Mengapa Rumput Tetangga Selalu Terlihat Lebih Indah ?
Bismillahirrahmanirrahiim...
Marilah selalu kita panjatkan puji dan syukur ke Hadlirat Allah SWT, atas segala nikmat yang diberikanNya kepada kita sekalian. Apapun nikmatNya itu, dan seberapapun.
Juga jangan pernah lupa marilah kita sampaikan sholawat dan salam kita kepada Junjungan kita Nabi Agung Muhamaad Rasulullah SAW. Karena Beliaulah kita menjadi tahu akan jalan menuju kepada Allah serta kemudian bisa mengenalNya. Dan agar kita layak mendapat syafaat Baginda Rasulullah SAW. didunia maupun diakherat kelak. Allohumma aamiin.
Sahabat,
Pagi ini tiba-tiba saya ingin berbagi tentang Mengapa Rumput Tetangga Selalu Terlihat Lebih Indah ? Kayaknya sih cukup menarik untuk kita cermati bareng-bareng ya ?
Awalnya, dulu, ketika ruhani saya masih kanak-kanak, sayapun sering melihat “milik” orang lain selalu lebih indah. Ibarat rumput tetangga, selalu terlihat lebih hijau, lebih subur, dan tentunya lebih indah.
Saya selalu melihat baju orang lain, sepatu orang lain, penampilan orang lain. Selalu lebih indah daripada yang saya miliki. Demikian juga dengan suami, anak, dan kehidupan orang lain sepertinya segala-galanya jauh lebih baik dan lebih indah.
Wah, anak orang lain kok lebih pandai, lebih berprestasi, lebih baik segalanya dibanding dengan anakku sendiri ? Suami orang lain kok lebih sayang, lebih pengertian, lebih pintar cari duit, lebih sigap dalam melindungi ? Berpangkat tinggi. Berderajat terpandang ?
Lha kehidupan orang lain kok lebih bahagia, lebih nyaman ? Sedangkan aku ? Sakit tak kunjung sembuh ? Terpuruk dan disepelekan orang ? Orang lain bermobil mewah. Rumah mentereng. Tak pernah mikir uang. Bebas mau belanja apa saja yang diinginkan ? Tak punya hutang. Tak ngerti bagaimana rasanya diburu dept collector ? Sedangkan aku ?
Sakit-sakitan. Suami nganggur. Rumah masih ngontrak. Banyak hutang. Dijauhi saudara. Disepelekan tetangga. Tak direken. Tak dipandang. Pernah diusir dari kontrakan karena tak mampu bayar ! Benar-benar tak mampu bukannya tak mau bayar ! Sakit tak mampu berobat, padahal deritanya tak terperi ! Tak ada income sama sekali. Anak harus sekolah. Pokoknya beribu penderitaan lain yang kurasakan sehingga rumput tetangga saya lihat jauh lebih indah dibanding milikku sendiri !
Kepada siapakah aku harus mengadu ? Allah sepertinya menghilang dari alam semesta. Bayangannyapun tak mampu kutangkap meski aku sudah sangat lelah mencariNya ! Sejatinya, dirikulah yang tertolak ! Karena masih berlepotan dengan dosa diri dan kurang rasa syukur. Bukan Allah yang menghilang.
Itu dulu ! Masa lalu ketika ruhaniku masih kanak-kanak. Alhamdulillah, dengan sakit yang panjang, Allah menempa ruhaniku menjadi ruhani yang dari hari kehari kian menjadi dewasa.
Bukan hanya jasmani saja yang bertumbuh. Dari bayi menjadi dewasa, lalu menjadi orang tua, kemudian mati setelah waktunya. Melalui proses yang panjang berliku ! Ruhanipun bertumbuh juga. Dari kanak-kanak. Menjadi dewasa. Dan ruh tak akan mati. Ruh akan tetap hidup hingga jasadnya dikubur diliang lahat. Ruh akan bertanggungjawab atas apapun yang dilakukannya ketika ia hidup bersama jasadnya didunia. Perbuatan baik maupun buruk akan mengalami pengadilan di akherat nanti..
Tak terkecuali. Ruhanikupun bertumbuh juga. Yang dulu suka marah, lalu menjadi lebih bersabar. Yang dulunya memahami sesuatu hal hanya dari sisi kulitnya, lalu alhamdulillah bisa memahami bahwa sesuatu selalu berkulit dan berisi. Dan isi selalu diselimuti oleh kulit. Serta kulit selalu berbeda jauh dari isinya. Lihatlah buah durian. Tampilannya membuat orang harus selalu berhati-hati ketika menyentuhnya. Membukanyapun tidaklah mudah. Melalui proses. Baru terlihat isinya yang aduhai nikmat rasanya.
Hidup demikian juga. Semua yang kita alami hanyalah kulit. Penuh kesemuan. Tak enak dilakoni. Tak enak dirasakan. Semuanya pahit. Karena hidup harus berjuang. Tak ada hidup yang tiba-tiba enak ! Semua harus diperjuangkan ! Adakah orang yang tiba-tiba sukses melejit ? Tak ada. Semua melalui proses. Semua berawal dari dasar. Semua berawal dari tekad dan keyakinan. Semua bagaikan buah, yang harus dikupas baru dapat dinikmati isinya. Demikian juga hidup !
Jika ingin menikmati buah yang manis. Wajib bersabar dan tawakkal. Mengupas kulitnya baru mendapatkan isinya. Dan buah yang paling nikmat adalah buah atas tanamannya sendiri.
Buah yang ditanam melalui proses yang lebih panjang. Dari mulai menyiapkan lahan, memilih bibit, menanam hingga memelihara selama masa pertumbuhan. Hingga menghasilkan buah yang diharapkan. Berjuang melalui proses. Melewati waktu. Karena tak ada selangkahpun perjuangan yang akan sia-sia.
Alhamdulillah. Atas kemurahan Allah. Akhirnya saya sadar. Yang terindah adalah milik kita bukan milik orang lain, betapapun bagusnya !
Alhamdulillah, meskipun dulu ruhani saya ketika masih kanak-kanak amburadul, namun masih ada sisi suci dari ruhani yang bertengger tegar didalam jiwa, adanya keyakinan bahwa segala perjalanan takdir atau nasib adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus dilalui, yang terbaik Allah pilihkan bagi kita, sebagai tempaan untuk menuju sebuah kemuliaan diri. Apakah itu nasib baik ataukah buruk !
Dan itulah harapan yang selalu kuyakini, yang selalu menepis keragu-raguan, sebagai penghibur segala kesedihan, penghalau rasa sakit, bahwa kelak, ada saatnya tiba kebahagiaan, kenyamanan hidup, dan ketenteraman batin. Bahkan tentu hadirnya sebuah kemuliaan yang tak bisa saya bayangkan sebelumnya.
Semua yang kelihatan indah diluar adakah pemandangan. Pemandangan hanyalah sesuatu yang bisa kita nikmati sejenak, namun bukan milik kita.
Setiap pemandangan semata milik Allah yang tentu saja memuat skenario tersendiri bagi masing-masingnya oleh Allah. Tak ada yang tahu tentang skenario Allah dalam pemandangan yang kita lihat bukan ? Sedang skenario Allah bagi kita masing-masing saja kita tak tahu ? Apalagi skenario Allah bagi orang lain yang dimata kita terlihat indah ? Skenario Allah bagi orang lain, yang dimata kita bagaikan pemandangan yang sungguh indah ? Sebagai rumput yang lebih hijau dan lebih subur !
Yang terindah, sesungguhnya, adalah yang kita miliki. Ya keluarga kita. Ya suami atau isteri kita. Ya anak-anak kita. Ya orang tua kita. Ya saudara-saudara kita. Ya tetangga kita. Ya harta kita. Ya nasib kita. Inilah sesungguhnya keindahan tak terperi yang “wajib” selalu kita syukuri !
Jika kita bisa mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan kepada kita, sekecil apapun, itu adalah tanda bahwa kita punya iman. Orang yang mempunyai iman, insya Allah memiliki kebahagiaan dalam dirinya. Dan mempunyai keyakinan dan harapan sepanjang masa yang tak pernah pupus.
Jika kita mampu mensyukuri setiap yang Allah berikan kepada kita, maka kita tak akan bergeming lagi melihat apa yang tetangga miliki. Rumput tetangga tak akan terlihat lebih indah dari rumput kita. Karena kita sudah mampu melihat dan menikmati keindahan dalam setiap apa yang Allah berikan kepada kita.
Sakit maag kronis yang hingga gerd yang begitu parah kepada saya, merupakan penderitaan luar biasa tak terperi. Karena kehidupan saya benar-benar dihabisi lahir dan batin oleh Allah SWT. Harta habis bis..Kepercayaan diri hilang entah kemana. Yang tertinggal hanyalah setitik iman. Namun hal ini sungguh membawa hikmah yang “luar biasa” bagi saya. Setelah kehidupan saya di “enol”kan oleh Allah, saya menjadi manusia baru yang seolah bukan diri saya sendiri. Berbalik 360 derajad dari manusia lama saya.
Inilah mutiara yang tak ternilai dari sakit saya. Menjadi manusia “baru” yang jauh lebih baik dari saya yang lama.
Dan saya diberikan ilmu maag dan gerd oleh Allah yang luar biasa, dari hasil pengamatan saya selama sakit 18 tahun lamanya yang Allah ijinkan untuk saya amati. Dan ilmu inilah yang akhirnya kalian rasakan bisa membantu segala penderitaan sakit kalian. Dalam ilmu ini pulalah, yang kalian rasakan ada pencerahan. Ilmu pemberian Allah itulah yang menolong kesembuhan kalian, bukan saya. Saya hanyalah wadag yang Allah sedang kehendaki untuk menolong kalian, agar kalian bisa mencerna hikmah atas sakit kalian.
Inilah yang ingin saya bagikan kepada kalian disini. Sakit kalian ini bukan sebagai hukuman Allah kepada kalian, namun “kesempatan” yang Allah berikan kepada kalian agar kalian menjadi lebih baik dari masa lalu kalian entah itu yang bagaimana.
Kita seringkali lengah dan lalai. Apalagi kondisi kita yang lagi sakit maag kronis dan gerd tak sembuh-sembuh. Tentu kita sering kesal dan mengeluh.
Lambung sakit mengeluh. Dada berdebar panik. Kedinginan heboh. Kliyengan menangis. Tenggorokan rasa mengganjal bingung. Perut begah dan rasa penuh meratap..Apalagi jika sesak napas mendera...Rasanya ajal sudah menjelang...Takut mati selalu membayangi kita semua yang menderita maag kronis dan gerd yang lama tak sembuh-sembuh.
Lihatlah...di Bekasi ada sahabat kita namanya mas Roni...ia seorang remaja yang ujiannya luar biasa. Ia menderita sakit maag kronis dan gerd stadium menengah. Sebenarnya rasa badan sudah tak karuan. Inginnya hanya berbaring di tempat tidur. Namun kedua orang tuanya tak sempat memperhatikan. Karena Roni memang tak pernah memperlihatkan bahwa dirinya sakit. Ia tak tega jika kedua orang tuanya sedih karena ia sakit. Namun seorang Roni akhirnya tak berdaya. Ia jatuh terpuruk sakit maag yang awalnya makan tak teratur karena kuliah sambil bekerja.
Inilah yang akhirnya membawa Roni kepada penderitaan yang panjang. Sakit maag biasa yang lalu berkembang menjadi Gerd stadium menengah, dimana ia harus berhenti dari pekerjaannya dan cuti kuliah yang dijalaninya sudah 10 bulan, dan ia belum sembuh.
Bapaknya hanyalah seorang sopir angkutan bahan bangunan, dan ibunya hanya dagang kecil-kecilan. Dimana penghasilan keduanya tak akan cukup untuk membiayai kuliah Roni anaknya.
Meskipun Roni sakit dirumah. Kedua orangtuanya harus tetap bekerja, demi kehidupan sekeluarga. Pergi pagi pulang petang.
Sementara Roni harus mengurus dirinya sendiri, 3 orang adiknya yang masih kecil, dan seorang kakeknya yang lumpuh tak bisa ngapa-ngapain. Bayangkan. Ia, Roni harus masak nasi sendiri, ya nyayur, ya momong ketiga adiknya, ya ngurus kakeknya yang lumpuh, tanpa bantuan pembantu rumah tangga.
Masak nasi dan sayurpun juga dua macam. Untuk dirinya nasi lembek, dan untuk yang lainnya nasi biasa. Untuk dirinya hanya bisa sayur labu siam dan bayam bening tawar, untuk lainnya sayur yang lain. Dari mulutnya tak pernah terdengar keluhan. Segala apa yang harus dihadapinya diterimanya dengan sabar dan tawakkal. Meskipun hatinya menjerit pilu, ia hanya tangiskan kepada Allah SWT.
Meskipun rasa badan sudah tak karuan, ia masih saja usahakan berdiri dari berbaringnya, mengerjakan semuanya demi adik-adiknya dan kakeknya yang ditinggal kedua orangtuanya untuk bekerja. Hatinya merintih pilu, kesedihan mendera setiap saat, namun tak ada orang yang tahu. Kedua orang tuanyapun tak begitu tahu, bagaimana sebenarnya penderitaan yang Roni rasakan setiap waktu.
Ketika saatnya tidur, sebelum terlelap, air mata meleleh dikedua pipinya. Hanya kepada Allahlah Roni memohon kekuatan, kesabaran dan kesembuhan...Itulah seorang sahabat kita Roni di Bekasi Jawa Barat. Ia tetap yakin suatu saat akan sembuh, entah kapan. Dan tetap sabar serta tawakkal menjalani sakitnya dengan penuh penderitaan lahir dan batin.
Betapa Roni bersyukur ketika browshing kemudian menemukan blog ini. Yang ia yakini sebagai blog yang akan membawanya kepada jalan kesembuhan. Itu mas Roni ungkapkan kepada saya dalam sebuah teleponnya yang panjang. Subhanallah. Allah Hu Akbar.
Bagaimana dengan kalian ?
Kalian masih sangat bersyukur. Suami kalian sangat sayang dan perhatian atas sakit kalian. Dirumah ada pembantu yang bisa membantu tugas-tugas kalian sebagai ibu rumah tangga. Mengurus putra putri kalian sekolah. Menyiapkan sarapan. Mencuci. Berbelanja. Memasak. Kalian tak perlu repot memikir sendirian. Kalian hanya menderita atas sakit yang kalian alami. Ya kan ? Tidak seperti Roni, meskipun sakit, harus, mau tidak mau mengerjakan pekerjaan berat agar adik-adiknya dan kakeknya tak terlantar.
Menurut kalian, yang menderita demikian parahnya hanya kalian sendiri ? Yang perut sakit. Yang jantung berdebar kencang. Yang tenggorokan mengganjal. Yang sesak nafas. Yang kepala kliyengan. Yang telinga sakit. Mata buram. Mulut asem. Tidak kawan ! Ada beribu teman kita, dari seluruh Indonesia, yang telah menghubungi saya untuk mencari solusi kesembuhan maag dan gerdnya. Seolah saya dewa penyembuh, atau dokter ahli yang tak ada duanya..Astaghfirullahaladziim...
Namun saya memaklumi, karena kalian sudah kehabisan cara dan daya, dalam mencari upaya kesembuhan kalian, sehingga kalian mencari di internet dan bertemulah dengan blog saya ini.
Ada juga yang menuduh saya membuat blog ini hanya untuk modus menipu, untuk mencari uang. Hati saya menjerit pilu. Karena kalian menilai saya dengan kacamata kalian. Orang mengukur baju tentu dengan badan sendiri bukan ? Jeritan saya hanya Allah yang tahu, semoga Allah mau mengampuni dosa kalian terhadap apa yang kalian perbuat kepada saya, dan kalian tak tahu bahwa apa yang kalian tuduhkan kepada saya itu tidaklah benar, dan itu berdosa.
Sejatinya, sayapun sama seperti kalian. Mantan penderita maag dan gerd yang sudah sangat parah. Hanya bedanya, kalian banyak yang tak melakukan pengamatan, dan tak mensikapi sakit kalian sebagai hikmah, sedangkan saya dari waktu ke waktu, selalu menanti “saat” yang selalu saya rindukan, adalah janji Allah untuk orang yang sabar.
Alhamdulillah masih sangat beruntung, saya tidak terkena kanker lambung, kanker kolon ataupun kanker nasufaring di tenggorokan. Nyaris saja, karena pita suara saya sudah terkena asam lambung, sehingga sampai sekarang ini suara saya serak-serak basah, dan tak bisa berlama-lama berbicara, meskipun maag dan gerd saya telah sembuh.
Sahabat,
Semua yang ada diluar kita, selalu “terlihat” indah. Tetapi apakah semua benar-benar indah ? Tidak teman. Belum tentu. Mungkin jika kita masuk kedalamnya, belum tentu kesenangan dan kebahagiaan yang akan kita peroleh, namun justru sebaliknya. Sebab Allah demikian sempurnanya mengatur nasib setiap manusia. Nasib yang ditentukanNya adalah yang terbaik untuk kita, agar kita kembali di jalanNya ketika kita hidup didunia, dan kelak ketika ajal, dipanggilNya kita dalam husnul khatimah.
Oleh karena itu, saya sering sekali menghimbau kepada kalian. Agar lekas sembuh, lakukanlah interospeksi dengan baik. Jangan menyalahkan orang lain. Sakit adalah tanda bahwa diri kita ada yang “error” entah itu apa, dan sedang direparasi oleh Allah...Jadi bertaubat atas dosa-dosa, sabar menjalani prosesnya, dan tawakkallah menantikan hasilnya. Kesembuhan !
Jangan sia-siakan hidup, meskipun kita sedang sakit. Berdialoglah terus dengan Allah, bukan hanya dalam doa setiap habis sholat. Allah selalu membuka pintu untuk ratapan kita, untuk kita yang haus ilmu, haus pengetahuan, haus pencerahan. Dengan tekun beristighfar untuk memohon ampunanNya dan dengan bersholawat untuk junjungan kita Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW, agar kita layak untuk memohon ridhoNya..Insya Allah..
Sahabat,
Jangan fokuskan hati dan fikiran kalian untuk sembuh. Tapi fokuskan diri kalian untuk memohon ampunan dan bimbinganNya. Jika kita sudah memperoleh ampunanNya maka kita akan sembuh. Percayalah ! Memohon ampunan dan bimbinganNya adalah “proses”. Sedangkan sembuh adalah “hasilnya” . Tak usah pikirkan soal hasil, tapi utamakan proses ! Hasil akan selalu berbanding lurus dengan proses yang “benar”.
Lalu bagaimana proses yang benar ? Menurut saya, proses yang benar ya jangan memaksakan diri, tapi berserah diri kepada Allah atas hasil yang akan dicapai. Bahkan kalau perlu hilangkan soal apa yang akan kita peroleh dari usaha yang kita lakukan. Maka kalian akan memperoleh “keajaiban !”. Akan memperoleh sesuatu kebaikan yang jauh diluar dugaan kita..Dan itu seringkali saya alami !!!
Tapi jika kalian hanya menuntut dan menuntut kesembuhan dari Allah, tanpa kalian melakukan sesuatu yang membuat Allah berkenan, mustahil kesembuhan itu akan datang ! Karena saya sembuh, justru setelah saya tak memikirkan kesembuhan saya, tapi saya memikirkan bagaimana saya memperbaiki diri saya agar berkenan di Hadlirat Allah SWT.
Dengan begitu, rumput tetangga tak lagi terlihat lebih indah, karena apa yang Allah berikan kepada kita dan keluarga kita jauh lebih indah dari segala yang lain.
Sekian dulu ya Sahabat, semoga artikel ini ada manfaatnya bagi kita sekalian. Aamiin.
Alhamdulillahirabbil’alamiin..
Purworejo 21 Desember 2017
Salam Sembuh
NiniekSS.