SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

BERJUANG PUASA DIWAKTU SAKIT MAAG

BERJUANG PUASA DIWAKTU SAKIT MAAG

Bismillahirrahmanirrahiim...

Tentu tulisan ini sangat kalian tunggu-tunggu dari sejak lama. Iya to ? Saya sangat tahu apa yang kalian rasakan, apa yang kalian butuhkan disaat kalian sakit. Tahu banget. Karena semua keluhan sakit yang kalian rasakan tu pernah saya rasakan.

Kalian hendaklah jangan banyak mengeluh. Tapi banyaklah bersyukur dalam keadaan yang bagaimanapun ! Sebab kalian harus sadari, bahwa sakit kalian ini bukan sekedar Allah ingin menghukum kalian atas dosa-dosa yang kalian perbuat dimasa lalu. Namun ada kehendak Allah yang jauh lebih mulia dari sekedar menghukum-hukum.  Tapi Allah ingin agar kita tu masuk surga semua ! Kalau perlu tak ada yang ketinggalan satupun !

Nah. Ada dua macam pencucian dosa. Yang didunia. Dan yang di akherat. Yang didunia, bentuknya sakit penyakit. Kesulitan. Musibah. Terbelit hutang. Anak tak naik sekolah. Tak lulus ujian. Sulit mendapatkan pekerjaan. Dibenci orang. Rejeki seret. Segala jalan seolah buntu. Ya mau-mau Allah to ? Wong Allah itu Maha Berkehendak kok. Dan pencucian dosa di akherat, ya itulah neraka.

Di dunia, sesulit dan semenderita apapun pencucian, masih ada pengampunan, jika kita mau memohon ampunan dengan taubatan nasuha, secara istiqomah dan bersabar dalam menjalaninya. Tidak malah misuh-misuh. Maki-maki. Orang disekitar yang tak ngerti apa-apapun terkena makian kita !
Lha kalau kita sudah masuk pencucian di neraka, pintu ampunan sudah tertutup rapat. Mau apa kita ? Meskipun ketika kita di neraka berjanji kepada Allah :”Ya Allah, kuberikan seluruh hartaku didunia, asal aku Engkau bebaskan dari azab api neraka ini Ya Allah...”.

"Enak nian kau. Meskipun hartamu berjibun, bertrilyun, namun kau menyepelekan Aku ketika didunia. Semua hukumKu engkau langgar. Hukum Al Qur’an kau injak-injak. Engkau mendzalimi dirimu sendiri dengan kesombongan atas semua harta yang Kutitipkan padamu hai manusia tak tahu diuntung !" Mungkin begitulah Kata Allah kepada manusia-manusia yang laknat didunia dan mengingkari segala hukumNya. Baru tahu rasa kalau sudah tak ada ampunan lagi di akherat.

Nah kita, yang sekarang masih di dunia ini, yang sedang mengalami pencucian oleh Allah, dengan sakit ini, ataupun kesulitan yang lain, harusnya bersyukur, harusnya merasa beruntung, karena masih diberi kesempatan. Dicuci untuk menjadi yang lebih baik.

Dan pada setiap bulan Ramadhan, Allah memberikan dispensasi yang luar biasa kepada kita Umat Rasulullah SAW. Membuka tingkap langit selebar-lebarnya untuk turunnya Rahmat, ampunan serta kebebasan api neraka bagi kita. LUAR BIASA bukan ? 

Siapa yang tak ingin menggapainya ? Siapa yang tak merindukan lailatul Qodar yang ada pada suatu malam di bulan Ramadhan, dimana ibadah yang dilakukan pada malam Lailatul Qodar itu pahalanya setara dengan pahala ibadah seribu bulan ? Subhanallah..

Sahabat NiniekSS yang sedang berpuasa Ramadhan...

-    Puasa adalah perjuangan

Saat ini, bagi kalian yang sedang sakit maag atau gerd, yang berpuasa, kalian adalah benar-benar sedang berjuang. Sedangkan hari-hari biasa jam 6 pagi kalian harus sudah minum air hangat, sebentar kemudian sarapan, kalau tidak perut sungguh perih tak nyaman. Lha kalian, dalam puasa ini harus menahan segala rasa untuk bertahan hingga maghrib tiba.

Yang lambung perihlah. Yang mual mau muntahlah. Yang kembunglah. Yang menahan lapar luar biasalah. Yang super lemaslah. Hari biasa saja lemas. Apalagi puasa..Belum yang tenggorokan keringlah..ingin rasanya memutar jarum jam yang sangat lambat berputar.  Ya Allah..Kita menjadi lebih dari anak-anak, saat berpuasa ketika sedang sakit maag. Malu rasanya dengan anak-anak kita yang masih kecil usia SD saja terlihat tegar menjalani puasanya.

Ya memang seperti itulah derita puasa bagi orang yang sedang sakit lambung. Luar biasa ! Belum lagi membayangkan nanti sesaat sesudah berbuka. Dari lambung kosong lalu terisi oleh makanan serta minuman berbuka. Teler deh ! Orang Jakarta bilang ! Meskipun sembari merasakan teler saat berbuka, namun ada sebersit kebahagiaan serta rasa syukur yang mendalam. Alhamdulillah, hari demi hari telah terlewati dengan selamat.

Kalian harus berjuang menyelesaikan puasa. Dengan sekuat jiwa dan raga. Hingga benar-benar kalian merasa tak kuat, hingga harus membatalkan puasa sebelum waktunya. Meskipun batal puasanya. Namun jangan lupa. Ketika kalian membatalkannya, harus membaca doa berbuka puasa. Tidak asal minum. Lalu mohon ampunan kepada Allah bahwa memang tak kuat untuk melanjutkan puasa hari ini. Dan besuknya. Ayo dicoba lagi. Sampai kalian lulus puasanya. Terus. Terus dan terus dicoba, hingga berhasil. 

Saya dulu, dalam latihan puasa ketika masih sakit juga begitu kok. Tak bisa sekali langsung mulus puasanya. Hari pertama hanya bertahan hingga jam 9 pagi. Sudah batal. Astaghfirullah..Hari kedua dicoba lagi. Alhamdulillah sudah lebih lama. Jam 11.00 batal puasanya. Hari ketiga dicoba lagi pantang putus asa. Eh..alhamdulillah sudah kuat hingga jam 3 sore...Subhanallah...Akhirnya perjuanganpun berhasil pada hari keempat...GUUUL bisa selamat puasanya hingga maghrib tiba. Allah Hu Akbar.

Dan selanjutnya, alhamdulillah bisa melanjutkan puasa hingga akhir. Perjuangan memang memerlukan pengorbanan. Menahan segala rasa tersiksa itulah pengorbanannya. Bagi kalian yang pernah mengalami sakit seperti saya, dan sedang berjuang untuk puasa pasti tahu apa yang saya rasakan. Sama kan ?

Selamat berjuang ya sahabat ? Semoga perjuangan kalian menghasilkan keberkahan sebagaimana yang kita harapkan semuanya. Bukan hanya untuk dunia kita, terlebih untuk akherat kita. Aamiin.

-    Puasa adalah bentuk cinta

Seseorang yang jatuh cinta tentu mau melakukan apapun yang dikehendaki oleh yang kita cintai. Terkadang tanpa dimintapun, kita melakukan apapun yang bisa membuat senang seseorang yang kita cintai. Iya kan ?

Kita tentu ingin dicintai oleh Allah SWT. dan Rasulullah SAW. Tentu apa-apa yang menjadi perintah Allah SWT. dan Rasulullah SAW. Kita berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menjalaninya dengan baik. Dengan Patuh dan taat. Dan berusaha untuk menghindari serta tidak melakukan segala apa yang dilarangNya.

Termasuk puasa di Bulan Suci Ramadhan, adalah perintah Allah SWT. Adalah bentuk kecintaan Allah SWT. kepada Umat Muslim. Dengan memberinya kesempatan kepada Umat Muslim, rahmat yang berlimpah ruah, ampunan yang seluas-luasnya, serta kebebasan bagi azab api neraka bagi yang taat dan mau menjalaninya dengan sebaik-baiknya.

Tentu, puasa di bulan suci Ramadhan, bukan saja bentuk kecintaan Allah kepada Umat Rasulullah SAW. Namun bagi Umat Muslim sendiri, merupakan bentuk cinta serta penghambaan yang habis-habisan dirinya kepada Allah SWT. serta Rasulullah SAW. Dengan bisa menjalani puasa Ramadhan, setiap Muslim tentu akan merasakan kebahagiaan yang tiada tara. Sehingga kedatangannya selalu ditunggu serta disambut dengan penuh kerinduan yang sangat. Bagaikan menyambut datangnya Sang Calon Pengantin.

Maka, tunjukkanlah cinta kalian kepada Allah SWT. serta Rasulullah SAW. Dengan berpuasa di bulan Ramadhan ini. Karena kita semua belum tentu akan ketemu dengan Ramadhan yang akan datang. Sebab usia hanya ada ditangan Tuhan.

-    Puasa membentuk akhlak yang mulia

Bagaimana tidak ? Menahan lapar dan haus, kita belajar bersabar. Menahan lapar dan haus, kita jadi tahu toleransi kepada sesama kita yang kelaparan. Bagaimana rasanya sudah lapar tapi belum ada makanan yang hendak dimakan. Ketika puasa, kita diajar untuk makan baik pada saat berbuka maupun saat sahur, secukupnya. Karena jika makan kebanyakan justru lambung begah tak enak banget rasanya.

Ketika puasa kita diajar untuk toleransi kepada sesama. Jika pas kita uzur tak berpuasa, maka hendaklah kita jangan makan terang-terangan atau merokok didepan orang yang puasa.

Ketika puasa, kita belajar bersedekah. Apalagi bersedekah di bulan puasa dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT. Jika kita sudah biasa bersedekah di bulan Ramadhan, maka kita akan enteng untuk bersedekah di bulan-bulan biasa. Tak teringat lagi oleh kita akan pahala-pahala bersedekah, karena sudah menjadi rutinitas. Sehingga sedekah kita akan menjadi sedekah yang ikhlas tanpa pamrih, karena kita hanya mengharap keRidhoan Allah SWT. belaka.

Ketika kita berpuasa, kita diajar untuk menahan bergunjing, menahan marah, menahan nafsu angkara, menahan sombong, menahan segala perilaku yang tidak baik dan tercela.

Ketika kita berpuasa, kita diajar menyerahkan diri secara total kepada Allah SWT, dengan mendekatkan diri baik diwaktu siang maupun malam. Dengan banyak sholat, berdzikir, mengaji, membaca Al Qur’an untuk mensucikan diri serta mengharap keRidhoan Allah SWT.

Banyak sekali keutamaan-keutamaan yang ada dalam bulan puasa. Menjadikan kita berlatih untuk mempunyai akhlak yang mulia, sebagaimana diteladankan oleh Junjungan kita, Nabi Agung Rasulullah SAW.

-    Puasa adalah refleksi keimanan kita
Puasa merupakan refleksi atau pancaran keimanan kita. Meskipun sudah banyak menerima tauziah bahwa di bulan suci Ramadhan Allah membuka selebar-lebarnya ampunan atas dosa-dosa, seluas-luasnya menaburkan berkah, serta bermurah hati untuk membuka ampunan atas azab api neraka, tapi masih saja banyak yang santai tidak puasa. Masih merokok. Masih melakukan maksiat sebagaimana yang dilakukan pada hari-hari biasa. Naudzubilahimindzaliik..

Yang suka marah masih tetap suka marah. Yang sombong tetap sombong. Yang suka ngerumpi masih juga tanpa rasa bersalah menggosip sana menggosip sini. Yang suka memaki juga masih saja memaki-maki. Astaghfirullahaladziim.

Orang-orang seperti inilah yang jauh dari hidayah Allah SWT. Dan biasanya mereka tidak sholat, tidak puasa, tidak berzakat, boro-boro umrah dan naik haji meskipun hartanya berjibun. Padahal mengakunya mereka Islam. Namun tak tahu kaidah-kaidah beragama Islam. Dan meskipun tahu, tetap masa bodoh dengan pengetahuannya. 

Semoga kita semua menjadi orang-orang yang beruntung yaa ? Yang senantiasa berpegang erat pada tali Allah. Yang taat kepada perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, serta menjadi orang-orang yang berakhlakul Qarimah sebagaimana teladan Rasulullah SAW. Aamiin.

Bagi orang yang beriman, puasa adalah tuntutan jiwa. Segala nafas kehidupan di Bulan Ramadhan dijalaninya dengan kesungguhan hati penuh kecintaan kepada Allah dan Rasulullah SAW. Puasa dijalankannya dengan baik. Berbuka tidak berlebih-lebihan, secukupnya dengan apa yang ada dan sebatas apa yang dibutuhkan oleh tubuh agar tetap sehat. Agar bisa menjalankan puasa di hari-hari selanjutnya hingga akhir puasa nanti.

Sholat berjamaah di masjid. Rajin bersedeqah. Tarawih tak pernah tinggal. Tadarus. Bibirnya senantiasa basah untuk berdzikir kepada Allah. Pikirannya selalu dijaga untuk hanya memikirkan hal yang baik-baik saja dan menjauhkan diri dari pikiran yang buruk-buruk. Menjauhkan diri dari sifat iri dengki, sombong, angkuh, pemarah, suudzon, dan segala perangai buruk lainnya. Subhanallah...

Betapa ikut sejuk hati kita menyaksikan perilaku keluarga beriman di bulan Ramadhon. Sikapnya selalu ramah murah senyum kepada siapa saja tanpa kecuali. Penyayang kepada anak-anak yatim dan para dhuafa. Setiap hari dirumahnya sangat terasa nuansa Islaminya. Tak pernah terdengar suara keras. Sikapnya saling menghormati dan menyayangi antara anggota keluarganya. Subhanallah. Semoga kita bisa menjadi keluarga yang sakinnah mawaddah warohmah. Aamiin.

-    Puasa tanda ketundukan kita kepada Allah SWT

Kalau bukan karena ketundukan kita kepada Allah SWT. untuk apa kita berlapar-lapar serta berhaus-haus hingga sebulan lamanya ? Lha wong haus dan lapar itu tak enak banget rasanya ? Mau makan gak boleh. Mau minum gak boleh. Mau ngerumpi gak boleh. Mau marah gak boleh. Pengin sombong apalagi. Sepertinya dimana-mana ada satpam yang memata-matai segala gerak gerik kita. Itulah puasa.

Karena kita takut kepada Allah. Ngeri akan hukum-hukumNya yang tegas dan tak bisa ditawar-tawar. Namun juga berharap besar akan Rahmat serta KaruniaNya, mengingat Allah betapa Maha Besar kasih sayangNya  serta Maha Luas ampunanNya, maka kita mau berpayah-payah menjalani puasa sebulan full di bulan Ramadhan ini bagi yang tak ada udzur.

Allah sudah menghamparkan bumi dan langit dengan segala isinya untuk kebahagiaan hidup manusia, baik untuk di dunia maupun di akherat. Bahkan tak tanggung-tanggung kasih sayang Allah kepada manusia, tidak cukup dengan memberikan dunia dengan segala isinya, namun masih dilengkapinya dengan segala aturan untuk menggapainya. Aturan yang super lengkap dengan kisi-kisinya serta sedetail-detailnya tersebut, ialah yang dinamakan dengan Al Qur’an Yang Agung.

Cobalah kita renungkan. Tidak cukup hanya dengan melimpahi dunia dengan segala isinya beserta aturan cara meraih kebahagiaan hidup yang diberikan oleh Allah SWT. kepada manusia. Namun Allah juga memberikan janji atas pahala-pahala serta karunia yang bakal diberikan bagi yang tunduk serta taat kepadaNya serta mematuhi setiap hukum-hukumNya.

Otak kita tak bakal mampu memikirkan segala ke-Maha-an yang Allah miliki. Oleh karena itu, cukup bagi kita ber-iman kepadaNya dan menjalani keimanan kita dengan sebaik-baiknya. Dengan setaat-taatnya dengan penuh ikhlas, tawakkal dalam kerendahan hati yang paling dalam. Beriman Islam. Dengan menjalankan rukun iman serta rukun Islam dengan sebaik-baiknya. Pikiran. Hati. Serta tindakan kita satu. Islam ! Alif !

-    Puasa adalah olah ruhani menuju kesempurnaan

Bagaimana puasa di bulan Ramadhan ini tidak saya sebut sebagai olah ruhani ? Lha wong ruhani kita yang masih amburadul dan liar kesana kemari setiap saat ini, dalam masa bulan puasa ini selama sebulan full ( bagi perempuan terpotong masa haid), bagaikan dipenjara. Ditempa. Didadar untuk menjadi fitrah kembali.  Menjadi suci bagaikan bayi yang baru lahir.

Manusia yang sempurna menurut saya adalah manusia yang sudah mampu meredam ego ataupun keinginan diri. Egonya dipangkas sepenuhnya, “terserah Allah saja segalanya”. “Bagaimana Allah sajalah”. Karena dirinya merasa hanyalah seorang makhluk yang diciptakan oleh Kehendak Agung Sang Maha Kuasa. Jika kehendaknya sendiri bekerja, maka kehendakNya dalam hidupnya tak akan bisa maksimal. Sebab bentrok ! Bahkan bisa-bisa Kehendak Agung Allah SWT. terkalahkan oleh kehendak diri yang hina ini, sehingga yang terjadi adalah keadaan yang serba amburadul dalam hidup !!!

Akhirnya yang ada hanyalah keluhan..keluhan..dan keluhan melulu. Karena tak ada sepercik kebahagiaanpun yang kita nikmati. Yang ada hanyalah merasakan kesusahan. Kesulitan. Kebuntuan hidup. Dan lain sebagainya. Itulah yang banyak terjadi pada kita dewasa ini. Karena ibarat ikan, kehendak diri kita letakkan menjadi kepala, sedang kehendak Allah kita letakkan di ekornya. Ya hidup kita jadi terbalik-baliklah !!!

Saya dan suami saya, dari sejak awal menyadari bahwa hidup ini dihidupkan. Dan ada Yang menghidupkan. Dan ada Kehendak Agung Yang menghidupkan. Kami tak berani main-main dengan kehidupan. Sebodo amat dengan hidup yang akan kami jalani nanti. Yang penting kami berserah diri secara total kepada KehendakNya. Kehendak Allah kami letakkan didepan kehendak kami. Sehingga seterpuruk-puruknya kami, alhamdulillah kami tak pernah mengeluh dan ajaibnya, selalu ada pertolonganNya yang tak pernah kami duga-duga sebelumnya.

Karena kami sadar, ibarat wayang kami sedang diutus menjadi peran. Peran apa yang sedang harus kami jalankan ya manut. Wayang kok mau menuntut ! Ya gak bisa ! Wayang tu ya nurut sama Sang Dalang. Iya to ? Ini sekedar refleksi kami, saya dan suami saya. Sebab banyak yang bertanya :”Bagaimana Bu Niniek bisa sesabar itu dalam menjalani sakitnya yang begitu panjang ?”

Jadilah seperti bayi jika ingin lulus menjadi manusia. Bayi itu kan makhluk yang tak pernah menuntut. Selalu menurut kepada pemomongnya. Banyak tersenyum tanda bersyukur. Baunya selalu wangi karena suci. Tatapan matanya selalu bening tanpa kandungan kejahatan didalamnya. Ia selalu ridho dengan apa yang diberikan oleh pemomongnya. Mau diberi baju yang dingin maupun yang hangat. Mau dikasih susu atau tidak. Mau dibelai atau ditelantarkan seharian ditempat tidur tanpa digendong, bayi jarang protes. Itu menurut saya.

Nah, puasa itu, adalah sebagai olah ruhani untuk menyempurnakan ruhani kita menjadi ruhani yang dewasa. Yang penuh syukur atas takdir yang kita terima. Selalu bersyukur kepada Pemomong kita adalah Allah SWT. Jangan banyak protes. Tak punya duit protes. Hidup miskin protes. Hidup sulit protes. Banyak hutang mengeluh. Sakit tak sembuh-sembuh mengeluh. Lha kapan sampainya ruhani kita ke jenjang kedewasaan ?

-    Puasa adalah berguna untuk kesehatan

Puasa sangat berguna bagi kesehatan. Terutama kesehatan lambung, yang dampaknya kepada kesehatan secara menyeluruh. Piye to ? Setahun full lambung kita bekerja berat menggiling apa saja yang masuk kedalamnya. Ya segalanya, tanpa kecuali. Yang ringan hingga yang sulit dicerna diprosesnya agar menjadi sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.

Dan kita ini sosok yang sering tak tahu diri. Sering memberikan beban kepada lambung yang melampaui kapasitas. Baik banyaknya maupun jenisnya. Hingga lambung terseok-seok mengerjakan tugasnya. Kasihan kan ?

Di bulan Ramadhan ini, memberikan cuti besar kepada lambung untuk tidak menjalankan tugasnya pada siang hari. Ini oleh sistem tubuh, lambung dan seluruh organ yang saling berkait disegarkan. Dibenahi. Sehingga ketika Ramadhan berlalu, lambung beserta seluruh organ tubuh menjadi lebih segar, lebih baik dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Baik organ lahir maupun batin.

Semoga dengan puasa Ramadhan ini kita menjadi fitri kembali, baik lahir maupun batin kita. Menjadi insan yang ridho serta diRidhoi oleh Allah SWT. illahi anta maksudi wa ridhoka mathlubi.

Demikian sekilas tentang “Berjuang Demi Puasa diwaktu Sakit Maag”. Itulah alasan-alasannya betapa pentingnya kita Umat Muslim untuk benar-benar berjuang bisa menjalani puasa Ramadhan ini meskipun dengan bersakit-sakit.

Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Purworejo, 25 Mei 2018

Salam Ramadhan
NiniekSS.
Labels: CARA BERPUASA, EDISI SPESIAL, Interospeksi, MENSYUKURI NIKMAT, PUASA

Thanks for reading BERJUANG PUASA DIWAKTU SAKIT MAAG. Please share...!

0 Komentar untuk "BERJUANG PUASA DIWAKTU SAKIT MAAG"

Back To Top