kecil adalah mahkluk ciptaan Allah. Yang mempunyai hak hidup yang sama dengan makhluk ciptaan yang lain termasuk manusia. Punya rasa sakit. Bisa berdzikir. Bisa mengadu kepada Tuhannya jika teraniaya. Ada hubungan pembunuhan semut-semut kecil dengan keberuntungan manusia. Ingin tahu ? Penasaran ? Baca disini.
Bismillahirrahmanirrahiim...
Sahabat NiniekSS dimanapun berada...
Dulu dalam perjalanan aku sakit, pernah terjadi keadaan yang menurutku teramat sangat memprihatinkan. Aku sedang dalam kondisi sakit maag dan asam lambungku yang sangat parah. Sehingga untuk bangun dari tempat tidur saja memerlukan perjuangan yang besar. Dari posisi berbaring ke posisi duduk, rasanya lemas sekali tak ada tenaga. Rasa dingin menusuk tulang selalu menyerang setiap saat, meskipun hari terik menyengat. Mata berkunang-kunang. Tubuh gemetar dan lemas. Keringat dingin membanjiri tubuh. Lambung rasanya pedih kaya disobek-sobek.
Saat itu jam 11 siang. Aku masih ingat betul. Nanti jam 1 siang Addin putriku satu-satunya yang waktu itu masih sekolah di SD, pulang. Dirumah hanya ada nasi sisa makan pagi. Tak ada sesuatupun yang bisa untuk teman makan anakku. Telor tidak. Mi tidak. Sayur tidak. Apalagi lauk. Garam juga pas habis. Kecap sachetan, 2 sachet yang mampu terbeli, tadi pagi adalah sachet terakhir untuk sarapan anakku teman nasi. Sebentar lagi Addin pulang. Blas tak ada sesuatupun untuk teman nasinya. Jiwaku seperti dibelah-belah. Benar-benar merasa Tuhan tidaklah adil. Sementara sebelah rumahku adalah ibu muda cantik pegawai Bank, dan suaminya pejabat pabrik rokok yang kaya raya, rumahnya mentereng, mobilnya 4 biji dengan harga masing-masing ratusan juta rupiah.
“Mengapa Engkau sandingkan aku yang Engkau beri kondisi seperti ini dengan tetangga yang berkelimpahan seperti itu Ya Allah. Apa KehendakMu” pertanyaanku dalam hati..Aku tak pernah mengiri kepada kebahagiaan orang lain, hanya heran pada ketentuan takdir untuk masing-masing orang.
Aku kemudian merangkak bangun dari pembaringan, sekuat tenaga aku duduk, perlahan, lalu sujud di lantai yang tegelnya sudah pecah-pecah dimakan usia. Sudut mataku selalu menangkap lemari pakaian satu-satunya milikku yang kondisinya sudah tak pantas disebut lemari, karena separuh pintu penutupnya sudah bolong dimakan rayap. Walaupun namanya lemari pakaian tapi pintunya sudah bolong separuh, melompong, sehingga semua baju usang yang ada didalamnya kelihatan semua. Ya bajuku, baju suamiku serta baju Addin anakku ada disitu. Bertahun-tahun lemari itu berkondisi seperti itu, saking tak pernah ada uang tersisa untuk sekedar memperbaikinya agar tertutup.
Aku kemudian sujud. Dengan air mata yang bercucuran aku memohon kepada Allah:”Ya Allah, Jika Engkau ada untukku, berilah aku sayuran mentah, untuk teman makan anakku Ya Allah..Jangan Engkau uji aku dengan sesuatu yang aku tak mampu menjalaninya. Saat ini aku tak punya apa-apa. Tapi aku tak meminta lebih. Aku hanya minta sayuran ala kadarnya untuk anakku. Anakku sebentar lagi pulang Ya Allah. Masih ada waktu untukku memasakkan anakku. Aku yakin Engkau akan memberinya karena aku tak pernah meminta lebih daripada apa yang kubutuhkan. Dan tunjukkan dosaku yang mana Ya Allah sehingga fakirku Engkau jadikan sedemikian” Itulah doaku dalam sujudku...
Sungguh ajaib. Tak berapa lama, ada teman sepenanggungan kami namanya Pak Santo. Tiba-tiba mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. Akupun membalasnya. Ternyata Pak Santo datang sambil membawa 2 bungkus sop-sopan mentah. Sembari bilang :”Mbak Nien, aku kok aneh yo, aku ki ke warung mau cari sop-sopan. Kok tiba-tiba aku inget mbak Nien. Yo wislah aku beli 2 satunya untuk mbak Nien yo ? Dah masak belum? Aku menggeleng sambil tak mampu membendung air mataku. Aku tanpa malu sujud syukur disaksikan Pak Santo. Suamiku yang sedang membuang sampah tak lama kemudian datang. Subhanalloh. Doaku didengar Allah dan langsung dikabulkanNya.
Dengan badan sempoyongan tak karuan, segera kumasak sop-sopan. Matanglah sudah sayur sop kesukaan anakku. Lalu aku kembali ke pembaringan lagi dengan tubuh tak karuan rasanya. Alhamdulillah Ya Allah..Akhirnya anakku lahap makan siang dengan nasi dingin pagi + sayur sop yang masih hangat. Anakku tak pernah menuntut minta lauk ini atau itu. Apa yang ada selalu dimakan. Apalagi porsi makannya hanya sedikit.
Soal Renungan tentang semut-semut kecil...
Aku punya kebiasaan, ketika dulu sakit, sehabis sholat subuh membersihkan gelas kotor bekas minum teh tamu semalam. Karena memang kami sering banyak tamu. Jika saya pas sehat, malam itu juga gelas-gelas yang kotor selalu kucuci. Tapi jika badanku gak nyaman, gelas-gelas kotor itu kubiarkan hingga pagi harinya barulah kucuci. Nah aku punya kebiasaan jahat waktu itu, jika ada semut-semut yang mengerubungi gelas langsung kuketuk-ketukkan terbalik, dan sisa semut yang menempel pada gelas , yang masih hidup, langsung kuguyur dengan air untuk segera kucuci. Tanpa perasaan !
Tapi pagi subuh itu, ada pikiran yang melintas. Semut itu kan makhluk. Dia hidup. Dia juga punya rasa sakit. Dia bisa berdzikir. Dia juga bisa berdoa kepada Allah jika teraniaya. AKU TERSENTAK !!! Tiba-tiba aku dihantui ketakutan yang sangat. Membayangkan, betapa menderitanya ketika semut-semut itu kuguyur dengan air, agar gelasnya bersih ? Astaghfirullahaladziim. Berarti ketika semut-semut kecil itu kuguyur dengan air tentu rasanya seperti seseorang yang terkena gelombang tsunami. Aku membayangkan, apa doa yang semut-semut itu naikkan kepada Allah ketika semut-semut itu mendapat perlakuan aniaya dariku ?
Saat itu aku lalu taubat nasuha sejadi-jadinya untuk satu dosa kepada semut-semut kecil itu. Aku sangat menyesal, dan membayangkan penderitaannya ketika kuguyur dengan air banyak. Aku berharap dengan sangat Allah berkenan mengampuni dosaku yang satu itu. Bukankah aku sering berdoa :”Ya Allah, tunjukkan dosaku yang mana Ya Allah, sehingga fakirku Engkau jadikan sedemikian ?”
Sungguh aneh, setelah itu, tak lama kemudian, sejak pagi hari hingga sore, tak putus-putusnya rejeki datang dari mana-mana. Ada saudara yang datang ngasih uang. Ada tetangga yang ngasih beras. Ada teman yang bawa telur mentah, gula dan teh. Bahkan Bu RT. datang membawa ayam bumbu bacem yang enak sekali dan kue mahal yang lembut...Saya lalu membatin :”Apa-apaan ini Ya Allah?”. Terharu. Gembira. Bersyukur. Campur aduk. Saya sujud syukur atas kejadian yang menghebohkan itu.
Sejak saya memuliakan semut, menunggu semut-semut kecil yang merubungi sisa teh dalam gelas pergi semuanya sebelum kucuci, sejak saya tak pernah lagi membunuh semut-semut kecil dengan biadab tanpa perasaan, meski seekorpun, rejeki selalu datang mengalir seperti anak sungai hingga sekarang.
Inilah yang ingin kusampaikan kepada kalian teman-temanku semua, jangan putus asa untuk memohon kepada Allah, tentang dosa-dosa kita yang menghijab turunnya Rahmat dan Karunia Allah kepada kita yang membuat hidup kita jadi susah, sulit, banyak masalah, banyak hutang, tak rukun dengan pasangan hidup, suka marah, iri dengki, pencemburu, jadi susah faham, susah ibadah, jauh dari rasa cinta, jauh dari kebahagiaan. Semua bersumber pada DOSA-DOSA YANG MENGHIJAB diri.
Itulah yang selalu kuburu dalam setiap doa-doa saya, ketika satu dosa Allah tunjukkan, kita bertaubat, Allah mengampuni, maka hilang lagi satu penderitaan, sehingga setiap kali kehidupan kita terus makin bahagia dan bahagia. Dan terus makin enteng jiwa kita, dan sedikit-demi sedikit kita secara otomatis menjadi semakin berkurang kecintaan kita kepada dunia, beralih kepada memikirkan akherat, yang selalu kita rindukan. Semua apa yang kita kerjakan berkiblat ke akhirat, karena dunia ternyata menjerumuskan, dan mengerikan dampaknya.
Setelah kejadian itu, ada lagi keajaiban yang lain. Ketika itu bulan Ramadhan. Seneng dengan kedatangannya, tapi sedih banget, karena dalam keadaan sakit harus menyediakan menu untuk buka dan makan sahur anak dan suami. Yang tentu sangat menyulitkan dan merepotkan dalam kondisi saya yang maagnya sedang parah. Nah diluar dugaan. Dari Ramadhan hari pertama hingga Ramadhan hari terakhir menjelang takbir, Ibu RT. selalu setiap hari mengirim makanan komplit. Dari mulai sayur, lauk, snack, dan buahnya. Layaknya seperti saya langganan kuliner dari restaurant bergengsi. Karena makanan yang diberi oleh Ibu RT. cukup istimewa setiap harinya. Sering setiap kedatangan Bu RT. mengantar masakannya, saya peluk, saya ciumi pipinya sambil berderai air mata, saking bersyukurnya kepada Allah, berterima kasih kepada Bu RT. Yang hatinya bagaikan malaekat.
Siapa yang takkan takjub atas kasih sayang Allah kepada keluarga kami khususnya kepada saya ? Saya pada Ramadhan itu benar-benar merasa dimanjakan oleh Allah. Sebulan full tidak perlu mikir bagaimana mencari uang ? Mau masak apa ? Karena sudah selalu diantar setiap hari dengan masakan yang enak-enak oleh Bu RT. Komplit !!! Subhanalloh Allah Hu Akbar.
Saya yaqin banget, bahwa hal ini salah satu juga yang telah menjadi asbab sembuhnya sakit maag saya, karena sebulan full bebas dari berpikir. Bukankah orang sakit maag, tak boleh banyak pikiran ? Maka setiap datang bulan Ramadhan, saya selalu ingat kebesaran Allah dalam menyayangi salah satu hambaNya. Saya. Dalam setiap detik-detik yang berlalu disepanjang bulan Ramadhan, hanyalah ada air mata syukur dan syukur yang tiada henti. Itulah salah satu perjalanan kesembuhan saya.
Sampai disini dulu kisah saya, semoga manfaat. Sampai jumpa insya Allah pada artikel yang akan datang. Jika banyak salah dan khilaf saya pada pembaca. Mohon maaf lahir dan batin, semoga Allah juga mengampuni semua dosa-dosa kita, serta selalu berkenan menunjukinya kita jalan yang benar. Aamiin Ya Rabbal’alamiin. Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Purworejo 10 Mei 2020
Salam Syukur
NiniekSS
Labels:
Renungan,
SEMUT SEMUT KECIL,
SYUKUR
Thanks for reading RENUNGAN TENTANG SEMUT-SEMUT KECIL.... Please share...!
0 Komentar untuk "RENUNGAN TENTANG SEMUT-SEMUT KECIL..."