SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Daun Ungu Untuk Obat Maag

Daun Ungu Untuk Obat Maag 


Bismillahirrahmanirrahiim...

Sahabat NiniekSS dimanapun berada,

Daun ungu banyak dikenal sebagai daun yang bisa untuk mengobati wasir atau ambeien. Namun sebagai alternatif darurat saya pernah menggunakannya untuk obat maag ketika saya muntah mengeluarkan darah, dan ternyata Alhamdulillah tidak lama kemudian setelah saya mengunyah 1 lembar sedang dari daun ungu, muntah saya tidak mengeluarkan darah lagi, meskipun lambung masih terasa sakit.

Makan Sesuai dengan Pandangan Umum Bisa Berhahaya bagi Tubuh

Pengantar NiniekSS
Mengingat betapa pentingnya kita mengetahui makanan apa dan bagaimana cara kita makan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, sangat perlu kiranya saya salin bab "Makan Sesuai dengan Pandangan Umum Bisa Berbahaya bagi Tubuh" dari bukunya Dr Hiromi Sinya The Miracle Of Enzyme ini, agar kita bisa segera merombak pola hidup kita terutama yang berhubungan dengan mengenal makanan yang sehat, memilih makanan yang baik bagi tubuh dan cara mengolah serta mengkonsumsinya. Semoga tulisan Dr.Hiromi Sinya dibawah ini bermanfaat bagi kita semua.

===================================================================

Jika mengkaji ulang apa yang kita pikir sesuai dengan akal sehat sehubungan dengan makanan dan pencernaan, kita melihat bahwa banyak hal yang pada umumnya kita anggap baik untuk tubuh sesungguhnya bekerja melawan mekanisme alami tubuh.

Ambillah, sebagai contoh, makanan yang dianggap baik untuk orang sakit. Sup ayam adalah makanan bagi orang sakit yang paling banyak disukai di Amerika Serikat. Makanan hambar, seperti roti tawar putih dan puding, dianggap baik bagi pasien tukak lambung. Jika Anda dirawat di rumah sakit di Jepang, apa pun kondisi Anda, rumah sakit akan segera memberi Anda makan bubur nasi. Rumah sakit percaya bahwa mereka berlaku penuh perhatian terhadap pasien-pasien mereka, terutama kepada mereka yang baru saja menjalani pembedahan internal, dengan mengatakan, "Mari kita mulai makanan Anda dengan bubur beras agar kita tidak memberi tekanan terlalu banyak pada lambung dan usus Anda." Akan tetapi, ini adalah sebuah kesalahan besar.

Saya memberi pasien-pasien saya makanan biasa sejak awal, bahkan jika mereka baru menjalani operasi lambung. Jika mengerti bagaimana enzim bekerja, Anda akan segera mengerti mengapa makanan-yang-tidak-diproses lebih baik daripada bubur.

Makanan-yang-tidak-diproses lebih baik karena Anda harus mengunyahnya dengan baik. Mengunyah menstimulasi sekresi air liur. Enzim-enzim pencernaan yang terdapat dalam air liur, jika tercampur dengan makanan selama dikunyah, meningkatkan pencernaan dan penyerapan karena penguraian makanan berlangsung dengan lancar. Sedangkan bubur pada dasarnya sudah lembut, dapat ditelan tanpa dikunyah dengan baik. Bubur tidak dapat dicerna dengan baik karena tidak banyak enzim yang tercampur di dalamnya, sementara makanan normal yang terkunyah dengan baik juga dapat dicerna dengan baik.

Saya bahkan pernah menyajikan sushi biasa untuk makan siang bagi pasien tiga hari setelah mereka menjalani operasi lambung. Tetapi, saya menginstruksikan mereka untuk "mengunyah setiap suapan dengan baik sebanyak 70 kali": Mengunyah dengan baik sangatlah penting, dan tidak hanya bagi orang sakit. Agar dapat menjalankan proses pencernaan dan penyerapan dengan lancar, saya menganjurkan setiap orang, bahkan mereka yang tidak menderita masalah pencernaan apa pun, untuk secara sadar mengunyah setiap suapan 30-50 kali setiap kali makan.

Kesalahan lain yang sering terlihat pada makanan rumah sakit adalah SUSU. Nutrisi utama yang ditemukan dalam susu adalah protein, lemak, glukosa, kalsium, dan vitamin. Susu memang sangat populer karena mengandung banyak kalsium dan dianggap dapat mencegah osteoporosis.

Namun sesungguhnya, tidak ada makanan lain yang lebih sulit dicerna daripada susu. Karena susu adalah zat cair yang encer, sebagian orang meminumnya bagaikan air saat mereka haus. lni sebuah kesalahan besar.

Kasein, yang membentuk kira-kira 80% dari protein yang terdapat dalam susu, langsung menggumpal menjadi satu begitu memasuki lambung sehingga mencernanya menjadi sangat sulit. Terlebih lagi, dalam susu yang dijual di toko, komponen tersebut telah dihomogenisasi.

Homogenesasi berarti meratakan kadar lemak dalam susu dengan cara mengaduknya. Homogenisasi adalah hal yang buruk karena saat susu diaduk, udara ikut tercampur di dalamnya dan mengubah komponen lemak dalam susu itu menjadi zat lemak teroksidasi—yaitu lemak dalam keadaan oksidasi lanjut. Dengan kata tain, susu homogen menghasilkan radikal bebas dan memberikan pengaruh yang sangat buruk bagi tubuh.

Susu yang mengandung lemak teroksidasi kemudian dipasteurisasi dalam suhu tinggi di atas 1000C. Enzim sangatlah sensitif terhadap panas, dan mulai hancur pada suhu 93,30C. Dengan kata lain, susu yang dijual di toko bukan saja tidak mengandung enzim-enzim yang berharga, lemaknya juga telah teroksidasi dan kualitas proteinnya berubah akibat suhu yang tinggi.

Dapat dikatakan, susu adalah jenis makanan yang terburuk.

Malah, saya pernah mendengar bahwa jika Anda memberikan susu yang dijual di toko kepada anak sapi dan bukan susu yang datang langsung dari induk sapi, anak sapi itu akan mati dalam empat atau lima hari. Hidup tidak dapat ditopang dengan makanan yang tidak mengandung enzim.

Susu Menyebabkan Peradangan
Saya pertama kali mengetahui betapa buruknya efek susu bagi tubuh lebih dari 35 tahun lalu, ketika anak-anak saya sendiri menderita dermatitis atopik (radang kulit parah) pada usia enam atau tujuh bulan.
Sang ibu sudah menuruti segala instruksi yang diberikan oleh dokter anak, tetapi betapapun banyaknya perawatan yang mereka terima, radang kulit anak-anak sama sekali tidak membaik.

Lalu, pada usia sekitar tiga atau empat tahun, putra saya mulai mengalami diare parah. Dan pada akhirnya, dia bahkan mulai mengeluarkan darah bersama kotorannya. Setelah memeriksanya dengan endoskop, saya menemukan bahwa si balita menunjukkan tanda-tanda kolitis ulserativa.

Oleh karena tahu bahwa kolitis ulserativa berhubungan erat dengan makanan seseorang, saya pun memfokuskan pada jenis makanan yang biasa dimakan oleh anak-anak. Ternyata, tepat pada saat anak-anak mulai menderita dermatitis atopik, istri saya telah berhenti menyusui dan mulai memberi mereka susu di bawah arahan dokter anak.

Kami pun menyingkirkan semua susu dan produk susu dari makanan anak-anak sejak saat itu. Tentu saja, kotoran berdarah dan diare, bahkan dermatitis atopik, semua menghilang.

Setelah mengalami hal ini, saat menanyakan kepada pasien-pasien saya tentang sejarah kebiasaan makan mereka, saya mulai mengumpulkan daffar lengkap berapa banyak susu dan produk susu yang mereka konsumsi.

Menurut data klinis saya, terdapat kemungkinan besar terbentuknya kecenderungan timbulnya alergi dari mengonsumsi susu dan produk-produk susu. Hal ini sesuai dengan penelitian mengenai alergi baru-baru ini yang melaporkan bahwa jika wanita hamil minum susu, anak-anak mereka cenderung lebih mudah tejangkit dermatitis atopik.

Selama 10 tahun terakhir di Jepang, jumlah pasien penderita dermatitis atopik dan alergi serbuk meningkat secara drastis. Jumlahnya pada saat ini mungkin hampir sebanyak satu dari setiap lima orang. Begitu banyak teori yang berusaha menjelaskan mengapa terjadi peningkatan yang begitu cepat dalam jumlah orang yang menderita alergi, tetapi saya percaya bahwa penyebab paling utama adalah diperkenalkannya susu dalam menu makan siang di sekolah pada awal era 1960 -an.

Susu, yang mengandung banyak zat lemak teroksidasi, mengacaukan lingkungan dalam usus, meningkatkan jumlah bakteri jahat dan menghancurkan keseimbangan flora bakteri dalam usus kita.

Sebagai akibatnya, racun-racun seperti radikal bebas, hidrogen sulfida, dan amonia diproduksi dalam usus.
Penelitian mengenai proses apa saja yang dialami racun-racun ini dan penyakit-penyakit jenis apa saja yang dapat timbul masih berlangsung. Namun, beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa susu tidak hanya menyebabkan berbagai alergi, tetapi juga dihubungkan dengan diabetes pada anak-anak.
Hasil penelitian ini tersedia di Internet, maka saya menyarankan agar Anda membacanya sendiri.

Minum Susu Terlalu Banyak Menyebabkan Osteoporosis
Satu miskonsepsi umum yang terbesar mengenai susu adalah bahwa susu membantu mencegah osteoporosis. Oleh karena jumlah kalsium dalam tubuh kita berkurang seiring dengan usia, kita diberi tahu untuk minum susu yang banyak untuk mencegah osteoporosis. Namun, ini adalah sebuah kesalahan besar. Minum susu terlalu banyak sebenamya menyebabkan osteoporosis.

Pada umumnya, dipercaya bahwa kalsium dalam susu lebih mudah diserap daripada kalsium dalam makanan-makanan lain seperti ikan kecil, tetapi hal ini tidak sepenuhnya benar.
Kadar kalsium dalam darah manusia biasanya terpatok pada 9-10 mg. Namun, saat minum susu, konsentrasi kalsium dalam darah Anda tiba-tiba meningkat. Walaupun sepintas lalu hal ini mungkin terlihat seperti banyak kalsium telah terserap, peningkatan jumlah kalsium dalam darah ini memiliki sisi buruk.

Ketika konsentrasi kalsium dalam darah tiba-tiba meningkat, tubuh berusaha untuk mengembalikan keadaan abnomal ini menjadi normal kembali dengan membuang kalsium dari ginjal melalui urine. Dengan kata lain, jika Anda mencoba untuk minum susu dengan harapan mendapatkan kalsium, hasilnya sungguh ironis, yaitu menurunnya jumlah kalsium dalam tubuh Anda secara keseluruhan.

Dari empat negara susu besar—Amerika, Selandia, Dermark, dan Finlandia—di negara yang hanyak sekali mengonsumsi susu setiap harinya, ditemukan banyak kasus retak tulang panggul dan osteoporosis.

Sebaliknya, ikan-ikan kecil dan rumput laut, yang selama berabad-abad dimakan oleh bangsa Jepang dan pada awalnya dianggap rendah kalsium, mengandung kalsium yang tidak terlalu cepat diserap yang meningkatkan jumlah konsentrasi kalsium dalam darah.

Terlebih lagi, hampir tidak ada kasus osteoporosis di Jepang selama masa rakyat Jepang tidak minum susu.

Bahkan sekarang, Anda tidak mendengar banyak orang menderita osteoporosis dari mereka yang tidak minum susu setiap harinya. Tubuh dapat menyerap kalsium dan mineral yang diperlukan melalui pencernaan udang kecil, ikan, dan rumput laut.
  • Tidak ada makanan lain yang lebih sulit dicerna daripada susu.
  • Kasein, yang membentuk kira-kira 80% dari protein yang terdapat dalam susu, langsung menggumpal menjadi satu begitu memasuki lambung sehingga menjadi sangat sulit dicerna.
  • Komponen susu yang dijual di toko telah dihomogenisasi dan menghasilkan radikal bebas.
  • Susu yang dipasteurisasi tidak mengandung enzim-enzim yang berharga, Iemaknya telah teroksidasi dan kualitas proteinnya berubah akibat suhu yang tinggi.
  • Susu yang mengandung banyak zat lemak teroksidasi mengacaukan lingkungan dalam usus, meningkatkan jumlah bakteri jahat, dan menghancurkan keseimbangan flora bakteri dalam usus.
  • Jika wanita hamil minum susu, anak-anak mereka cenderung lebih mudah terjangkit dermatitis atopik.
  • Minum susu terlalu banyak sebenarnya menyebabkan osteoporosis.

Disalin Oleh : niniekSS
Dari Buku The Miracle Of Enzyme Dr.Hiromi Sinya

Mengapa Obat Anti kanker Tidak Menyembuhkan Kanker?


Pengantar NiniekSS :
Selama ini, kanker kita kenal sebagai penyakit yang mengerikan dan sangat sulit disembuhkan. Ternyata menurut Dr.Hiromi Sinya dalam bukunya "The Miracle Of Enzym", kanker masih bisa disembuhkan dengan terobosan membangun gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang banyak mengandung enzym. Bagaimana caranya agar kita yang terkena kanker masih mempunyai harapan untuk bisa sembuh dari kanker dan hidup sehat lebih lama lagi.

Mengapa Obat Anti kanker Tidak Menyembuhkan Kanker ? Dibawah inilah penjelasan Dr.Hiromi Sinya :

===================================================================

Saya sudah membahas bahaya yang cenderung ditimbulkan oleh obat-obatan terhadap tubuh. Masalah terbesar adalah obat-obatan menguras sejumlah besar enzim pangkal. Dari seluruh obat-obatan yang ada, yang paling keras adalah obat anti kanker.

Dalam praktik kedokteran saat ini, obat-obatan kemoterapi digunakan dalam jangka pendek setelah pembedahan kanker untuk mencegah penyebaran kanker, bahkan jika tidak ada bukti bahwa kanker itu telah menyebar. Obat-obatan kemoterapi bekerja dengan meracuni banyak sel dalam tubuh, baik yang normal maupun yang berbahaya, dengan harapan tubuh akan menumbuhkan kembali sel-sel normal sementara sel-sel yang abnormal, yaitu yang berbahaya, seluruhnya mati.

Oleh karena obat-obatan kemoterapi adalah racun yang mematikan, saya tidak akan menggunakannya kecuali dalam situasi yang benar-benar luar biasa. Contohnya, bahkan jika kanker ditemukan di luar usus besar di dalam kelenjar getah bening, saya tidak akan menggunakan kemoterapi.

Program perawatan saya terdiri dari pertama-tama mengambil bagian yang terserang kanker melalui pembedahan. dan setelah kanker yang terlihat itu diambil, saya mulai menyingkirkan hal yang menurut saya mungkin menyebabkan kanker pada pasien itu. Tentu saja, pertama-tama saya memerintahkan mereka untuk menghindari tembakau dan alkohol, dan berhenti total mengonsumsi daging, susu. dan produk-produk dari susu.

Sambil menjalani Diet dan Gaya Hidup Keajaiban Enzim, saya juga memerintahkan untuk mengubah cara pikir mereka, untuk melatih benak mereka agar menciptakan sebanyak mungkin pemikiran dan perasaan bahagia. Dengan cara ini, program perawatan saya bertujuan mencegah kanker muncul kembali dengan meningkatkan kekebalan tubuh melalui kesehatan fisik dan mental yang lebih baik.

Enzim bertanggung jawab atas perbaikan dan regenerasi sel, mempertahankan sistem kekebalan tubuh dan berbagai aktivitas kehidupan lainnya. Jumlah enzim pangkal di dalam tubuh menentukan apakah sistem kekebalan tubuh berfungsi dengan baik atau tidak.

Saya menganggap bahwa obat-obatan antikanker, seperti kemoterapi, beracun karena pada saat memasuki tubuh obat-obatan tersebut melepaskan radikal bebas yang sangat beracun dalam jumlah besar. Dengan melakukan hal ini, obat-obatan ini membunuh sel-sel kanker di seluruh tubuh. Namun, sel-sel kanker bukan satu-satunya yang terbunuh. Banyak sel normal yang juga mati selama proses itu berlangsung.

Mungkin pepatah lama "kekerasan dibalas dengan kekerasan" yang mendasari cara para dokter yang menggunakan obat-obatan antikanker untuk melaksanakan tugas mereka. Pada saat yang sama, obat-obatan kemoterapi juga dapat dianggap karsinogenik, atau dapat menyebabkan kanker.

Tanpa henti, tubuh manusia bekerja untuk mempertahankan keseimbangan sistem tubuh. ltulah sebabnya, jika sejumlah besar radikal bebas yang sangat beracun terkumpul dalam tubuh, enzim-enzim pangkal di seluruh tubuh berubah menjadi enzim-enzim yang menangkal racun radikal-radikal bebas tersebut. Tubuh berusaha keras menetralisasi kerusakan terbesar yang disebabkan oleh radikal bebas.

Tentunya, banyak orang yang telah berhasil mengatasi kanker dengan kemoterapi, tetapi banyak dari orang-orang ini yang masih muda dan kemungkinan besar masih menyimpan sebagian besar enzim pangkal mereka.

Kadar enzim pangkal berkurang bersamaan dengan bertambahnya usia. 

Tentu saja, terdapat perbedaan antar-individu, tetapi kemo lebih mungkin berhasil pada mereka yang masih muda karena masih ada cukup banyak enzim pangkal yang tersisa untuk membantu tubuh pulih dari stres yang ditimbulkan oleh pengobatan tersebut.

Efek samping yang banyak dikenal dari kemoterapi adalah hilangnya nafsu makan, mual, dan rambut rontok, tetapi saya yakin semua gejala itu muncul karena enzim pangkal dalam jumlah besar tengah digunakan untuk menangkal racun. Jumlah enzim pangkal yang terpakai dalam proses detoksifikasi setelah kemo tentu saja sangat besar.

Jika jumlah enzim pencernaan yang dimiliki seseorang tidak cukup, orang itu mengalami kehilangan nafsu makan. Pada saat yang sama, metabolisme sel melambat karena kurangnya enzim metabolisme dan selaput mukus di lambung, dan usus pun menjadi tidak teratur sehingga menyebabkan rasa mual. Defisiensi enzim metabolisme menyebabkan kulit bersisik, kuku rapuh, dan rambut rontok. (Walaupun terdapat perbedaan kadar keparahan, hal yang sama juga terjadi saat obat-obatan jenis lain memasuki tubuh.)

Obat-obatan tidak dapat menyembuhkan penyakit hingga mendasar. Satu-satunya cara mendasar untuk menyembuhkan penyakit terletak pada gaya hidup kita sehari-hari.

Kanker Tidak Kambuh Lagi
Tumor terbentuk pada saat sel-sel tidak normal berkembang biak dan membentuk kumpulan jaringan. Kumpulan itu mungkin merupakan tumor jinak yang tidak menyebar atau menginfiltrasi bagian-bagian tubuh yang lain, dengan pertumbuhan yang terbatas. Atau, kumpulan jaringan itu mungkin adalah tumor ganas yang menyebar—yaitu kanker.

Jika terdiagnosis oleh kanker, hal pertama yang Anda khawatirkan adalah apakah kanker tersebut telah menyebar. Jika telah menyebar, sulit untuk menyingkirkan seluruh daerah yang terpengaruh melalui pembedahan dan kemudian masih dapat sembuh total.

Metastasis berarti munculnya kanker di hagian-bagian selain dari tempat kanker itu pertama kali muncul. Secara umum, kanker dikatakan telah bermetastasis jika sel-sel kanker berpindah melalui kelenjar getah bening dan pembuluh darah ke organ-organ tempat sel-sel tersebut kemudian berkembang biak. Namun, cara berpikir saya mengenai hal ini sedikit berbeda. Saya percaya bahwa proses berkembang biaknya sel-sel kanker di satu tempat menimbulkan dampak pada organ-organ lain sehingga menyebabkan seluruh tubuh lebih rentan terhadap kanker.

Biasanya, kanker pertama kali ditemukan ketika tumor tumbuh dan memiliki diameter sedikitnya satu sentimeter. Tumor berkembang dari satu sel kanker yang berkembang biak. Untuk membentuk satu tumor diperlukan beberapa ratus juta sel.

Oleh karena itu, diperlukan lebih dari waktu sebentar untuk membentuk sebuah tumor. Kanker adalah sebuah penyakit gaya hidup. Oleh karenanya, munculnya kanker di satu tempat berarti kemungkinan besar ada sel-sel kanker yang belum tumbuh menjadi tumor di bagian tubuh yang lain bagaikan sekumpulan bom waktu yang ditanam di seluruh tubuh Anda.

Yang menentukan bom mana yang akan meledak pertama kali adalah faktor-faktor seperti karakteristik keturunan dan lingkungan tempat tinggal orang tersebut. Bagi orang yang mengonsumsi banyak makanan yang mengandung zat-zat kimia pertanian dan bahan tambahan makanan, hati—yang mengontrol proses detoksifikasi—mungkin menjadi lokasi tempat bom pertama meledak. Bagi orang-orang yang suka makan tidak teratur dan sering minum teh atau minum antasida, bom dalam lambung mereka mungkin akan meledak terlebih dahulu.

Bahkan dengan gaya hidup yang sama, lokasi tempat bom pertama meledak mungkin berbeda, bergantung pada faktor keturunan. Dengan kata lain, kanker bukanlah sebuah penyakit terlokalisasi yang hanya menyerang satu bagian tubuh. Kanker adalah penyakit seluruh tubuh yang mempengaruhi tubuh secara keseluruhan.

Alasan kanker tampak seolah menyebar atau bermetastasis ke seluruh tubuh adalah karena bom-bom yang tertanam dalam tubuh meledak satu demi satu dengan diselingi jeda waktu. Dengan menimbang hal ini, perlu dipertanyakan apakah pembedahan untuk mengangkat area utama yang terserang, termasuk kelenjar getah bening dan pembuluh darahnya, adalah pendekatan yang tepat.

Pembedahan untuk mengangkat kanker dari area utama dianggap berbahaya jika Anda tidak memperhatikan metastasis yang terjadi karena pengambilan itu akan mempercepat tumbuhnya karker yang telah bermetastasis itu di bagian-bagian tubuh yang lain. Namun, hal ini baru benar jika Anda melihat kanker sebagai penyakit seluruh tubuh. Jika Anda mengangkat organ-organ, kelenjar getah bening dan pembuluh darah dari sebuah tubuh , yang sudah tidak banyak memiliki energi, tentu saja fungsi kekebalan tubuh itu akan semakin cepat memburuk.

Dalam contoh kanker usus besar, saya tidak mengangkat messentary untuk mencegah penyebaran kanker ke dalam kelenjar getah bening maupun daerah-daerah lainnya. Saya percaya bahwa lebih banyak kerusakan yang dapat terjadi akibat hilangnya kelenjar getah bening daripada meninggalkan sedikit kanker yang masih menempel.

Dalam ilmu kedokteran modern, dipercaya bahwa kecuali kanker diambil melalui pembedahan organ yang terserang tidak akan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, pengalaman saya tidak mengatakan demikian. Sistem kekebalan tubuh dan kekuatan pengobatan alami dari manusia sepertinya lebih kuat daripada yang dipercaya secara umum. Sebagai buktinya, pasien-pasien saya yang masih memiliki sedikit kanker yang ditinggalkan dalam kelenjar getah bening, tetapi menjalani terapi diet saya, tidak mengalami muncul kembalinya kasus kanker.

Jika Anda memperbaiki cara makan Anda dengan menjalankan Diet dan Gaya Hidup Keajaiban Enzim, enzim pangkal, yang merupakan energi kehidupan akan tersedia dalam jumlah besar.
Pada saat yang sama, berbagai kebiasaan saya hidup yang menyerap enzim pangkal diperbaiki sehingga menghasilkan keuntungan ganda. Jumlah enzim pangkal dikembalikan hingga mencukupi sehingga memperkuat potensi kekuatan kekebalan tubuh dan mengaktifkan sel-sel yang imun untuk menekan munculnya kembali kanker.

Ada satu batasan pada terapi ini. Jika kanker telah berlanjut hingga stadium akhir betapapun banyaknya Anda memperbaiki makanan dan gaya hidup Anda atau diberi berbagai suplemen untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, akan sulit untuk benar-benar mengembalikan fungsi normal tubuh Anda. Ini karena enzim-enzim pangkal Anda telah habis.

Namun, dalam pengalaman klinis saya, bahkan orang-orang yang sepertiga hingga setengah lingkar dalam usus besar mereka terserang kanker, tidak akan terserang kanker kembali dan dapat mengembalikan kesehatan mereka jika setelah kanker awal diangkat, mereka menjalani diet dan kebiasaan makan yang baik dan mengonsumsi suplemen-suplemen dan bukan kemoterapi, agar enzim pangkal mereka dapat bekerja lebih efisien.

Sebagian besar pasien saya biasanya datang untuk periksa rutin, maka saya tidak banyak memeriksa pasien yang menderita kanker stadium lanjut. Namun, di antara pasien kanker yang mempraktikkan Diet dan Gaya Hidup Keajaiban Enzim setelah pembedahan, tidak satu pun dari mereka yang menderita kembali kanker maupun mengalami metastasis. Fakta ini patut  diperhatikan baik-baik.

Nilai Obat-obatan yang Terbatas
Sekali lagi, pada tingkat yang paling mendasar, sebagian besar obat-obatan tidak menyembuhkaan penyakit. Obat-obatan bisa berguna jika terasa sakit yang tak tertahankan atau terjadi pendarahan atau dalam keadaan darurat untuk menekan gejala-gejala yang harus diredakan. Bahkan, terkadang saya menuliskan resep blokade H2 seperti antasida bagi pasien-pasien yang mengalami perdarahan atau rasa nyeri akibat tukak lambung. Namun, saya menasihati pasien saya untuk menahan diri agar tidak mengonsumsi obat-obatan tersebut lebih dari 2-3 minggu. Sementata rasa sakit diredakan oleh obat-obatan tersebut, penyebab tukak lambung pun disingkirkan.

Ada bermacam-macam penyebab tukak, seperti stres serta jumlah, kualitas, atau waktu makan, dan kecuali jika penyebab-penyebab inti tersebut diatasi, obat sebanyak apa pun tidak akan efektif menyembuhkan kondisi ini. Walaupun mungkin sepertinya tukak lambung itu telah disembuhkan sementara dengan obat-obatan peradangan pasti akan terjadi lagi.

Satu-satunya cara mendasar untuk menyembuhkan penyakit apa pun terletak dalam gaya hidup kita sehari-hari. Oleh karena itu setelah penyebabnya disingkirkan dan tukak lambung disembuhkan, untuk mencegah agar tukak itu tidak akan pernah kambuh lagi, sangatlah penting untuk menjalankan kebiasaan makan yang baik secara teratur.

Enzim pangkal tidak diproduksi secara otomatis. Pada saat Anda berhati-hati untuk makan dengan baik dan menjalankan gaya hidup sehat yang tidak menguras enzim, saat itulah hidup memproduksi energi yang dibutuhkan oleh tubuh Anda.

Mengetahui bagaimana membatasi penipisan secara tidak seharusnya enzim pangkal Anda yang berharga adalah rahasia untuk menyembuhkan penyakit dan menjalani hidup berumur panjang dan sehat.

Disalin Oleh : NiniekSS
Dari Buku Dr.Hiromi Sinya :"The Miracle Of Enzyme" 

Catatan Penting :

Anda ingin segera sembuh permanen seperti saya ? Yang lebih dari 15 tahun terkapar merasakan penderitaan sakit maag dengan berbagai keluhan silih berganti bertubi-tubi, namun sekarang Alhamdulillah sudah sehat kembali dan bebas makan apa saja ?


Pelajari kiat-kiatnya dalam Buku Panduan Rahasia Sembuh Sakit Maag Kronis tersebut. Anda akan tahu dimanakah letak kesalahan Anda hingga tak sembuh-sembuh. PESAN SEGERA SEKARANG DISINI ! Agar tak kehabisan karena persediaan sangat terbatas.


Buku yang sangat sederhana ini bukan sekedar membeberkan segala terori. Namun semua yang tertuang didalamnya adalah hasil praktek kesembuhan saya. Dan Alhamdulillah telah banyak yang telah sembuh setelah membaca dan mempraktekkannya. Yuk sembuh seperti saya…

Jumlah Enzim Adalah Kunci Kesehatan

Pengantar NiniekSS :

Selama ini orang banyak mengenal bahwa kunci menjadi sehat adalah makan 4 sehat 5 sempurna, olah raga yang teratur, tidak stress dan berpikir positif. Namun menurut Dr.Hiromi Sinya, ahli usus terkemuka didunia, yang telah menangani kasus tidak kurang dari 370.000 usus manusia didunia, dari hasil riset dan penelitiannya menemukan hal yang lebih mendasar bagi kesehatan manusia, dimana kunci kesehatan manusia terletak pada banyak sedikitnya enzyme yang ada dalam tubuh manusia.

Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa Jumlah Enzyme adalah kunci Kesehatan menurut Dr.Hiromi Sinya ? Ikuti penuturannya dalam bukunya The Miraacle Oe Enzyme dibawah ini :
===================================================================

Sementara membandingkan hasil-hasil dari kuesioner saya dengan berbagai data klinis, saya menemukan adanya satu faktor yang memainkan peran inti dalam menjaga kesehatan seseorang. Faktor tersebut adalah faktor enzim.

Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, "enzim" adalah sebuah istilah umum untuk "katalis protein yang dibentuk di dalam sel-sel makhluk hidup". Singkatnya, enzim adalah sebuah unsur yang diperlukan oleh makhluk hidup agar dapat hidup.

Di dalam hewan maupun tumbuhan, di mana pun terdapat kehidupan, di sanalah Anda akan menemukan enzim. Contohnya, sebuah kuncup tumbuh dari biji tanaman karena adanya enzim yang bekerja. Enzim juga yang bekerja ketika kuncup itu tumbuh menjadi sehelai daun. Aktivitas tubuh kita juga didukung oleh banyak enzim. Pencernaan dan penyerapan, metabolisme sel-sel lama yang digantikan oleh sel-sel baru, penguraian racun dan detoksifikasi, semua adalah hasil fungsi enzim.

Dari sekitar 5.000 jenis enzim yarg bekerja dalam tubuh manusia, terdapat dua kategori luas :
1.    enzim-enzim yang dibuat di dalam tubuh dan
2.    enzim-enzim yang datang dari luar dalam bentuk makanan. Di antara enzim-enzim yang dibentuk di dalam tubuh, sekitar 3.000 jenis dibuat oleh bakteri-bakteri usus.

Satu kesamaan antara orang-orang yang memiliki karakteristik lambung dan usus yang baik adalah bahwa mereka menyantap banyak makanan segar yang mengandung banyak enzim. Hal ini tidak hanya berarti mengonsumsi enzim dari luar, tetapi juga menciptakan lingkungan usus yang kondusif bagi bakteri-bakteri usus untuk memproduksi enzim secara aktif.

Di pihak lain, kesamaan orang-orang yang memiliki karakteristik dan ciri-ciri lambung serta usus yang buruk adalah kebiasaan-kebiasaan gaya hidup yang mempercepat habisnya enzim. Kebiasaan menggunakan alkohol dan tembakau, terlalu hanyak makan, mengonsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan makanan, lingkungan yang menyebabkan stres, dan penggunaan obat-obatan, semua menguras enzim dalam jumlah besar.

Hal lain yang mengonsumsi enzim dalam jumlah besar termasuk di antaranya menyantap makanan basi yang memproduksi racun dalam usus besar, terkena sinar ultraviolet dan gelombang elektromagnetik yang menghasilkan radikal bebas sehingga memerlukan detoksifikasi oleh enzim, dan stres secara emosi.

Yang kita pelajari dari hal ini adalah bahwa perlu dibentuk suatu gaya hidup yang meningkatkan dan bukannya menguras enzim-enzim tubuh Anda. Hal ini menjadi dasar bagi Diet dan Gaya Hidup Keajaiban Enzim.

Jika tubuh memiliki enzim yang banyak, energi untuk hidup dan sistem kekebalan pun meningkat. Hindarilah menguras enzim tubuh Anda—jagalah jumlah enzim yang cukup—dan tubuh Anda akan sehat.

Saat ini, hanya tubuh makhluk hiduplah yang dapat membentuk enzim. Walaupun kita dapat membuat makanan sintetis yang mengandung enzim, misalnya makanan fermentasi mikroorganisme seperti bakterilah yang sesungguhnya membentuk enzim-enzim tersebut. Oleh karena itu, bahkan jika dapat menciptakan suatu lingkungan tempat mikroorganisme dapat membentuk enzim, kita tidak dapat menyintesis dan membuat enzim itu sendiri.

Inilah sebabnya Diet dan Gaya Hidup Keajaiban Enzim menekankan pentingnya makanan. Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, menyantap makanan yang mengandung enzim menciptakan lingkungan usus yang menyebabkan bakteri-bakteri usus dapat memproduksi enzim. Jika setiap makhluk hidup memiliki potensi enzim yang telah ditentukan sebelumnya, menjadi lebih penting bagi kita, yang hidup dalam lingkungan masa kini yang penuh tekanan dan polusi, untuk mengonsumsi dan secara efisien menggunakan enzim yang dibuat oleh makhluk hidup lain.

Intinya : Enzim Pangkal
Walaupun saya membahas "enzim" sebagai satu kata, lebih dari 5.000 jenis enzim dibutuhkan agar manusia dapat menjalankan aktivitas hidup mereka. Banyak jenis enzim yang ada karena setiap enzim hanya memiliki satu fungsi.

Contohnya, enzim pencernaan amilase, yang terdapat dalam air liur, hanya akan bereaksi dengan zat tepung : sementara pepsin, yang terdapat dalam cairan lambung, hanya bereaksi dengan protein.
Jika Anda melihatnya dari sisi ini, sebuah pertanyaan pun muncul : berapa pun banyaknya kita menambah enzim tubuh kita dengan makanan dan bakteri usus, bagaimana kita dapat merasa yakin bahwa kita mengonsumsi jenis enzim yang "tepat", yaitu jenis yang pada saat itu dibutuhkan oleh tubuh kita?

Nyatanya, bahkan jika Anda menyantap makanan yang banyak mengandung enzim, enzim-enzim itu biasanya tidak diserap dan digunakan oleh tubuh manusia secara langsung. Beberapa enzim, seperti yang terdapat dalam lobak daikon dan ubi rambat, bekerja langsung dalam organ-organ pencernaan seperti di mulut dan lambung. Namun, itu merupakan pengecualian. Sebagian besar enzim makanan diurai melalui proses pencernaan dan diserap melalui usus sebagai peptida atau asam amino.

Anda mungkin bertanya-tanya mengapa enzim-enzim ini begitu penting jika Anda tidak dapat menyerap dan memanfaatkannya secara langsung. Akan tetapi, bukan itu inti masalahnya. Data klinis yang telah saya kumpulkan, dengan jelas menunjukkan bahwa orang-orang yang makanannya banyak mengandung enzim juga memiliki enzim tubuh dalam jumlah tinggi.

Lalu, apakah yang terjadi di dalam tubuh untuk memproduksi enzim-enzim ini? Mulai saat ini, saya akan menjelaskan teori saya, yang didasari oleh lebih dari empat puluh tahun praktik kedokteran setiap harinya dan memeriksa beratus-ratus ribu saluran pencernaan. Dengan mengamati data klinis saya, saya membentuk sebuah teori bahwa tentunya ada sebuah prototipe enzim—enzim pangkal yang sering saya sebut enzim "ajaib".

Saya mulai berpikiran bahwa mungkin ada suatu prototipe enzim karena saya perhatikan, ketika sejumlah besar enzim tertentu digunakan di suatu daerah tertentu di tubuh, sepertinya ada kekurangan enzim yang diperlukan di bagian-bagian tubuh yang lain.

Satu contoh mengenai hal ini, yang telah saya nyatakan sebelumnya, adalah ketika alkohol dalam jumlah besar dikonsumsi, sejumlah besar enzim digunakan untuk menguraikan alkohol tersebut dan mengakibatkan kekurangan enzim yang diperlukan untuk pencernaan dan penyerapan di daerah-daerah lain.

Dari hasil pengamatan ini, saya mendapat kesimpulan bahwa beberapa ribu jenis enzim itu tentunya semua berasal dari sebuah prototipe, yang dibuat terlebih dahulu, dan sebagai respons terhadap suatu kebutuhan tertentu, diubah menjadi satu enzim tertentu dan digunakan di mana pun ia dibutuhkan.

Enzim bertanggung jawab atas seluruh fungsi makhluk hidup. Gerakan jari-jari tangan, pernapasan, dan degup jantung Anda, semuanya merupakan aktivitas yang menjadi mungkin berkat kerja enzim. Namun, sistem ini akan menjadi tidak efisien jika setiap enzim yang digunakan untuk suatu aktivitas tertentu diproduksi dalam bentuk finalnya dari permulaan, tanpa memedulikan kebutuhan tubuh yang terus berubah-ubah.

Jika teori saya memang benar, pada saat suatu organ atau bagian tubuh menggunakan persediaan enzimnya secara berlebihan, tubuh akan mengalami kesulitan mempertahankan homeostasis (keseimbangan sistem tubuh), memperbaiki sel-sel, dan menjaga sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem kekebalan tubuh karena organ tersebut menghabiskan enzim pangkal : oleh karena itu, mengakibatkan kekurangan enzim di area-area yang lain.

Alasan lain saya percaya adanya enzim pangkal adalah karena kebiasaan mengonsumsi alkohol, tembakau, atau narkoba akan mengakibatkan tubuh Anda membentuk suatu toleransi terhadap zat-zat ini.
Contohnya, jika Anda minum alkohol. Alkohol diserap dalam lambung dan usus, terkumpul di dalam hati, dan diuraikan oleh enzim-enzim khusus untuk alkohol. Ada beberapa jenis enzim dalam hati yang bekerja untuk tujuan ini. Namun, kecepatan penguraian alkohol sangat berbeda antara satu orang dengan orang yang lain.

Orang-orang yang memiliki metabolisme alkohol yang cepat, memiliki banyak enzim yang tersedia untuk menguraikan alkohol di dalam hati. Orang-orang seperti ini memiliki tingkat toleransi terhadap alkohol yang tinggi. Di pihak lain, orang-orang yang memiliki toleransi rendah terhadap alkohol, memiliki terlalu sedikit enzim yang tersedia untuk menguraikan alkohol.

Namun, bahkan orang-orang yang pada awalnya memiliki toleransi rendah terhadap alkohol dapat meningkatkan toleran itu dan pada akhirnya mampu minum banyak. Ketika hati mengenali bahwa enzim dalam jumlah besar diperlukan, tubuh menyesuaikan diri dan memusatkan enzim-enzimnya untuk metabolisme alkohol.

Dengan cara ini, jumlah enzim yang terdapat pada area tertentu di tubuh berubah jika dibutuhkan. Dan apakah yang menyebabkan hal ini menjadi mungkin? Keberadaan enzim pangkal, yang dapat menjadi jenis enzim apa pun. Saat makanan yang mengandung enzim dikonsumsi, enzim pangkal disimpan dalam tubuh, siap untuk digunakan kapan pun dibutuhkan.

Saat ini, keberadaan enzim pangkal masih merupakan sebuah teori, tetapi saya memilikl bukti-bukti yang mendukung dari data klinis yang telah saya kumpulkan.

Disalin Oleh : NiniekSS
Dari Buku Dr.Hiromi Sinya :"The Miracle Of Enzyme" 

Catatan Penting :

AJAKAN SEMBUH !

Anda ingin segera sembuh permanen seperti saya ? Yang lebih dari 15 tahun terkapar merasakan penderitaan sakit maag dengan berbagai keluhan silih berganti bertubi-tubi, namun sekarang Alhamdulillah sudah sehat kembali dan bebas makan apa saja ?


Pelajari kiat-kiatnya dalam Buku Panduan Rahasia Sembuh Sakit Maag Kronis tersebut. Anda akan tahu dimanakah letak kesalahan Anda hingga tak sembuh-sembuh. PESAN SEGERA SEKARANG DISINI ! Agar tak kehabisan karena persediaan sangat terbatas.


Buku yang sangat sederhana ini bukan sekedar membeberkan segala terori. Namun semua yang tertuang didalamnya adalah hasil praktek kesembuhan saya. Dan Alhamdulillah telah banyak yang telah sembuh setelah membacanya. Yuk sembuh seperti saya…

Semua Obat, Asing bagi Tubuh


Pengantar NiniekSS :
Menurut orang awam pengobatan dengan herbal jauh lebih aman dari pengobatan medis yang biasanya menggunakan obat-obatan kimiawi. Ternyata menurut Dr.Hiromi Sinya, pakar usus dunia dari Jepang, hal ini tidak selamanya benar. Melalui penelitian panjang selama 40 tahun membedah usus manusia, Dr.Hiromi menemukan bahwa semua obat, apakah itu kimia atau bahkan herbal sekalipun, tetap asing bagi tubuh manusia. Bagaimana bisa demikian ? Simak penuturan Dr.Hiromi dalam :"Semua Obat, Asing bagi Tubuh", di bagian Bukunya yang berjudul "The Miracle Of Enzyme" sebagai berikut :

===================================================================

Orang-orang Amerika mengonsumsi obat dengan terlalu enteng. Walaupun kondisi-kondisi tertentu memang perlu untuk diobati, saya percaya bahwa semua obat, baik yang memakai resep maupun tidak, pada dasarnya berbahaya bagi tubuh dalam jangka panjang. Sebagian orang percaya bahwa obat-obatan herbal tidak memiliki efek samping dan hanya bermanfaat, tetapi itu juga salah. Baik produk bahan kimia maupun obat herbal tidak mengubah kenyataan bahwa obat-obatan asing bagi tubuh.

Terakhir kali saya jatuh sakit adalah pada usia 19 tahun, ketika terserang flu. Dengan demikian, saya hampir tidak pernah minum obat seumur hidup saya. Saya bagaikan seseorang yang bertugas memberikan peringatan kepada yang lain. Oleh karena selama beberapa dekade tidak pernah minum obat, tidak mengonsumsi alkohol maupun tembakau, dan hanya makan makanan yang tidak mengandung bahan kimia pertanian maupun bahan tambahan makanan, saya akan mengalami reaksi ekstrem terhadap obat yang saya minum dalam jumlah sekecil apa pun. Contohnya, jika saya menyantap sup miso yang mengandung bumbu-bumbu berbahan kimia, denyut nadi saya meningkat 20 denyut, dan saya dapat merasakan dengan jelas wajah saya memerah. Bahkan jika saya minum secangkir kopi pun, tekanan darah saya meningkat 10 hingga 20 poin.

Belakangan ini, banyak orang seperti saya yang bereaksi terhadap obat-obatan sesedikit apa pun dijuluki "hipersensitif terhadap obat", tetapi saya menganggap ini benar-benar salah kaprah. Tubuh manusia memang seperti ini dalam keadaan alaminya.

Oleh karena kebanyakan orang sering mengonsumsi alkohol, tembakau, kafein, dan soft drink, serta menyantap makanan yang mengandung bahan tambahan makanan dan bumbu-bumbu berbahan kimia, tubuh mereka membangun sebuah toleransi terhadap zat-zat kimia dan oleh karenanya menjadi tidak sensitif terhadap rangsangan.

Namun, karena saya juga seorang dokter, jika memang dibutuhkan, terkadang saya pun menuliskan resep obat-obatan bagi pasien-pasien saya. Selama para dokter terus memberikan resep obat, mereka memiliki tanggung jawab untuk setidaknya memilih obat-obatan yang menimbulkan beban paling ringan bagi tubuh. 

Dengan alasan ini, sebelum menuliskan resep untuk setiap obat baru, biasanya saya selalu menguji coba obat tersebut pada tubuh saya sendiri, yang bereaksi sensitif terhadap obat-obatan. Yang saya lakukan adalah mencoba 1/4 atau 1/8 dari dosis yang dianjurkan dan melihat reaksinya pada tubuh saya. Saya memastikan keamanan obat itu dengan cara bereksperimen pada diri saya sendiri.

Tentu saja, di Amerika efek-efek samping yang dikenal luas dari obat-obatan ditulis secara terperinci. Namun tetap saja, jika tidak mencobanya sendiri, saya tidak akan pernah tahu efek obat itu yang sesungguhnya. Nyatanya, banyak jenis obat menghasilkan reaksi yang tidak tertulis dalam brosur penjelasan mereka.

Dengan cara ini, saya dapat menjelaskan kepada pasien-pasien saya pengalaman saya sendiri dan efek-efek samping yang diketahui secara umum, dan saya menuliskan resep obat itu untuk mereka hanya jika mereka telah paham sepenuhnya.

Namun, beberapa tahun belakangan ini, saya berhenti menggunakan tubuh saya untuk menguji coba efek-efek obat karena sebuah obat tertentu yang saya uji coba pada diri saya pernah menempatkan saya pada kondisi saya pikir saya akan mati. Obat tersebut adalah sebuah obat populer untuk mengatasi gangguan ereksi pada pria.

Pada mulanya, saya mencoba untuk membelah dosis terkecil yang tersedia, yaitu tablet 50 mg, menjadi 1/4 ukurannya. Namun, tablet itu sangat keras dan saya tidak dapat membelahnya, betapapun kerasnya saya mencoba. Kemudian, saya mengikir sedikit obat tersebut, meletakkan bubuknya di ujung jari saya, dan menjilatnya. Walaupun jumlah yang saya telan mungkin tidak mencapai 1/4  bagian dari dosis normalnya, penderitaan yang saya alami sesudahnya benar-benar mengerikan. Jika memikirkannya kembali sekarang, saya benar-benar lega tidak menelannya lebih banyak.

Efek obat tersebut muncul hanya dalam sepuluh menit. Reaksi pertama yang saya alami adalah hidung tersumbat. Kemudian, saya mulai sulit bernapas; wajah saya mulai terasa seolah-olah membengkak. Kesulitan bernapas terus memburuk hingga suatu titik saat saya pikir saya akan tercekik dan mati. Terus terang, mengalami ereksi adalah hal terakhir yang ada dalam pikiran saya saat itu. Pada saat itu, dengan penderitaan dan ketakutan yang mendalam seperti itu, saya hanya dapat berdoa dalam hati agar saya tidak meninggal saat itu juga.

Yang saya pelajari dari hal ini adalah bahwa semakin cepat efek suatu obat muncul, semakin kuat pula racun yang dikandungnya.

Jika memilih obat, harap diingat bahwa obat yang sangat efektif, yang menghilangkan rasa sakit dengan cepat, jauh lebih berbahaya bagi tubuh daripada banyak obat-obatan lain.

Bahkan dengan obat-obatan pencernaan, ada beberapa efek samping yang tak terduga. Contohnya, jika seorang pria sering mengonsumsi antasida seperti blokade 112, ada kemungkinan ia akan mengalami gangguan ereksi .Ada pula data yang menunjukkan penurunan tajam jumlah sperma.

ltulah sebabnya saya tidak melebih lebihkan saat mengatakan bahwa masalah-masalah yang kita temukan terkait dengan kesuburan pria akhir-akhir ini dapat dihubungkan dengan berbagai antasida keras yang ada di pasaran.

Di antara orang-orang yang biasa menerima resep obat-obatan, ada sebagian yang mungkin tidak tahu obat apa yang mereka minum atau efek dan efek samping apa saja yang akan terjadi.

Akan tetapi, obat jenis apa pun akan memberikan suatu tekanan pada tubuh, dan karena itu, penting untuk mengetahui secara pasti risiko apa saja yang mungkin terjadi.

Disalin Oleh : NiniekSS
Dari Buku Dr.Hiromi Sinya :"The Miracle Of Enzyme"

Kanker Perut di Jepang Sepuluh Kali Lipat daripada di Amerika


Pengantar NiniekSS :
Mengapa Kanker Perut di Jepang Sepuluh Kali Lipat daripada di Amerika ? Sedangkan Jepang termasuk bangsa yang sangat selektif dalam memilih makanan, dan pengetahuannya akan kesehatan termasuk melebihi bangsa-bangsa lain di dunia. Bahkan hampir semua produk-produk kesehatan yang berasal dari Jepang adalah produk yang sangat berkualitas, dan masyarakat Jepang sendiripun terkenal dengan bangsa yang memelihara budaya, termasuk menjunjung tinggi makanan alami yang belum diolah.

Sebagai orang yang dilahirkan di Jepang dan kebetulan dikemudian hari menjadi pakar usus paling terkemuka didunia, maka dalam bagian bukunya "The Miracle Of Enzyme", Dr.Hiromi menyoroti hal itu sebagai berikut :
===================================================================

Akibat tekanan sejarah dan kebudayaan Amerika yang mengonsumsi daging, karakteristik usus bangsa Amerika pada umumnya tetap lebih buruk daripada bangsa Jepang. Namun, lambung kebanyakan orang Jepang sesungguhnya jauh lebih buruk daripada lambung orang Amerika.

Setelah memeriksa banyak lambung orang-orang Amerika maupun Jepang, saya menemukan bahwa orang-orang Jepang dua puluh kali lebih mungkin menderita gastritis atrofi, yaitu suatu kondisi mukosa lambung menjadi tipis. Terlebih lagi karena gastritis atrofi meningkatkan kemungkinan timbulnya kanker lambung, angka kanker lambung di Jepang menjadi sepuluh kali lebih tinggi daripada di Amerika.

Baik di Amerika maupun di Jepang, saat ini obesitas merupakan masalah besar. Namun, tidak banyak orang Jepang yang segendut rekan Amerika mereka. Kenyataannya, orang Jepang tidak mampu menjadi segendut itu. Anda bahkan dapat melihat hal ini dalam gulat sumo, yang tugas seorang pegulat sumo adalah menambah berat badan. Tidak ada pegulat sumo Jepang yang memiliki tubuh seperti Konishiki (seorang pegulat sumo Amerika yang lahir di Hawai, yang memiliki berat badan lebih dari 270 kg dan naik ke peringkat kedua tertinggi ozeki dalam sumo Jepang).

Orang Jepang tidak dapat menjadi segendut orang-orang Amerika karena sebelum mencapai titik itu, orang Jepang menderita masalah pencernaan, yang mencegah mereka makan lebih banyak. Dengan kata lain, alasan orang Amerika bisa menjadi jauh lebih besar daripada orang Jepang adalah karena sistem pencernaan mereka lebih kuat.

Saat memeriksa perut-perut dengan menggunakan endoskop, saya menemukan perbedaan yang cukup besar antara orang Jepang dan orang Amerika dalam hal bagaimana mereka merasakan gejala-gejala mereka. Saat memeriksa orang-orang Jepang, walaupun kondisinya mungkin tidak terlalu serius, mereka mengeluhkan rasa sakit di lambung, merasa sangat tidak nyaman, dan heartburn (rasa panas dan nyeri di ulu hati).

Menariknya, saya menemukan bahwa orang-orang Amerika, bahkan ketika mukosa lambung atau kerongkongan mereka meradang hebat, jarang mengeluh sebanyak orang-orang Jepang mengenai heartburn ataupun masalah-masalah lain.

Satu alasan perbedaan seperti ini terjadi adalah banyaknya vitamin A yang ditemukan dalam makanan Amerika. Vitamin A melindungi tidak hanya mukosa lambung, tetapi juga semua selaput mukus, seperti yang terdapat di mata dan batang tenggorokan.

Minyak banyak mengandung vitamin A. Memang dapat dikatakan bahwa menu makan Jepang telah menjadi lebih kebarat-baratan, tetapi volume makanan seperti minyak, mentega, dan telur yang dikonsumsi oleh bangsa Jepang jauh lebih rendah daripada yang dikonsumsi oleh bangsa Amerika.

Jika Anda memikirkan kesehatan seluruh tubuh Anda, jenis-jenis makanan seperti ini memang tidak baik bagi Anda. Akan tetapi, jika Anda memikirkannya hanya dari segi melindungi selaput-selaput mukus di seluruh tubuh, makanan-makanan itu memang memiliki beberapa efek positif.

Satu kemungkinan lain mengenai mengapa bangsa Amerika memiliki sistem pencernaan yang lebih kuat adalah jumlah enzim pencernaan yang dikandung oleh tubuh mereka. Enzim pencernaan menguraikan makanan dan membantu tubuh menyerap nutrisi.

Banyaknya enzim pencernaan yang tersedia menentukan dicerna dan diserapnya makanan. Pencernaan dan penyerapan bergerak maju selangkah demi selangkah, sementara berbagai enzim pencernaan dikeluarkan dalam setiap tahap pencernaan. Tahap-tahap ini dimulai dengan air liur dan bergerak menuju lambung, usus dua belas jari, pankreas, dan usus halus.

Dalam situasi ini, jika setiap organ tubuh menyelesaikan cukup banyak enzim pencernaan, pencernaan dan absorsi akan berjalan dengan lancar. Namun, jika enzim pencernaan yang disediakan tidak cukup banyak, ini akan menyebabkan masalah pencernaan dan meletakkan beban yang lebih berat pada sisa organ yang lain.

Alasan banyak orang Jepang yang mudah merasakan gejala-gejala seperti sakit perut dan ketidak nyamanan, walaupun keadaan perut mereka mungkin tidak buruk, adalah sedari awal mereka memiliki jumlah ezim pencernaan yang lebih sedikit daripada yang dimiliki orang-orang Amerika.

Terlebih lagi, orang-orang Jepang cenderung segera meminum obat sakit perut ketika keadaan perut mereka memburuk, sementara banyak orang Amerika yang tidak melakukannya. Yang diminum oleh orang-orang Amerika adalah suplemen enzim pencernaan.

Suplemen-suplemen ini tidak dijual di pasar Jepang, dan hanya tersedia sesuai resep jika dokter menganggapnya perlu. Di Amerika, enzim pencernaan adalah suplemen yang sangat populer. Suplemen-suplemen ini dapat dibeli di toko-toko makanan kesehatan dan supermarket.

Kenyataannya, menelan obat-obatan untuk menekan sekresi asam lambung justru mempercepat rusaknya lapisan-lambung. Antasida dan obat-obatan lambung yang sangat populer, seperti kombinasi blokade H2 dan penghambat pompa-proton, dipromosikan sangat efektif untuk menekan sekresi asam lambung.

Namun, jika asam lambung dihambat dengan menggunakan obat-obatan, mukosa lambung menyusut, dan hasilnya adalah yang telah saya bahas sebelumnya; yaitu, berlanjutnya penyusutan mukosa lambung, dan kondisi ini dapat menyebabkan berkembangnya kanker lambung.

Jika Anda merasakan sakit atau ketidaknyamanan pada lambung, beri tahu dokter kondisi fisik Anda persisnya dan kemudian mintalah ia menuliskan resep suplemen enzim yang sesuai dengan gejala-gejala yang Anda rasakan. Atau, belilah suplemen-suplemen itu di toko makanan kesehatan, dengan membaca labelnya dengan teliti.

Dengan mengonsumsi suplemen enzim pencernaan, kondisi lambung Anda akan benar-benar terasa membaik.

Disalin Oleh : NiniekSS
Dari Buku Dr.Hiromi Sinya :"The Miracle Of Enzyme"

Heartburn : Peringatan oleh Tubuh


Pengantar NiniekSS :

Sering terjadi pada kita para penderita maag, terjadinya arus balik asam lambung yang keluar dari lambung naik ke tenggorokan yang disebut heartburn. Hal ini sering mengakibatkan sesak nafas, tenggorokan terasa kering, sakit dan bahkan seperti tercekik, dada panas, jantung berdebar-debar dan kecemasan yang luar biasa. Oleh sebagian masyarakat awam hal ini sering disangka sebagai serangan jantung, padahal bukan.

Kandungan asam lambung memang keras, karena untuk menghancurkan makanan dalam pemrosesannya, oleh karena itu oleh Allah SWT dinding lambung dilengkapi dengan lapisan mukosa ( pelapis dinding lambung, agar lambung tidak terkena oleh asam lambung itu sendiri ).

Maag sendiri sebenarnya terjadi akibat menipisnya mukosa lambung sehingga ketika asam lambung mengenai dinding lambung, maka lambung akan terasa sakit.

Heartburn sendiri menurut penjelasan Dr.Hiromi Sinya, pakar usus paling terkemuka didunia, merupakan signal atau peringatan bagi tubuh. Peringatan yang bagaimana? Simak saja berikut ini :

===================================================================

Selama bertahun- tahun, saya perhatikan bahwa pasien-pasien kanker payudara saya sering memiliki karakteristik usus yang buruk, seperti divertikulosis atau kotoran stagnan. Sebelumnya, dipercaya bahwa kanker payudara dan kanker usus besar pada umumnya tidak saling berhubungan. Dari yang telah saya alami dalam praktik saya, sesungguhnya keduanya berhubungan erat.

Para peneiliti berusaha keras menemukan penyebab kanker tetapi, pada kenyataannya, kanker tidak hanya disebabkan oleh satu faktor. Hal ini juga benar untuk penyakit-penyakit lain karena berbagai faktor yang mengelilingi kita—makanan, air, obat-obatan, kurang berolahraga, stres, lingkungan tempat tinggal—secara berbelit-belit semua itu memengaruhi tubuh kita dan menyebabkan berkembangnya penyakit.

Akibat adanya kemajuan dalam berbagai bidang spesialisasi praktik kedokteran, terdapat kecenderungan untuk memperhatikan hanya satu bagian tubuh tertentu pada saat penyakit menyerang. Saat pasien mengeluh menderita heartburn, banyak dokter yang memerintahkan mereka mengonsumsi obat untuk menekan sekresi asam lambung karena percaya bahwa penyebab heartburn adalah "hiperkeasaman lambung". Dengan kata lain, para dokter itu percaya bahwa produksi asam lambung terlalu banyak, dan bahwa kelebihan sekresi ini harus dihambat dengan obat.

Memang benar bahwa jika Anda menghambat sekresi asam lambung, gejala-gejala heartburn akan hilang. Namun, seperti yang telah saya bahas sebelumnya, bentuk pengobatan seperti ini akan menyebabkan kerusakan serius dan menimbulkan tekanan pada seluruh bagian tubuh yang lain.

Saya rasa, pemikiran bahwa heartburn, aliran balik asam dan kesulitan mencerna merupakan akibat dari "hiper-keasaman lambung" adalah salah. Sesungguhnya, tidak ada yang namanya terlalu banyak asam lambung. Asam lambung diproduksi karena diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Mengambil alih mekanisme tubuh yang begitu alami itu dengan obat-obatan, saya percaya, Anda hanya akan memperpendek masa hidup Anda.   

Tubuh manusia terdiri dari sistem yang sangat rumit. yang berada dalam keseimbangan yang rapuh. Sistem ini juga berfungsi dalam masing-masing dari kira-kira 60 triliun sel yang menyusun tubuh manusia. Jika serius akan kesehatan Anda, renungkanlah tubuh Anda dimulai dari tingkat selnya.

Sel-sel kita selalu digantikan oleh sel-sel baru. Sel-sel di beberapa bagian tubuh tergantikan seluruhnya oleh sel-sel baru dalam beherapa hari, sementara di bagian-bagian lain prosesnya dapat memakan waktu hingga beberapa tahun. Pada akhirnya, semuanya akan tergantikan. Sel-sel baru ini terbuat dari air dan makanan yang kita makan sehari-hari. Berdasarkan hal ini, kita dapat mengatakan bahwa kualitas makanan dan air yang kita konsumsi menentukan kesehatan kita.

Oleh karena itu, sistem pencernaan, yang menyerap makanan dan air, adalah fondasi tubuh kita.

Jika kualitas makanan dan airnya buruk, sistem pencernaan kitalah yang menderita pertama kali. Kemudian, unsur-unsur buruk yang terserap diangkut melalui pembuluh darah ke semua sel di seluruh tubuh. Tidak peduli betapapun buruknya bahan-bahan penyusun itu, sel-sel hanya dapat menggunakan bahan-bahan yang dikirimkan tersebut untuk membentuk sel-sel baru. Dengan demikian, kualitas makanan dan minuman menentukan kesehatan seluruh tubuh.

Setelah menentukan bahwa karakteristik usus dan lambung mencerminkan kondisi kesehatan seluruh tubuh, saya meminta pasien-pasien saya untuk mengisi kuesioner mengenai jenis makanan dan gaya hidup mereka. Hal ini agar saya dapat mempelajari apa yang baik dan buruk bagi tubuh tanpa dipengaruhi oleh "pengetahuan umum" yang saya miliki hingga saat itu. Saya dapat mengambil keputusan saya sendiri dengan mengamati hasil-hasil klinis saya. Yang terjadi dalam tubuh-manusia berbeda dengan yang terjadi dalam percobaan di laboratorium. Satu-satunya cara untuk mengungkapkan kebenaran adalah dengan menanyakannya langsung kepada tubuh Anda.

Disalin Oleh : NiniekSS
Dari buku Dr.Hiromi Sinya :"The Miracle Of Enzyme"
Back To Top